Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, terjadinya reli di pasar ekuitas global mengangkat saham-saham di Eropa ke rekor tertinggi pada hari Jumat di tengah kuatnya pendapatan perusahaan dan harapan pemangkasan suku bunga bank sentral yang semakin dekat, sementara US Dollar menguat tipis meskipun ada tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi AS.
Saham-saham Eropa membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak akhir Januari, dengan indeks pan-regional STOXX 600 naik untuk sesi keenam berturut-turut, sementara FTSE 100 di London mencapai rekor tertinggi lainnya.
DJIA memimpin penguatan dengan menguat 0.32%, merupakan kenaikan harian kedelapan seiring tiga indeks utama Wall Street membukukan kenaikan mingguan.
Pasar ekuitas AS mendapat dukungan dari musim laporan keuangan karena kinerja perusahaan secara agregat mengalahkan ekspektasi.
US Dollar berbalik sedikit lebih tinggi setelah para investor menilai pembacaan sentimen konsumen AS dan menyaring sejumlah komentar dari pejabat Fed.
Pembacaan awal dari University of Michigan untuk sentimen konsumen berada di 67,4 untuk bulan Mei, level terendah dalam enam bulan terakhir dan di bawah estimasi 76,0 dari para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Selain itu, ekspektasi inflasi satu tahun naik menjadi 3,5% dari 3,2%.
DOLLAR INDEX (DXY), yang mengukur kekuatan mata uang AS terhadap enam mata uang major dunia lainnya, naik 0,07% menjadi 105,29.
Euro turun 0,1% menjadi USD1,077, sementara Yen melemah 0,17% menjadi 155,74 per dolar.
Poundsterling membukukan penurunan mingguan yang moderat setelah Bank of England pada hari Kamis membuka jalan untuk dimulainya penurunan suku bunga paling cepat bulan depan dan data menunjukkan bahwa ekonomi Inggris keluar dari resesi ringan pada kuartal pertama tahun ini.
Pasar menunggu rilis data US CPI & PPI minggu depan untuk melihat tanda-tanda bahwa inflasi AS telah melanjutkan tren penurunannya menuju target suku bunga 2% The Fed. Laporan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan bulan lalu telah memupuskan ekspektasi penurunan suku bunga AS dalam waktu dekat.
Namun, pasar kini sepenuhnya memperkirakan bahwa penurunan suku bunga hanya akan terjadi pada bulan November, sementara peluang Fed untuk bergerak pada bulan September semakin mengecil.
Imbal hasil obligasi naik karena para pedagang menunggu data inflasi April yang penting minggu depan untuk memandu ekspektasi kebijakan moneter The Fed.
Imbal hasil dari obligasi pemerintah bertenor 10 tahun naik 5,1 basis poin menjadi 4,5%, sementara imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 6,3 basis poin menjadi 4,8698%.
MARKET EROPA: Sebaliknya, pasar saat ini mengimplikasikan peluang 50-50 untuk pemangkasan suku bunga BANK OF ENGLAND di bulan Juni dan hampir sepenuhnya priced-in untuk bulan Agustus. Mereka juga mengimplikasikan kemungkinan 88% BANK SENTRAL EROPA akan melonggarkan kebijakan moneter di bulan Juni. Gubernur BOE Andrew Bailey mengatakan bahwa mungkin akan ada lebih banyak pengurangan daripada yang diharapkan investor; ini adalah tanda terbaru dari perbedaan yang semakin besar antara prospek suku bunga Eropa dan AS. Para investor saat ini mengantisipasi sekitar 42 bps pivot tahun ini dari The Fed. Sebagai perbandingan, para trader memperkirakan pelonggaran 55 bps dari BoE tahun ini, sementara mengantisipasi pemangkasan 68 bps dari ECB.
KOMODITAS: Harga MINYAK turun sekitar USD1 per barel karena komentar-komentar dari para pejabat The Fed mengindikasikan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, yang dapat menghambat permintaan dari konsumen minyak mentah terbesar di dunia. Futures minyak mentah US WTI turun USD1,00 menjadi USD78,26 per barel dan BRENT turun USD1,09 menjadi USD82,79 per barel. Harga EMAS naik, menuju minggu terbaiknya dalam lima minggu terakhir, dengan emas batangan membangun momentum yang dipicu oleh data pekerjaan AS yang lebih lemah minggu lalu yang memperkuat ekspektasi bagi Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga tahun ini. Futures Emas AS untuk pengiriman Juni ditutup 1,5% lebih tinggi pada USD2.375,00 per ons.
IHSG menutup pekan lalu yang cukup pendek karena terpotong libur 2 hari peringatan Hari Kenaikan Yesus Kristus, pada teritori negatif berkurang 34,82 pts/-0.49% ke level 7088.79, kembali di bawah MA10 & MA20 menandakan trend turun ini belum bisa diakhiri.
Menyikapi kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas memperkirakan akan ada adjustment pada IHSG menyusul sentimen yang bergulir di pasar.
Para investor/trader disarankan untuk memantau animo market terlebih dahulu sebelum memutuskan terjun ke market lebih banyak, mengingat jumlah net sell asing juga masih konsisten.
“IHSG berpotensi menguat,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Senin (13/5).
https://pasardana.id/news/2024/5/13/analis-market-1352024-ihsg-berpotensi-menguat-seiring-sentimen-net-sell-asing-yang-konsisten/
Beritamu.co.id - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P. Roeslani,…
Beritamu.co.id - Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko menginformasikan tiket kereta api…
Beritamu.co.id - Jap Astrid Patricia selaku Komisaris PT Prima Globalindo Logistik Tbk (IDX: PPGL)…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Lembaga Keuangan…
Beritamu.co.id - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) kembali hadir dalam KPR BRI Property…
Beritamu.co.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) (IDX: DOID), melalui anak…