Beritamu.co.id- Akuntan Publik meragukan kelangsungan usaha PT Krakatau Steel Tbk(IDX:KRAS) karena dari hasil audit laporan keuangan tahun 2022 mendapati kewajiban jangka pendek melebihi aset lancar USD1,327 miliar.
Pasalnya, kewajiban jangka pendek mencapai USD2,399 miliar. Sedangkan aset lancar hanya USD1,072 miliar.
Kewajiban itu timbul dari pinjaman Tranche B senilai USD501,7 juta yang akan jatuh tempo pada Desember 2023.
KRAS juga mencatatkan tranche A senilai USD151,41 juta, pinjaman tranche C senilai USD924,52 juta dan Obligasi Wajib Konversi USD110,52 juta yang jatuh tempo dalam 12 bulan kedepan setelah pelanggaran syarat non keuangan.
Karena itu, terdapat ketidakpastian material karena KRAS bergantung pada dukungan kreditur dan pemasok yang ada melalui penundaan pembayaran liabilitas dan kemampuannya untuk memperbaiki kinerja operasional dan kondisi keuangan.
Dalam catatan auditnya, Toto Harsono Akuntan Publik dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan Rekan menekankan selama tahun 2022 terdapat biaya keuangan signifikan yang ditanggung lebih tinggi dari laba operasi KRAS.
Rinciannya, biaya keuangan bengkak 23,9 persen dibanding tahun 2021 menjadi USD171,65 juta. Sedangkan laba operasi anjlok 52,1 persen sisa USD34,306 juta.
Adapun pemicu lainnya, fasilitas pabrik Hot Strip Mill 1 tidak beroperasi karena mengalami kebakaran pada tanggal 5 Mei 2023.
“Kondisi tersebut, bersama dengan hal hal lain sebagaimana dijelaskan dalam catatan 50, mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan gruo untuk mempertahankan kelangsungan usahanya,” tulis Toto dalam catatan audit laporan keuangan keuangan KRAS tahun 2022 yang diunggah pada laman BEI, Kamis(29/6/2023).
Sebenarnya, KRAS telah melunasi Tranche B dari hasil penjualan saham dua anak usaha senilai USD144,62 juta pada 3 Januari dan 8 Maret 2023.
Upaya lainya untuk keluar dari kemelut itu, KRAS akan menggunakan dana Krakatau Posco dan menjual tanah tanah serta melakukan divestasi sebagian saham PT Krakatau Bandar Samudera kepada investor strategis guna melunasi sisa pinjaman Tranche B.
Selain itu, KRAS telah telah mengirimkan surat permintaan waiver atau pengabaikan kepada pemberi pinjaman, namun sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini, belum menerima surat waiver tersebut dari pemberi pinjaman.
KRAS mengusahakan untuk mendapatkan surat waiver dari para pemberi pinjaman sehubungan dengan pelanggaran persyaratan non keuangan.
“Berdasarkan penilaian manajemen, terdapat kemungkinan akan memiliki saldo arus kas bersih negatif sebesar USD1,27 miliar pada tanggal 30 Juni 2024 jika pinjaman Tranche A (porsi yang seharusnya jatuh tempo diatas dua belas bulan), Tranche C dan OWK dinyatakan cedera janji (default) oleh pemberi pinjaman dan harus dibayarkan kepada pemberi pinjaman. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini, pinjaman tersebut belum dinyatakan cedera janji (default).” tulis manajemen KRAS.
https://pasardana.id/news/2023/6/29/kewajiban-jangka-pendek-sentuh-usd2-3-miliar-akuntan-publik-ragu-kelangsungan-usaha-kras/
Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…
Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan pada…
Beritamu.co.id – Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat yang terdiri dari Kementerian Koordinator…
Beritamu.co.id – Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak…
Beritamu.co.id - PT Bukit Teknologi Digital (BTech), anak perusahaan dan lini penelitian dan pengembangan…
Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore akhir pekan ini, Jumat…