Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (19/7/2024) : IHSG Berpotensi Menguat

ANALIS MARKET (19/7/2024) : IHSG Berpotensi Menguat

9
0

Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks saham global turun ke teritori negatif pada perdagangan hari Kamis (18/7) dipicu aksi jual pada saham-saham Teknologi yang overvalue merembet ke seluruh pasar; sementara DOLLAR INDEX berbalik menguat setelah data ekonomi AS yang dirilis di atas ekspektasi.

Para investor tampaknya telah fully price-in semua berita baik, termasuk ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga di bulan September dan bahwa resesi kemungkinan akan terhindarkan.

Antisipasi atas komentar lebih lanjut dari kandidat presiden Partai Republik, Donald Trump, pada hari Kamis (18/7) di Konvensi Nasional Partai Republik dapat menambah kegelisahan pasar, di mana Trump dicurigai akan meningkatkan pengenaan tariff yang tidak friendly dengan perusahaan Teknologi, demikian menurut Goldman Sachs. S&P 500 turun 0,8%, dan NASDAQ Composite drop 0,7%, Dow Jones Industrial Average anjlok 533 poin, atau 1,3%.

Pelemahan ini terjadi di tengah-tengah serangan volatilitas baru karena VIX, atau yang disebut “indeks ketakutan di WallStreet”, melonjak 10% ke level tertinggi sejak April.

Walau demikian, UBS menaikkan target akhir tahun untuk S&P 500 menjadi 5.900, dengan alasan kondisi yang mendukung ekuitas AS seperti pertumbuhan pendapatan yang solid, disinflasi, antisipasi penurunan suku bunga Federal Reserve (diramal 2x pada 2024 yang dimulai bulan Sept), dan lonjakan investasi kecerdasan buatan (AI).

Perusahaan investasi Swiss ini juga menetapkan target indeks pada pertengahan tahun 2025 sebesar 6.200, yang mencerminkan optimisme terhadap prospek pasar.

CURRENCY: YEN JEPANG kembali merosot setelah mencapai level tertinggi dalam 6 minggu, sementara EURO melemah setelah Presiden ECB Christine Lagarde menunda perubahan suku bunga tetapi mengatakan bahwa terbuka lebar keputusan rate cut pada pertemuan ECB berikutnya di bulan September. Dow Jones Industrial Average ditutup turun 533,06 poin, atau 1,29%, pada 40.665,02, menghentikan serangkaian penutupan tertinggi berturut-turut. Indeks S&P 500 turun 43,68 poin, atau 0,78%, menjadi 5.544,59. DOLLAR INDEX menguat setelah data Philadelphia Fed Manufacturing Index (Jul) secara tak terduga meroket ke angka 13.9, jauh tinggi dibanding perkiraan 2.7 dan angka 1.3 pada bulan sebelumnya. Di satu sisi, Initial Jobless Claims memang bertambah 20 ribu menjadi 243ribu klaim pengangguran untuk pekan terakhir, lebih tinggi dari perkiraan 229ribu yang disusun para ekonom polling Reuters; walau demikian data ini dianggap tidak banyak menunjukkan perlambatan yang signifikan di pasar tenaga kerja karena faktor musiman. Alhasil DXY naik 0,5% pada 104,19, setelah berada di dekat level terlemah dalam 4 bulan terakhir. Euro turun 0,37% pada USD 1,0896, turun dari level tertinggi selama 4 bulan pada hari Rabu. Dari JEPANG, Yen turun dari level tertingginya setelah data harian menunjukkan sedikit bukti baru tentang intervensi dari pihak berwenang. Mata uang ini melemah 0,75% terhadap greenback pada 157,36 / USD. Adapun Yen telah turun tajam terhadap Dollar tahun ini karena perbedaan suku bunga yang lebar antara AS dan Jepang, menciptakan peluang perdagangan yang menguntungkan, di mana para pedagang meminjam Yen dengan suku bunga rendah untuk berinvestasi dalam aset-aset berharga Dollar demi mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, yang dikenal sebagai carry trade.

FIXED INCOME: Imbal hasil US TREASURY tenor 2 tahun yang sensitif terhadap suku bunga terakhir naik 3,4 basis poin ke level 4,463% dan yield 10 tahun naik 4,4 basis poin menjadi 4,19%. Kurva yield antara obligasi bertenor 2 tahun dan 10 tahun menanjak 1 basis poin pada hari ini menjadi minus 27 basis poin. Hal ini diartikan bahwa para investor sekarang melihat pemangkasan suku bunga oleh the Fed sebagai sebuah kepastian, jika Inflasi terus bergerak ke arah yang benar (melandai).

Baca Juga :  KAEF Gandeng BMRI Perkuat Layanan Digital Kesehatan

KOMODITAS: Ekspektasi penurunan suku bunga membuat EMAS mendekati level rekor selama sesi tersebut, meskipun kemudian turun menjadi USD 2.441,61 per ons. Dari komoditas lain, MINYAK naik sepanjang hari sebelum akhirnya stabil. Futures BRENT ditutup lebih tinggi, naik 3 sen pada USD 85,11 / barel, tetapi US WTI tergelincir 3 sen menjadi USD 82,82 / barel.

MARKET ASIA: Saham-saham produsen chip di Asia dilanda aksi sell-off pada hari Kamis setelah adanya laporan bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan pembatasan yang lebih ketat terhadap ekspor teknologi chip canggih ke CHINA. Bloomberg News melaporkan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang mempertimbangkan kebijakan yang disebut foreign direct product rule, yang akan memungkinkan AS menghentikan penjualan suatu produk jika produk tersebut dibuat menggunakan teknologi Amerika. Di CHINA sendiri, para investor kemungkinan akan sangat kecewa dengan hasil pertemuan Komite Sentral Partai Komunis, yang dikenal sebagai sidang pleno, di mana mereka mengamati tanda-tanda peluncuran stimulus yang sangat dibutuhkan untuk menghidupkan kembali perekonomian yang lesu. Para pemimpin China menegaskan kembali tujuan kebijakan ekonomi mereka secara umum: memodernisasi industri, meningkatkan permintaan domestik dan membatasi risiko utang dan sektor properti; walau belum jelas rincian rencana kerja hal ini di lapangan. Inflasi JEPANG akan menjadi fokus utama pasar Asia hari ini; secara angkanya akan sangat menentukan tindakan Bank of Japan pada pertemuan tanggal 30-31 Juli : memutuskan apakah mempertahankan suku bunga, atau menaikkan 10 bps lagi menjadi 0.20%? Para ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan Inflasi Inti meningkat pada bulan Juni sebesar 2,7% yoy dari 2,5% pada bulan Mei. Itu berarti Inflasi telah berada di atas target bank sentral sebesar 2% selama 27 bulan berturut-turut. Para pejabat khawatir bahwa Inflasi ini lebih didorong oleh faktor eksternal daripada permintaan domestik yang justru didorong oleh para pembuat kebijakan. Efek kenaikan upah yang kuat belum terasa, namun hampir 90% rumah tangga Jepang memperkirakan harga akan naik dalam satu tahun dari sekarang, dan ini merupakan probability survei tertinggi dalam 16 tahun. Dengan sedemikian banyak faktor volatil pada pasar Asia, tak heran Indeks MSCI World, Asia ex-Japan, dan emerging market berada di jalur penurunan mingguan terbesar dalam 8 minggu, sementara indeks acuan Nikkei 225 Jepang diperkirakan mengalami penurunan mingguan terbesar sejak bulan April.

IHSG: Tak disangka mampu perbaiki posisi ke atas level 7300 lagi, menguat 97pts / +1.34% berkat kenaikan saham-saham bluechip & berkapitalisasi besar, plus didukung oleh arus beli asing yang signifikan sebesar IDR 1.16 triliun (all market).

Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas menilai ini adalah sentimen positif yang bisa bertahan sampai akhir pekan ini, membuat IHSG sepertinya mampu pertahankan level Support 7280 sambil mempersiapkan swing bullish yang mantap menembus 7375 ke arah TARGET titik all time high 7455.

Walau demikian, positioning buy dengan money-management yang bijak tetap harus dikenakan setiap saat.

“IHSG berpotensi menguat,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Jumat (19/7).


https://pasardana.id/news/2024/7/19/analis-market-1972024-ihsg-berpotensi-menguat/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here