Ada Kabar Lirik Bisnis Panel Surya, Simak Prospek COAL

Beritamu.co.id – PT Black Diamond Resources Tbk (IDX: COAL) sedang menjajaki bisnis lain selain batu bara seperti di bidang energi terbarukan.

Kabarnya, emiten tambang batu bara milik pengusaha Sujaka Lays tersebut, tengah menjajaki bisnis panel surya dengan menggandeng mitra dari China.

Rencana itu merupakan salah satu strategi untuk pengembangan usaha perseroan guna menangkap peluang peningkatan permintaan listrik berbasis energi ramah lingkungan.

Rencana itu telah disambut baik oleh para investor yang terlihat dari pergerakan saham COAL yang menguat 5,75 persen ke level 92 per saham pada perdagangan kemarin, Senin (24/7/2023).

Hal ini di topang oleh frekuensi yang melonjak signifikan dari hari-hari sebelumnya yang hanya di transaksikan ratusan kali, menjadi ditransaksikan sebanyak 2.251 kali, volume saham juga tercatat di transaksikan sebanyak 41,32 juta saham.

Sebelumnya, Manajemen Black Diamond Resources (COAL) memandang, bahwa harga jual batu bara terus meningkat setelah menyentuh titik terendah dalam dua tahun terakhir.

Kenaikan harga kali ini dipengaruhi oleh kenaikan gelombang suhu panas di Asia dan Eropa yang mengakibatkan kecenderungan permintaan dunia meningkat.

Perseroan memandang peluang ini sebagai langkah untuk merencanakan peningkatan produksi dan penjualan batu bara hingga 700 ribu ton di tahun 2023.

Empat tahun terakhir, China masih menjadi faktor dominan dalam hal permintaan batu bara terlebih saat ini China tengah dilanda gelombang suhu panas yang mencapai 52,2 derajat celcius.

Pada 2024, Perseroan merencanakan peningkatan produksi batu bara hingga dua kali lipat dibanding tahun 2023 untuk memenuhi tingginya permintaan batu bara tersebut,

Analis Bahana Sekuritas, Dimas Wahyu menyatakan, COAL saat ini ada dalam fase beli saat melewati batas atas dengan target harga di level 127 dan jual batasi kerugian pada level 85.

Dimas menyebutkan, pergerakan saham COAL cenderung jalan ditempat dengan rentang harga 85 – 93, menarik bila berhasil menembus batas atas  di level 93 Indikator Stochastic Uptrend (10.3.3) dan MACD Histogram Positif.

Sementara itu, di kesempatan terpisah, Equity Research Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis bilang, pendapatan COAL mengalami lonjakan yang signifikan dengan naik 133 persen secara tahunan pada kuartal 1 2023, tetapi hal ini tidak sejalan dengan laba bersih yang mengalami penurunan sebesar 69 persen secara tahunan, meningkatnya beban keuangan serta kerugian kurs menjadi faktor pendorong turunnya laba pada saham COAL.

Di sisi lain, masih melemahnya harga batu bara bisa menjadi tantangan saham COAL pada tahun ini.

Tetapi secara teknikal, karena sudah di level support, kemungkinan masih akan ada potensi teknikal rebound dari saham COAL.

“Kami merekomendasikan trading buy dengan target price 97 – 98,” ujar dia.

Adapun analis dari Mirae Sekuritas, Tasrul Tanar menilai, COAL masih relatif bergerak mendatar, dengan batas bawah di level 86 dan batas atas terdekat di 95.

Ia melanjutkan, potensi kenaikan lebih lanjut jika mampu menembus batas atas dengan target berikutnya ke level 100.

Sedangkan Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana bilang, COAL dapat di beli saat melemah, dengan batas bawah di level 86 dan target batas atas pada level 93.

Dia menambahkan, penguatan yang terjadi pada COAL kemarin, disertai dengan munculnya volume pembelian, tapi dapat diperhatikan, pergerakan COAL masih berada di fase jalan ditempat.

Meskipun demikian, tanda-tanda penguatan COAL nampak pola tren penguatan jangka panjang yang sedang bergerak dari area netral menuju ke area overbought atau jenuh beli.