Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) kembali ditutup melemah pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) naik sebesar 6 basis poin menjadi 6,70%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik sebesar 5 basis poin ke level 6,85%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 4 basis poin ke level 6,86%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini telah melewati batas atas dari estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,64%-6,84%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp28,0 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp11,7 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp5,7 triliun dan Rp4,5 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,0 triliun.
Data DJPPR menunjukkan total incoming bid pada lelang SUN kemarin mencapai Rp29,6 triliun, lebih rendah dibandingkan lelang SUN sebelumnya yang mencapai Rp44,3 triliun.
Dari kedelapan seri yang ditawarkan, total amount awarded oleh Pemerintah sebesar Rp18,9 triliun, di bawah target indikatif sebesar Rp22 triliun.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,3%, bergerak dari level Rp15.724/US$ di hari Senin menjadi Rp15.771/US$.
Dari eksternal, US Bureau of Labor Statistics melaporkan, bahwa job openings per akhir September 2024 sebesar 7,4 juta pekerjaan, lebih rendah dibandingkan estimasi para ekonom yang disurvei Reuters sebesar 8 juta pekerjaan.
Angka tersebut juga lebih rendah dibandingkan job openings di bulan Agustus yang telah direvisi turun menjadi 7,9 juta pekerjaan dari 8,0 juta pekerjaan yang sebelumnya dilaporkan.
Dibandingkan data historikal, level tersebut merupakan yang terendah sejak Januari 2021 silam.
Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung netral bagi pasar obligasi.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun dan 10-tahun masing-masing bertahan di level 4,11% dan 4,28%.
Sementara Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun tipis sebesar 1bp menjadi 68bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, kami melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0071, FR0104, FR0082, FR0087, FR0068, FR0080, FR0098,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Rabu (30/10).
https://pasardana.id/news/2024/10/30/analis-market-30102024-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/
Beritamu.co.id - Broker yang menjadi bagian dari Doo Group, Doo Financial, berekspansi ke Indonesia…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pertemuan bilateral dengan Financial Supervisory Service (FSS)…
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…