Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Dow Jones Industrial Average membukukan rekor penutupan tertinggi pada perdagangan hari Jumat (04/10/24) dan NASDAQ berakhir dengan kenaikan lebih dari 1% didukung laporan Nonfarm Payroll yang lebih kuat dari perkiraan meyakinkan para investor yang khawatir bahwa ekonomi AS masih jauh dari resesi.
Sentimen pasar di atas mengerek naik saham-saham berkapitalisasi kecil dan sektor keuangan, dengan indeks Russell 2000 naik 1,5% dan indeks keuangan S&P 500 naik 1,6%.
DJIA menguat 341,16 poin, atau 0,81%, ke level 42.352,75 ; S&P terapresiasi 0,90%, sedangkan NASDAQ Composite melonjak 1,22%.
Secara mingguan, ketiga indeks utama Wall Street tersebut hanya mencatat sedikit kenaikan sekitar 0.1% – 0.2% menyusul kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
MARKET SENTIMENT :
– US NONFARM PAYROLL menyatakan bahwa penciptaan lapangan kerja di AS untuk sektor publik meningkat 254ribu pada bulan September adalah jumlah tertinggi dalam 6 bulan (jauh tinggi dari prediksi 147 ribu), dan Tingkat Pengangguran pun turun menjadi 4,1%. Walau ini adalah kejutan yang bagus, namun di satu sisi dapat memperlambat laju pemotongan suku bunga The Fed. Menanggapi data tsb, Morgan Stanley mengeluarkan statement bahwa mereka mengharapkan pemotongan suku bunga sebesar 25bps masing-masing pada pertemuan FOMC bulan November dan Desember. Wells Fargo juga meyakini perekonomian AS akan menjalani skenario soft-landing ketimbang resesi . Presiden Chicago Fed sendiri Austan Goolsee mengapresiasi laporan NONFARM PAYROLL dan mengatakan masih tepat bagi The Fed untuk menurunkan banyak suku bunga selama 12 hingga 18 bulan ke depan. Dengan demikian, para pelaku pasar mengurangi taruhan atas pengurangan 50 basis poin pada rapat Federal Reserve tanggal 6-7 November. Para investor sekarang memperkirakan peluang hanya 8% dari pemotongan suku bunga 50 bps, merosot jauh dari sekitar 31% sebelumnya pada hari Jumat, menurut CME FedWatch Tool. Adapun The Fed telah memulai siklus pelonggaran moneter bulan lalu dengan pemangkasan Fed Fund Rate sebesar 50 basis poin.
– KONFLIK TIMUR TENGAH : Indeks Energi S&P naik 1,1% pada hari Jumat seiring naiknya harga Minyak. Dengan Konflik Timur Tengah, indeks tersebut melonjak 7% selama seminggu dalam persentase kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober 2022. Hal tersebut dipicu oleh komentar Presiden AS Joe Biden yang mengatakan bahwa jika dia berada di posisi Israel, dia akan memikirkan alternatif untuk menyerang ladang minyak Iran, seraya menambahkan pemikirannya pikir bahwa Israel belum menyimpulkan bagaimana menanggapi rentetan rudal Iran di minggu lalu.
– MUSIM LAPORAN KEUANGAN : Pengumuman laba kuartal ketiga untuk perusahaan S&P 500 diharapkan akan dimulai secara tidak resmi minggu ini . Pelaku pasar menyoroti laporan perusahaan keuangan besar seperti JP Morgan Chase, Wells Fargo, dan BlackRock yang akan dirilis 11 Oktober. Investor yang optimis berharap kinerja mereka akan dapat menjustifikasi valuasi yang semakin tinggi di pasar saham. Adapun S&P 500 telah meroket 20,6% sepanjang tahun ini.
– PEMOGOKAN PEKERJA PELABUHAN AS tampaknya akan berakhir setelah serikat pekerja mereka dan kelompok yang mewakili perusahaan pelayaran laut besar mencapai kesepakatan, yang mana diharapkan akan menghasilkan kenaikan upah sekitar 62% selama 6 tahun.
KOMODITAS : Harga MINYAK MENTAH menguat pada hari Jumat dan ditutup dengan kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari setahun dipicu meningkatnya ancaman PERANG di seluruh KAWASAN TIMUR TENGAH, meskipun kenaikan tersebut terbatas karena Presiden AS Joe Biden mencegah Israel menargetkan fasilitas minyak Iran. Harga minyak sempat melonjak 2% namun ditutup lebih rendah; di mana minyak mentah BRENT naik 43 sen, atau 0,6%, menjadi USD 78,05 / barel, sementara US WTI terangkat 67 sen, atau 0,9%, ke level USD 74,38 / barel. ISRAEL telah bersumpah untuk menyerang IRAN karena meluncurkan rentetan rudal ke Israel pada hari Selasa , setelah Israel membunuh pemimpin Hizbullah yang didukung Iran seminggu yang lalu. Peristiwa tersebut membuat analis minyak memperingatkan tentang potensi eskalasi perang yang lebih luas di Timur Tengah. Pada hari Kamis, harga acuan minyak melonjak lebih dari 5% setelah Biden mengonfirmasi bahwa AS sedang berunding dengan Israel mengenai apakah negara itu akan mendukung serangan terhadap infrastruktur energi Iran. Secara mingguan, minyak mentah Brent melonjak lebih dari 8%, tertinggi dalam seminggu sejak Januari 2023. US WTI panas mendidih 9,1% sepekan terakhir , tertinggi sejak Maret 2023.
Sementara itu dari sudut komoditas lain, harga EMAS dunia tergelincir 0.3% pada penutupan perdagangan Jumat, ke level USD 2647.52 / ounce , akibat data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan, mendongkrak US DOLLAR sehingga memupus harapan pemotongan suku bunga yang lebih agresif dari The Fed bulan depan. Padahal pekan lalu harga Emas sempat menyentuh rekor tertinggi di USD 2685.42. Alasan penguatan USD yang sama juga membuat harga Minyak kembali menciut karena tingginya US DOLLAR bisa menyurutkan minat beli negara non-AS.
Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas memperingatkan para investor / trader IHSG sepertinya perlu memikirkan kemungkinan IHSG masih harus resort ke Support 7400 setelah pekan lalu gagal mempertahankan IHSG di atas level Support 7500 apalagi stay di atas support lower channel 7550, yang telah mendukung uptrend ini sejak bottom June.
Posisi Closing Jumat kemarin 7496 setelah jatuh 47.7 pts / -0.63% juga confirm di bawah support penting MA50. IHSG tampaknya tak kuasa menahan gempuran arus jual asing yang telah mendera selama sepekan terakhir sebesar IDR 5.07 triliun (RG market), menjadikan Foreign Net Buy YTD tinggal tersisa IDR 216.62 milyar saja.
Tak pelak, posisi nilai tukar RUPIAH semakin merosot ke 15480 / USD, terlebih setelah laporan Nonfarm Payroll AS keluar di penghujung pekan lalu.
Larinya dana asing ini diperkirakan masih menuju bursa China & Hong Kong yang menguat hebat pekan lalu didorong oleh sentimen stimulus yang digelontorkan pemerintah China, walau potensi eskalasi Konflik Timur Tengah tetap menghantui.
“IHSG diproyeksi tertekan,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Senin (07/10).
https://pasardana.id/news/2024/10/7/analis-market-07102025-ihsg-diproyeksi-tertekan/
Beritamu.co.id - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P. Roeslani,…
Beritamu.co.id - Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko menginformasikan tiket kereta api…
Beritamu.co.id - Jap Astrid Patricia selaku Komisaris PT Prima Globalindo Logistik Tbk (IDX: PPGL)…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Lembaga Keuangan…
Beritamu.co.id - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) kembali hadir dalam KPR BRI Property…
Beritamu.co.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) (IDX: DOID), melalui anak…