Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Dow Jones Industrial Average naik pada perdagangan hari Kamis (17/10/24) ke rekor penutupan keempatnya dalam 5 sesi terakhir, didukung data Penjualan Ritel bulanan yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan konsumen AS masih punya daya beli yang sehat, serta adanya proyeksi optimis dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC), pembuat chip terbesar di dunia mengangkat saham pembuat chip pada sektor Teknologi.
Saham pembuat chip yang terdaftar di AS melonjak 9.8%, sementara emiten favorit sektor kecerdasan buatan dan pelanggan TSMC yaitu Nvidia naik 0.9%.
Optimisme menyebar ke saham chip lainnya, mengirim indeks Philadelphia SE Semiconductor yang lebih luas memanjat 1% lebih tinggi.
MARKET SENTIMENT :
– Penjualan Ritel AS meningkat 0.4% pada bulan September, sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan 0.3%, sementara klaim pengangguran mingguan turun secara tak terduga ke angka 241 ribu , dari 260 ribu pada pekan sebelumnya. Walau Industrial & Manufacturing Production (Sept) jeblok lebih rendah dari perkiraan, data di atas terbilang masih mengkonfirmasi pertumbuhan yang sehat dalam ekonomi terbesar di dunia, sementara publik tetap mempertahankan 89,4% taruhan atas penurunan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Federal Reserve berikutnya, menurut CME FedWatch.
– Awal yang cukup optimis untuk musim pendapatan kuartal ketiga, data ekonomi yang kuat, dan The Fed memulai siklus pelonggaran kebijakannya telah mendorong Dow Jones Industrial Average dan S&P500 ke rekor tertinggi dalam beberapa sesi terakhir, di mana S&P500 telah mendekati angka psikologis penting 6,000. S&P 500 dan NASDAQ Composite ditutup flat, sementara DJIA naik 161.35 poin, atau 0.37%, menjadi 43,239.05. Di kala Dow naik untuk hari kedua berturut-turut, indeks kapitalisasi kecil turun. Russell 2000 turun 0.3% dan S&P Small Cap 600 turun 0.2%, sehari setelah ditutup pada level tertinggi dalam hampir 3 tahun.
– WHAT TO EXPECT TODAY : Building Permits & Housing Starts (Sept), serta beberapa comments dari pejabat The Fed seperti Bostic, Kashkari, & Waller.
FIXED INCOME & CURRENCY : YIELD US TREASURY merangkak naik, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun bertambah 7.5 basis poin menjadi 4.091%. US DOLLAR berada pada posisi terkuatnya dalam 2.5 bulan dan mendaki naik 12 hari selama 14 hari perdagangan terakhir.
MARKET ASIA : Para investor bersiap untuk serangkaian data ekonomi papan atas hari Jumat ini yang mencakup : INFLASI JEPANG dan highlight utama adalah GDP CHINA. Indikator ekonomi China lainnya – Retail Sales bulan September, harga rumah, Industrial Production, pengangguran, dan investasi – juga akan dirilis. Namun semua mata akan tertuju pada pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga dan seberapa dekatnya dengan angka 5.0% yang merupakan target Beijing untuk tahun 2024, tetapi sebagian besar analis mengatakan angka tersebut belum mampu dicapai saat ini. Gelombang stimulus fiskal yang diumumkan baru-baru ini datang terlambat untuk mendorong pertumbuhan tahun ini tetapi telah mendorong beberapa ekonom untuk menaikkan perkiraan mereka untuk tahun 2025. Secara keseluruhan, analis tetap cukup pesimis, konsensus mereka dalam polling Reuters menyebutkan bahwa PDB hanya tumbuh 4.5% pada kuartal ketiga secara tahunan, melambat dari 4.7% pada kuartal sebelumnya. Untuk tahun 2024 secara keseluruhan, mereka memperkirakan ekonomi tumbuh sebesar 4.8%, di bawah target pemerintah, dan memperkirakan perlambatan lebih lanjut tahun depan menjadi 4.5%. Adapun para investor telah menyadari bahwa dukungan fiskal, moneter, dan likuiditas dari pemerintah China, betapa pun berhasilnya, akan membutuhkan waktu untuk membuahkan hasil. Hal ini mungkin telah tercermin dalam penurunan ketiga berturut-turut pada saham China di hari Kamis – indeks saham unggulan Shanghai turun 15% dari puncaknya pada 8 Oktober, meskipun masih naik sekitar 18% sejak langkah stimulus pertama diluncurkan bulan lalu.
– JEPANG pagi ini telah merilis angka inflasi September, dengan National Core CPI keluar di angka 2.4% yoy ; walau lebih tinggi 0.1% dari perkiraan 2.3%, namun benar perkiraan para ekonom bahwa mereka memprediksi perlambatan yang nyata dari 2,8% pada bulan Agustus. Itu akan menjadi penurunan bulanan terbesar sejak Februari tahun lalu. Hal ini juga akan mendukung pemikiran BANK OF JAPAN yang lebih menyukai pendekatan yang berhati-hati untuk memperketat kebijakan moneter. BOJ diperkirakan akan menunda kenaikan suku bunga lagi tahun ini, menurut sebagian kecil ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang dipublikasikan minggu ini, meskipun hampir 90% masih memperkirakan suku bunga akan naik pada akhir Maret. Keputusan itu juga mungkin didasari oleh kenyataan pertumbuhan Ekspor – Impor Jepang bulan Sept anjlok di bawah perkiraan, membuktikan ekonomi butuh lebih banyak insentif ketimbang pengetatan.
MARKET EROPA : Bicara tentang Inflasi, EUROZONE CPI (Sept) keluar di angka 1.7% yoy, 0.1% lebih rendah dari konsensus 1.8%, dan berhasil melandai dari bulan sebelumnya 2.2%. Data ini menjustifikasi langkah ECB segera turunkan suku bunga di hari yang sama kemarin Kamis, dari 3.65% menjadi 3.40%.
KOMODITAS: Harga MINYAK mentah naik tipis pada hari Jumat, didukung oleh penurunan mengejutkan dalam stok minyak AS dan KONFLIK TIMUR TENGAH yang memanas, tetapi harga menuju kerugian mingguan terbesarnya selama lebih dari sebulan karena masih adanya kekhawatiran akan demand yang lesu. Harga BRENT naik 0.2%, menjadi USD 74.61 / barel sementara minyak mentah US WTI berada pada level USD 70.84 / barel, menguat 0,2%. Kedua kontrak ditutup lebih tinggi pada hari Kamis untuk pertama kalinya dalam 5 sesi setelah data dari Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan AS turun di minggu lalu. Namun, produksi minyak mentah AS mencapai rekor tertinggi 13.5 juta barel per hari minggu lalu, menurut data EIA yang sama, menambah kekhawatiran tentang meningkatnya pasokan saat produksi Libya kembali berlanjut dan saat OPEC+, berencana untuk menghentikan pemangkasan produksi sukarela di tahun 2025. Sepekan ini Brent dan US WTI sudah merosot sekitar 6%, penurunan mingguan terbesar sejak 2 September, setelah OPEC dan Badan Energi Internasional memangkas perkiraan mereka untuk permintaan minyak global pada tahun 2024 dan 2025 dan meredanya kekuatiran mengenai potensi serangan balasan Israel terhadap infrastruktur energi Iran.
IHSG merangsek naik 86.1pts / +1.13% mengamankan diri ke level 7735, menjauhkan posisi IHSG dari potensi konsolidasi lanjutan, dan mengubah arah perjalanan ke utara kembali menuju level All-Time-High di kisaran 7800-7900.
Analis NH Korindo Sekuritas melihat sentimen positif dalam negeri yang semakin terbentuk dari susunan kabinet Presiden baru Prabowo tampaknya membawa angin segar, di satu sisi juga mengundang dana asing kembali masuk ke market sebesar IDR 1.20 triliun (RG market), setelah index mover kemarin didominasi oleh saham-saham bank besar dan bluechips old-school lainnya. Posisi nilai tukar RUPIAH stabil di angka 15490 / USD berkat keputusan RDG BI baru-baru ini.
“IHSG diprediksi mencapai area resistance berikutnya, potensi pullback kecil,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Jumat (18/10).
https://pasardana.id/news/2024/10/18/analis-market-18102024-ihsg-diprediksi-mencapai-area-resistance-berikutnya/
Beritamu.co.id - Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, IHSG di tutup melemah 1,29% ke level…
Beritamu.co.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa untuk…
Beritamu.co.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis Pengumuman perihal Sanksi terhadap Perusahaan Tercatat…
Beritamu.co.id - Harga minyak dunia naik pada Kamis (14/11/2024) dipicu penurunan persediaan bahan bakar…
Beritamu.co.id - Pemerintah komitmen dalam mendukung keberlanjutan sektor persusuan Indonesia, yakni dengan mewajibkan industri…
Beritamu.co.id - Riset harian MNC Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (14/11), secara teknikal, IHSG kembali…