Beritamu.co.id – Pamor emiten berlabel hijau alias ramah lingkungan meningkat signifikan pada awal tahun 2023.
Dipicu salah satunya oleh kinerja gemilang seluruh indeks berbasis hijau yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saat ini, dari total 42 indeks yang ada di BEI, terdapat 5 indeks yang berkaitan dengan ramah lingkungan atau saat ini dikenal dengan prinsip Environment, Social, Governance (ESG).
Terdiri atas Indeks SRI-KEHATI, IDX ESG Leaders, ESG Sector Leaders IDX KEHATI, ESG Quality 45 IDX KEHATI, dan IDX LQ45 Low Carbon Leaders.
Jika dibandingkan dengan indeks acuan utama, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan indeks unggulan yaitu: LQ45, misalnya, seluruh indeks hijau tersebut memang menang telak.
Data BEI mencatat, per 15 Mei 2023, secara Year to Date, IHSG turun 2,03 persen dan indeks LQ45 melorot 0,23 persen.
Sebaliknya, pada periode yang sama, indeks hijau benar-benar hijau kinerjanya.
Indeks SRI-KEHATI naik 2,32 persen, IDX ESG Leaders naik 0,75 pesen, ESG Sector Leaders IDX KEHATI naik 0,56 persen, ESG Quality 45 IDX KEHATI menguat 1,56 persen, dan IDX LQ45 Low Carbon Leaders meningkat 2,01 persen.
”Beberapa saham yang menjadi penopang indeks “hijau” tersebut adalah saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar dan menunjukkan kinerja yang positif pada tahun ini, seperti: TLKM, BBCA, BBRI, BMRI dan GOTO,” ucap Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, Jumat (19/5).
Positifnya kinerja indeks hijau ini dinilai sangat positif.
Kedepannya, Jeffrey berharap, usaha BEI beserta seluruh regulator lain untuk mendorong terciptanya ekosistem yang mendukung perkembangan praktek ESG di pasar modal semakin berkembang dan mendapat respon positif dari pelaku pasar.
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, semakin banyaknya emiten baru berlabel hijau maka akan semakin positif.
Saat ini, terdapat 42 perusahaan dalam masa penantian pra efektif IPO.
Meski begitu, belum bisa dipastikan di awal mana saja yang akan masuk kategori hijau sehingga belum bisa terlihat porsinya.
”Penentuan kategori hijau dalam Taksonomi Hijau serta ambang batasnya didasarkan pada regulasi dan kebijakan kementerian terkait, oleh karenanya tidak dapat ditentukan oleh Bursa,” ujarnya.
Namun jika mengacu pada Taksonomi Hijau Indonesia Edisi 1.0 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (Taksonomi Hijau), maka berdasarkan penelaahan BEI, dari total 42 perusahaan dalam pipeline IPO, terdapat:
”Penelaahan kami tersebut berdasarkan pencocokan kegiatan usaha calon Perusahaan Tercatat berdasarkan nomor KBLI-nya dengan daftar di dalam Taksonomi Hijau,” ujar Nyoman menambahkan.
Berdasarkan informasi beredar di pasar, salah satu perusahaan berbasis hijau yang akan segera melakukan IPO adalah: PT Mutuagung Lestari (MUTU International).
Perusahaan yang melayani jasa testing, inspection, dan certification (TIC) ini, dikenal menerapkan prinsip ramah lingkungan.
https://pasardana.id/news/2023/5/19/intip-calon-emiten-hijau-yang-makin-disukai-pelaku-pasar/
Beritamu.co.id - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P. Roeslani,…
Beritamu.co.id - Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko menginformasikan tiket kereta api…
Beritamu.co.id - Jap Astrid Patricia selaku Komisaris PT Prima Globalindo Logistik Tbk (IDX: PPGL)…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Lembaga Keuangan…
Beritamu.co.id - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) kembali hadir dalam KPR BRI Property…
Beritamu.co.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) (IDX: DOID), melalui anak…