Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak variatif pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) naik sebesar 1 basis poin menjadi 6,43%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) juga naik sebesar 1 basis poin menjadi 6,67%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 1 basis poin menjadi 6,69%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range minggu ini, yaitu di kisaran 6,51%-6,78%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp11,9 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp20,1 triliun.
FR0103 dan FR0100 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp2,3 triliun dan Rp1,0 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,8 triliun.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,31%, bergerak dari level Rp15.630/US$ di hari Rabu menjadi Rp15.678/US$.
Dari eksternal, Buraeu of Labor Statistics AS melaporkan bahwa pada bulan September 2024, consumer price index (CPI) di AS meningkat sebesar 0,2% month-over-month, sejalan dengan dua bulan sebelumnya dan sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,1% oleh para ekonom yang disurvei Reuters.
Core consumer prices, yang tidak termasuk harga makanan dan energi, meningkat sebesar 0,3%, lebih cepat dari inflasi 0,2% pada bulan sebelumnya.
Secara tahunan, laju inflasi melambat menjadi 2,4%, yang merupakan level terendah sejak Februari 2021, meskipun sedikit di atas perkiraan sebesar 2,3% oleh para ekonom yang disurvei Reuters.
Core inflation tahunan meningkat menjadi 3,3%, lebih cepat dibandingkan angka 3,2% sebelumnya.
Head of Fixed Income BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe menilai, indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif, tergambar dari level yield US Treasury (UST) yang masih relatif tinggi.
Yield curve UST 5-tahun bertahan di 3,91%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 3bp menjadi 4,09%.
Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia masih bertahan di 69bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0084, FR0037, FR0078, FR0068, FR0080, FR0045, FR0075,” sebut Amir Dalimunthe dalam riset Jumat (11/10).
https://pasardana.id/news/2024/10/11/analis-market-11102024-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…
Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…