Beritamu.co.id – Kementerian Keuangan mencatat, realisasi belanja pemerintah pusat sampai Juli 2023 mencapai Rp 1.020,4 triliun atau sekitar 45,4 persen dari pagu anggaran.
Dari jumlah sebesar Rp 1.020,4 triliun tersebut, sebanyak Rp 562,6 triliun itu adalah belanja yang langsung diterima manfaatnya oleh rakyat, baik dalam bentuk kartu sembako, program keluarga harapan, serta pelayanan kesehatan.
Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, bahwa pembiayaan anggaran tetap dalam batas aman hingga Juli 2023.
Termasuk realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang mencapai Rp194,9 triliun per Juli 2023.
“Antisipasi masih terus kami lakukan akibat pasar keuangan global yang masih dipenuhi ketidakpastian,” ujar Sri saat membahas APBN KITA edisi Agustus 2023 di Jakarta, Jumat (11/8) lalu.
Dijelaskan, pengeluaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga ikut membantu kelompok-kelompok kurang mampu seperti petani, nelayan bahkan sektor pendidikan.
Pada kelompok petani, misalnya dengan memberikan bantuan benih, mulsa dan pupuk organik senilai Rp 463,7 miliar, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) Rp 250 miliar, dan bantuan ternak Rp 62,4 miliar. Serta bantuan benih ikan, kepiting dan udang Rp 19,2 miliar.
Di bidang pendidikan, pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 6,2 triliun untuk program Indonesia Pintar kepada 11,07 juta siswa.
Kemudian, Rp 6,1 triliun untuk program KIP Kuliah kepada 718,7 ribu mahasiswa.
APBN juga membantu biaya operasi sekolah (BOS) sebesar Rp 7,1 triliun ini terutama dari Kementerian Agama dan bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) sebesar Rp 1,78 triliun untuk 197 PTN.
Sementara itu, selain mendapatkan PKH dan kartu sembako, lanjut Menkeu, kelompok rentan ini juga diberikan BPJS Kesehatan dengan iuran yang dibayarkan oleh APBN yaitu Rp 27 triliun untuk 96,7 juta peserta.
Artinya, setiap bulan APBN mengeluarkan Rp 3,9 triliun bagi 96,7 juta peserta yang tidak mampu.
Bendarahara Negara juga menjelaskan, bahwa posisi APBN, masuk di bulan Kemerdekaan RI ke 78 ini, defisit diproyeksikan lebih rendah.
Dia mengaku, kondisi tersebut menjadi alasan untuk mengurangi kebutuhan pembiayaan utang.
Per Juli 2023 lalu, kata Menkeu Sri Mulyani, jika dibandingkan dengan pembiayaan utang pada tahun lalu, maka pembiayaan utang mengalami penurunan sangat tajam hingga 17,8%.
“Artinya kita baru mengeluarkan 28 persen dari total yang seharusnya ada di UU APBN,” ucap Menkeu Sri Mulyani.
Sementara, Surat Berharga Negara (SBN) yang seharusnya tahun ini secara netto diterbitkan Rp712,9 triliun, hingga akhir Juli 2023 hanya merealisasikan sebesar Rp184,1 triliun. Atau hanya 25,8% dari total yang ditargetkan dalam APBN 2023.
“Angka ini juga turun tajam 17,8% dibandingkan tahun lalu. Sehingga, kalau kita lihat dari penerimaan negara yang masih baik, dan belanja kita yang tetap terjaga, maka kita bisa menurunkan penerbitan SBN atau SUN yang hanya 25,8% saja,” tambah Sri.
https://pasardana.id/news/2023/8/14/sri-mulyani-sebut-pembiayaan-anggaran-hingga-juli-2023-masih-dalam-kondisi-aman/
Beritamu.co.id - Pemerintah komitmen dalam mendukung keberlanjutan sektor persusuan Indonesia, yakni dengan mewajibkan industri…
Beritamu.co.id - Riset harian MNC Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (14/11), secara teknikal, IHSG kembali…
Beritamu.co.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkap bahwa pihaknya, melalui Direktorat Jenderal…
Beritamu.co.id - Kementerian Perindustrian terus mendorong industri kecil dan menengah (IKM) untuk bisa lebih…
Beritamu.co.id - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Askolani menegaskan persoalan ekspor-impor oleh…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17…