Beritamu.co.id – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui bahwa minimnya penyerapan beras hasil produksi petani lokal karena berkaitan dengan tingginya harga pasar dan rendahnya kualitas beras yang ditawarkan petani.
Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (4/9), Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan realisasi pengadaan beras, baik dalam negeri maupun luar negeri, hingga 2 September sudah mencapai 3,56 juta ton.
Rinciannya, realisasi pengadaan beras dalam negeri mencapai 1,01 juta ton, yang terdiri dari cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 625.536 ton dan komersial 391.714 ton. Sedangkan realisasi pengadaan beras dari luar negeri mencapai 2,54 juta ton.
“Nomor satu pengadaan pastinya dalam negeri, tapi ada saat dalam negeri tidak bisa kita ambil, karena akan mendorong naiknya harga beras di dalam negeri. Maka kita dengan sangat terpaksa pengadaan luar negeri,” ujar Arief.
Dia menjeladkan, di sisi lain berkaitan dengan Harga Pokok Penjualan/Pembelian (HPP) beras yang berlaku saat ini, yaitu Rp 11.000 per kg.
Arief menilai Bulog tidak memiliki kapasitas untuk dapat menyerap beras produksi dalam negeri dengan jumlah yang banyak. Sementara, langkah menaikkan HPP beras juga bukan solusi yang patut untuk diteken.
“Tapi jangan sampai juga kita naikkan harga (serapan) di Bulog, misalnya Rp 12.500 (per kg) tapi produksinya di bawah itu artinya akan mengangkat harga saja, karena tidak akan ada yang bisa diserap. Sehingga kami mengusulkan minimal produksi (komoditas berkarbohidrat) setara beras adalah 35 juta ton,” terang dia.
Dirinya bilang, langkah pemerintah untuk memenuhi kebutuhan nasional beras dilakukan dengan melakukan pengadaan luar negeri atau impor. Penyerapan Bulog dari produksi dalam negeri saat ini sebesar 833 ribu ton, sementara penugasan impor tahun ini mencapai 3,6 juta ton.
“(Penyerapan Bulog) sekitar 833 ribu dalam negeri, sisanya adalah pengadaan luar negeri sesuai penugasan tahun ini 3,6 juta ton,” tambah Arief.
Arief melanjutkan, bahwa penyebab kenaikan kuota impor beras tahun ini menjadi 3,6 juta ton. Kata dia, kenaikan importasi beras berkaitan erat dengan jumlah yang dapat diproduksi dalam negeri sedangkan penurunan produksi akan membuat selisih konsumsi dan produksi semakin besar.
“Dari sini perlu disampaikan selisih produksi dan konsumsi 2024 selisihnya sampai dengan Oktober dibanding tahun lalu defisit 1,6 juta ton. Jadi tahun lalu kita impor 2 juta ton, hari ini 3,6 juta ton ini angkanya memang mendekati projection (proyeksi). Karena kita sepakat menggunakan early warning system,” jelas Arief.
Arief pun kemudian mengutip data Kerangka Sampel (KSA) dari Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Juli 2024 update per 22 Agustus. Dia membeberkan adanya selisih produksi dan konsumsi beras pada Januari hingga Oktober 2024.
Dimana, dari Data KSA BPS tersebut, Indonesia memproduksi 26,93 juta ton beras turun 1,41 juta ton atau 4,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, dari sisi konsumsi dari Januari-Oktober 2024 tercatat sebanyak 25,74 ton, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 25,49 ton.
Kemudian, selisih antara produksi dan konsumsi Januari-Oktober 2024 terdapat surplus sebesar 1,56 juta ton. Jumlah ini berkurang dari surplus produksi dan konsumsi sepanjang Januari-Oktober 2023 yang sebesar 2,85 juta ton. Sehingga ada defisit sebesar 1,66 juta ton.
“Cadangan pangan pemerintah menjadi penting tidak boleh terlambat dan saya rasa Bulog menyiapkan dengan baik, mengenai proyeksi kita harus duduk dengan Mentan apakah 3 bulan terakhir dan 2 bulan di awal tahun bisa diatas konsumsi atau tidak,” tandasnya.
https://pasardana.id/news/2024/9/5/bapanas-beberkan-kenapa-bulog-tidak-serap-beras-petani-lokal-malah-pilih-impor/
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Lembaga Keuangan…
Beritamu.co.id - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) kembali hadir dalam KPR BRI Property…
Beritamu.co.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) (IDX: DOID), melalui anak…
Beritamu.co.id - PT Unilever Indonesia Tbk (IDX: UNVR) menyampaikan Laporan Informasi atau Fakta Material…
Beritamu.co.id - Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (IDX:…
Beritamu.co.id - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) (IDX: EXCL) telah menyiapkan jaringan untuk…