Beritamu.co.id– PT Bumi Resources Minerals Tbk(IDX:BRMS) mencatakan laba bersih senilai USD13,655 juta pada tahun 2022, atau amblas 81,1 persen dibanding tahun 2021 yang terbilang USD69,121 juta. Alhasil, defisit menyusut 1,8 persen menjadi USD798,81 juta.
Namun, laba per 1.000 saham dasar melorot ke level USD0,1 per lembar, sedangkan akhir tahun 2021 berada di level USD0,8.
Padahal pendapatan tumbuh 10,07 persen menjadi USD11,644 juta yang ditopang peningkatan penjualan emas kepada PT Bhumi Satu Inti sebesar 39,2 persen menjadi USD10,144 juta. Tapi pendapatan jasa pertambangan turun 42,3 persen menjadi USD1,5 juta.
Sayangnya, beban pokok pendapatan bengkak 16,09 persen menjadi USD5,077 juta. Pemicunya, biaya bahan baku naik 33,8 persen menjadi USD2,257 juta. Bahkan, biaya operasi melonjak 307 persen menjadi USD1,495 juta.Ditambah biaya penyusutan senilai USD697.292. Dampaknya, laba kotor hanya tumbuh 5,8 persen menjadi USD6,566 juta.
Menariknya, tahun 2022 BMRS meraih bagian atas laba bersih investasi pada ventura bersama senilai USD11,796 juta. Tahun 2021 pos ini nihil. Tapi, lain lain bersih anjlok 84,9 persen sisa USD17,901 juta.
Dalam keterangan resminya,BRMS menerangkan tahun 2021 membukukan Pendapatan lain lain sebesar USD118 juta bersumber dari penyelesaian tagihan oleh pihak ketiga terhadap anak usaha BRMS sebesar USD 90 juta dalam bentuk tunai & kepemilikan 80 persen atas PT Suma Heksa Sinergi (operator proyek tambang emas “Kerta” di Lebak, Banten). Sisa dari Pendapatan Lain-Lain tersebut berupa Penghapusan Utang dan Penilaian Inventory (Ore Stock Pile).
Direktur & Chief Investor Relations Officer BRMS, Herwin Hidayatmenegaskan tanpa adanya pelunasan tagihan melalui kepemilikan atas nilai aset tambang emas Kerta sebesar USD90 juta tersebut, BRMS akan membukukan Rugi Bersih sebesar USD 69 juta – USD 90 juta setera rugi USD21 juta.
“ Adapun Laba Bersih Perusahaan yang dibukukan di tahun 2022 adalah sebesar USD 13 juta.” kata dia.
Ia bilang pada tahun 2022 BRMS, melalui anak usahanya, PT Citra Palu Minerals (“CPM”) di Palu, Sulawesi, memproduksikan emas sebesar 174 kg (5.415 oz). Produksi emas ini meningkat 25 persen dari produksi emas ditahun 2021 yang sebesar 139 kg (4.328 oz). Rata-rata harga jual emas di tahun 2022 juga mengalami kenaikan sebesar 2 persen dari USD 1.768 /oz di tahun 2021 menjadi USD 1.795 /oz di tahun 2022
Ia menambahkan Kenaikan produksi emas tersebut dikarenakan mulai beroperasinya pabrik emas kedua di Palu sejak pertengahan bulan November 2022 lalu. Walaupun memiliki kapasitas pemrosesan sampai 4.000 ton bijih per hari, namun CPM baru mulai mengoperasikan pabrik tersebut di level 200 ton bijih per hari. Artinya, di pertengahan November sampai akhir Desember 2022 lalu CPM mengoperasikan 2 pabrik emas di Palu dengan level produksi di 500 ton (pabrik 1) + 200 ton (pabrik 2) = 700 ton bijih per hari.
Produksi emas dari Pabrik kedua tersebut akan terus meningkat secara berkala dan akan mencapai kapasitas penuh (4.000 ton bijih per hari) di pertengahan tahun 2023.
https://pasardana.id/news/2023/3/17/brms-masih-defisit-usd798-juta-pada-tahun-2022/
Beritamu.co.id - Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo, Jepang, naik 107,21 poin, atau…
Beritamu.co.id - Indeks Kospi di Bursa Efek Korea, Seoul, Korea Selatan, turun 2 poin,…
Beritamu.co.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (14/11), IHSG ditutup turun -1,29%…
Beritamu.co.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, tren pelemahan harga Surat Utang…
Beritamu.co.id - Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks berjangka S&P 500 hampir datar…
Beritamu.co.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (14/11), IHSG ditutup melemah…