Beritamu.co.id – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menyebut gejolak sektor perbankan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa semakin menambah suram prospek startup (perusahaan rintisan) digital.
Pernyataan tersebut disebutkannya dalam acara Enhancing Policy Calibration for Macro Financial Resilience di Nusa Dua, Selasa (28/3).
Mahendar mengungkapkan, dunia dalam 12 bulan terakhir ini telah berubah secara dramatis.
Dimana suku bunga di Amerika Serikat (AS) dan Eropa meningkat tajam untuk memerangi tekanan inflasi.
“Hal ini berujung pada banyaknya investor startup dengan banyak likuiditas menjadi tidak ada lagi dan tidak lagi tersedia, sehingga perusahaan atau bisnis startup teknologi digital, termasuk di dalamnya fintech harus bersaing di pasar modal yang lebih kompetitif,” ujar Mahendra.
Oleh sebab itu, startup pun kemudian terdorong harus lebih prospektif dalam proposisi bisnis, bahkan meningkatkan GRC mereka, tata kelola, kepatuhan, transparansi, dan tentu saja profitabilitas mereka.
“Jadi sekarang intinya jauh lebih penting dari sekedar penilaian prospek tidak seperti di masa lalu, seperti masa lalu para startup ini yang awalannya lebih indah, tetapi ini adalah kenyataan baru yang harus mereka hadapi,” ungkap Mahendra.
Di sisi lain, bank koin dan perusahaan finansial yang biasanya meminjamkan uang ke sektor ini menghadapi risiko ketidaksesuaian (mismatch) suku bunga tenurial di dalam manajemen liabilitas aset.
“Jadi mereka harus meningkatkan aplikasi mereka dan cara pengurusan manajemen kewajiban asetnya, dan seperti yang telah kita saksikan, fenomena kebangkrutan Silicon Valley Bank misalnya,” ujar Mahendra.
Dengan pembelajaran tersebut, dia menegaskan, bahwa regulator, termasuk OJK, harus lebih waspada dalam menyeimbangkan dan menavigasikan prinsip-prinsip penting dari perbankan dan keuangan.
“Tetapi pada saat yang sama kita perlu terus memiliki perusahaan startup digital, perusahaan fintech untuk berkontribusi lebih jauh pada inklusi keuangan dan literasi keuangan yang telah kita nikmati beberapa pencapaiannya. Namun untuk itu kita perlu meningkatkan aspek kehati-hatian dan tentunya dengan aspek regulasi dan pengawasan sektor terkait digital ini,” tutur Mahendra.
Termasuk juga untuk mendorong konsolidasi antara startup dan perusahaan sehingga mereka memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap turbulensi dari perspektif investor.
“Karena dengan melakukan itu, maka kita bisa berharap manfaat dari kontribusi inovatif dan kreatif yang telah dimainkan oleh industri ini hingga saat sekarang akan berlanjut,” tandasnya.
https://pasardana.id/news/2023/3/29/svb-bangkrut-prospek-start-up-digital-dinilai-semakin-suram/
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…
Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…
Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…
Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan pada…
Beritamu.co.id – Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat yang terdiri dari Kementerian Koordinator…
Beritamu.co.id – Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak…