Beritamu.co.id – Riset harian fixed income MNC Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup melemah pada perdagangan sesi terakhir pekan lalu.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) naik sebesar 4 basis poin menjadi 6,37%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik sebesar 10 basis poin menjadi 6,64%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 11 basis poin menjadi 6,65%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp20,2 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp32,1 triliun.
FR0100 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp5,3 triliun dan Rp3,3 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp4,6 triliun.
Di sisi lain, Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan beli neto oleh investor asing sebesar Rp0,57 triliun berdasarkan data transaksi tanggal 30 September – 3 Oktober 2024.
Beli neto tersebut terdiri dari beli neto sebesar Rp6,13 triliun di pasar SBN, jual neto sebesar Rp4,36 triliun di pasar saham, dan jual neto sebesar Rp1,20 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Laporan tersebut juga menunjukkan berdasarkan data setelmen year-to-date per 3 Oktober 2024, nonresiden telah mencatatkan beli neto Rp36,42 triliun di pasar SBN, beli neto Rp49,92 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp191,75 triliun di SRBI.
Selain itu, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,37%, bergerak dari level Rp15.429/US$ di hari Kamis menjadi Rp15.485/US$.
Dari eksternal, per posisi Jumat, indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif bagi pasar obligasi, tercermin dari lonjakan yang terjadi pada yield US Treasury (UST).
Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 19bp menjadi 3,81%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 13bp menjadi 3,98%.
Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia masih bertahan di level 69bp.
Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun telah meningkat sebesar 23bp.
Sementara itu, Rupiah mencatatkan pelemahan mingguan sebesar 2,38% terhadap US$.
Sedangkan CDS 5-tahun Indonesia tidak berubah dibandingkan levelnya pada pekan sebelumnya.
Sejalan dengan peningkatan yield UST dan pelemahan Rupiah, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) mencatatkan peningkatan mingguan sebesar 18bp menjadi 6,65%.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Untuk periode 7 – 11 Oktober 2024, kami memperkirakan yield curve SUN 10-tahun akan berada di kisaran 6,51-6,78%. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0086, FR0047, FR0071, FR0100, FR0068, FR0080, FR0098, FR0050,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (07/10).
https://pasardana.id/news/2024/10/7/analis-market-07102024-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/
Beritamu.co.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (14/11), IHSG ditutup turun -1,29%…
Beritamu.co.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, tren pelemahan harga Surat Utang…
Beritamu.co.id - Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks berjangka S&P 500 hampir datar…
Beritamu.co.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (14/11), IHSG ditutup melemah…
Beritamu.co.id - Hadi Suhermin selaku Direktur Utama dan juga Pengendali PT Sarana Mitra Luas…
Beritamu.co.id - Industri kreatif merupakan salah satu sektor usaha yang cukup banyak digeluti oleh…