Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, DJIA, S&P 500, dan NASDAQ ditutup pada level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan hari Rabu (15/05/24) didukung rilis US CPI lebih lambat dari yang diperkirakan setelah 3 bulan kejutan kenaikan, meningkatkan harapan akan penurunan suku bunga The Fed lebih cepat dan mengirim imbal hasil US Treasury turun tajam.
Dow Jones Industrial Average naik 349 poin, atau 0,9%, S&P 500 menanjak 1,2% lebih tinggi, dan NASDAQ memimpin penguatan dengan melonjak 1,4% didukung rally saham Teknologi.
Indeks harga konsumen secara keseluruhan melambat ke tingkat 0,3% mom pada April, dari 0,4% sebulan sebelumnya, lebih lambat dari perkiraan ekonom sebesar 0,4% (karena turunnya biaya tempat tinggal dan bensin), meningkatkan harapan bahwa tren disinflasi kembali berjalan.
Ini mengubah angka tahunan menjadi 3,4% yoy, in-line dengan ekspektasi, dan turun dari tingkat 3,5% di posisi sebelumnya.
Sementara Inflasi Inti yang menghilangkan harga makanan dan energi yang fluktuatif, naik 0,3% secara bulanan dan 3,6% secara tahunan, melandai dari 3,8% pada bulan Maret.
Perlambatan dalam harga konsumen merupakan suatu kelegaan setelah sehari sebelumnya inflasi di tingkat produsen keluar lebih panas dari forecast.
Para investor melihat peluang sebesar 50,5% bahwa bank sentral AS akan mulai memangkas suku bunga pada bulan September, menurut CME FedWatch tool.
Imbal hasil US TREASURY turun tajam setelah CPI diumumkan dengan yield US Treasury tenor 10 tahun turun 10 basis poin menjadi 4,34%.
Dari data ekonomi lainnya, PENJUALAN RITEL tumbuh flat pada bulan April, tak mampu penuhi perkiraan untuk kenaikan 0,4% secara bulanan; membuat angka tahunan drop ke level 3.04% yoy, dari 3.83% pada periode sebelumnya.
SIKAP PASAR/ANALIS: Evercore ISI menilai angka Inflasi akan mengirim yield US Treasury turun dan Inflasi bergerak ke arah target. Namun mereka perkirakan Nonfarm Payroll masih bisa menanjak ke 150 ribu di bulan Mei, Unemployment Rate mungkin juga stagnan di 3.9%. Wells Fargo & Morgan Stanley berpikir pemotongan suku bunga pertama bisa terjadi di bulan September, di satu sisi Macquarie malah bersikeras pivot tidak akan terjadi tahun ini, lebih pesimis dari RBC Capital yang setidaknya masih menyimpan pada bulan Desember. Analis Julius Baer Group dari Swiss perkirakan bank sentral akan memindahkan posisi dana mereka dari US Treasury ke komoditas Emas; yang mana memulai penguatannya hari Rabu kemarin dengan futures menguat 1.36% ke harga USD 2392.05/ounce.
INDIKATOR EKONOMI LAINNYA: Hari ini akan ditayangkan sejumlah episode lain dari indikator ekonomi AS seperti: Building Permits & Housing Starts yang akan mengukur kekuatan sektor properti AS khususnya di bulan April, seraya menunggu angka Initial Jobless Claims mingguan yang diramal berada pada angka 219 ribu (harusnya turun dari pekan sebelumnya 231 ribu). Aktivitas sektor manufaktur di wilayah Philadelphia juga akan jadi sorotan para pelaku pasar, berbarengan dengan Industrial & Manufacturing Production (Apr.).
MARKET ASIA & EROPA: Bank sentral CHINA pertahankan tingkat bunga kredit 1 tahun di level 2.5%. EUROZONE merilis perkiraan awal GDP Q1 mereka di level 0.4% yoy, menguat dari 0.1% pada periode sebelumnya. Industrial Production di wilayah tersebut masih berjuang untuk berkembang seiring pertumbuhan 0.6% mom di bulan Maret, turun dari 1.0% pada bulan Februari. Hari ini giliran JEPANG yang sudah mengumumkan preliminary numbers untuk GDP Q1 mereka yang ternyata jatuh ke kondisi resesi seiring pertumbuhan negatif -2.0% yoy dan -0.5% mom; turun lebih dalam dari forecast -1.5% dan -0.3%, juga berkebalikan dengan posisi positif di kuartal sebelumnya.
KOMODITAS: Harga MINYAK berakhir lebih tinggi pada hari Rabu, karena penurunan stok mingguan AS yang jauh lebih besar dari perkiraan serta merosotnya US DOLLAR mendukung harga dan mengimbangi outlook International Energy Agency (IEA) mengenai pertumbuhan demand yang lebih lemah di tahun ini. Futures BRENT naik 1% menjadi USD 82,85/barel, sementara futures US WTI naik 1% menjadi USD 78,63/barel. Persediaan minyak AS turun sebesar 2,5 juta barel pada minggu yang berakhir tanggal 9 Mei, menyusut jauh lebih curam dibandingkan perkiraan sebesar 400,000 barel. Persediaan BENSIN juga secara tak terduga turun sebesar 235.000 barel, dibandingkan dengan perkiraan peningkatan sebesar 888.000 barel. Angka tersebut memicu beberapa harapan bahwa permintaan bahan bakar AS meningkat seiring dengan datangnya musim panas yang ramai dengan perjalanan – sebuah tren yang dapat membantu memperketat supply minyak mentah global, bahkan ketika produksi AS masih berada pada rekor tertinggi. Tanda-tanda membaiknya demand ini membantu mengimbangi kekhawatiran menyusul outlook terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA) yang mengindikasikan melemahnya permintaan global. IEA memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak 2024, dengan alasan lemahnya permintaan di negara-negara maju OECD, khususnya di Eropa. Organisasi yang berbasis di Paris ini, dalam laporan bulanannya menurunkan forecast pertumbuhannya untuk tahun ini sebesar 140.000 barel per hari menjadi 1,1 juta barel per hari, dan sedikit menaikkan perkiraan pertumbuhan minyak tahun 2025 menjadi 1,2 juta barel per hari. Salah satu faktor penopang ekstra harga minyak adalah pelemahan tajam US DOLLAR menyusul data US CPI yang menunjukkan inflasi melambat lebih dari perkiraan di bulan lalu.
INDONESIA: IHSG bukukan penguatan 96 points/+1.36% ke level 7179.83 didukung oleh rally saham-saham perbankan dan beberapa saham Barito Group; walau asing masih bukukan net sell sebesar IDR 136.09 miliar. Indonesia mencatat surplus Trade Balance sebesar USD 3.56 miliar pada bulan April, merupakan surplus 48 bulan berturut-turut, didukung oleh Ekspor yang bertumbuh positif 1.72% yoy dan Impor 4.62% yoy (walaupun tidak sesuai ekspektasi tapi setidaknya merupakan peningkatan signifikan dari posisi negatif di bulan sebelumnya).
Menyikapi kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas memperkirakan market sentiment hari ini cukup mendukung untuk sektor Finance selaku tulang punggung IHSG untuk lanjutkan rebound mereka, apalagi tercatat EIDO mengantongi kenaikan hampir 2%.
“IHSG berpotensi Rebound,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Kamis (16/5).
https://pasardana.id/news/2024/5/16/analis-market-1652024-ihsg-berpotensi-lanjutkan-rebound/
Beritamu.co.id - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P. Roeslani,…
Beritamu.co.id - Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko menginformasikan tiket kereta api…
Beritamu.co.id - Jap Astrid Patricia selaku Komisaris PT Prima Globalindo Logistik Tbk (IDX: PPGL)…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Lembaga Keuangan…
Beritamu.co.id - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) kembali hadir dalam KPR BRI Property…
Beritamu.co.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) (IDX: DOID), melalui anak…