Beritamu.co.id – Sejumlah pakar menilai Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur bisa terancam menjadi kota mati.
Pakar Sosiologi Perkotaan Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Prof Sulfikar Amir menyebut tujuan pemerintah membangun IKN untuk pemerataan pembangunan adalah kekeliruan cara berpikir.
“Pemerataan pertumbuhan sama sekali tidak ditentukan oleh lokasi ibukota,” ujarnya dikutip pada Minggu (19/11) kemarin.
Dia pun mencontohkan, negara adidaya seperti Amerika Serikat dengan ibu kota Washington DC yang ada di pantai timur, tetapi justru California yang berada jauh dari ibu kota adalah negara bagian yang paling kaya.
“Sementara negara bagian yang paling miskin justru West Virginia yang dekat dengan ibu kota yaitu hanya 2 jam dari Washington DC,” sambung Sulfikar.
Dia kemudian mengibaratkan kota seperti organisme yang tumbuh, menyerap sumber daya, melakukan proses produksi dan kemudian mati.
“Ada kota yang hidup dan mati, ada kota yang belum sempat hidup sudah mati,” imbuhnya.
Sulfikar menambahkan, pemindahan Ibu Kota atas nama pemerataan pembangunan adalah proyek yang tidak punya basis teknokratik dan cacat perhitungan.
Selain itu, ujar dia, alasan pemindahan Ibu Kota karena dianggap tidak terbendungnya beban sosial-ekonomi Jakarta, justru tidak relevan karena Jakarta masih bisa dibenahi dengan pendekatan dan tata kelola kolaborasi.
“Jakarta mengalami perubahan signifikan 10-15 tahun terakhir. Artinya masalah Jakarta bisa diselesaikan. Jakarta adalah proses yang memberi kita optimisme bahwa kota-kota Indonesia bisa dibenahi. Maka pemerataan pembangunan mestinya yang dibangun bukan 1 kota tapi 18 kota besar di seluruh Indonesia,” tukasnya.
Pakar Tata Kota UGM, Dr Tri Mulyani Sunarharum mengatakan, Kota Kolaborasi perlu diwujudkan di skala nasional, meski ada banyak tantangan untuk mewujudkannya.
“Di pemerintahan tantangannya adalah bekerja masih ego sektoral, antar pemerintah di level kota/kabupaten dengan provinsi dan nasional. Harus ada iklim kolaborasi yang memungkinkan adanya dialog dua arah, tidak didominasi keputusan top down tapi juga bottom up, dan cross sectoral,” jelas Mulyani.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo, saat menghadiri APEC CEO Summit di San Francisco, Amerika Serikat (AS) juga menyampaikan keyakinannya bahwa dalam beberapa waktu mendatang, akan ada investor luar negeri yang berinvestasi di IKN.
Namun, hingga kini investor dari luar negeri belum ada yang berinvestasi di IKN.
Meski begitu, hingga kini pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur di IKN.
Bahkan, beberapa infrastruktur mulai terbangun di Kalimantan Timur itu.
https://pasardana.id/news/2023/11/20/kekeliruan-cara-berpikir-ikn-terancam-bisa-menjadi-kota-mati/
Beritamu.co.id - Menteri Koordinator bidang Infrastruktur Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengatakan…
Beritamu.co.id - Broker yang menjadi bagian dari Doo Group, Doo Financial, berekspansi ke Indonesia…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pertemuan bilateral dengan Financial Supervisory Service (FSS)…
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…