Beritamu.co.id-PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (IDX:SSMS) akan terus meningkatkan produksinya karena baru bisa memenuhi sekitar 70-80 persen dari total utilitas pabrik milik anak usahanya, PT Citra Borneo Utama Tbk (IDX:CBUT) dengan kapasitas refinery sebanyak 2.500 ton per hari sebagai bentuk hilirisasi CPO (Crude Palm Oil).
Sekretaris Perusahaan SSMS, Swasti Kartikaningtyas menyatakan, perseroan akan terus mencatat pertumbuhan produksi TBS(Tandan Buah Segar) secara berkesinambungan karena rata-rata tanaman miliknya masih dalam usia produktif.
“Kami targetkan pertumbuhan rata-rata produksi tandan buah segar (TBS) di sepanjang 2022 tumbuh di kisaran 10 persen hingga 15 persen. Adapun di 2023, manajemen SSMS menargetkan kurang lebih pertumbuhan produksi TBS akan sama seperti tahun ini,” papar dia kepada media, Senin(26/12/2022).
Pada sisi lain, SSMS juga telah menata ulang kewajibannya dengan meraih Kredit Sindikasi bersama Bank Pembangunan Daerah Papua dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, guna melakukan pembelian kembali obligasi globalnya.
Dari aksi Korporasi tersebut, investor harus jeli melihat peluang pergerakan saham SSMS. Menanggapi hal tersebut Analis Phillip Sekuritas, Edo Ardiansyah mengatakan kami melihat pergerakan SSMS masih bergerak di area uptrend dengan indikator stochastic membentuk pola golden cross, diikuti signal MACD( Moving Average Convergence Divergence ) yang masih berada di areal positif. sehingga berpotensi masih bisa melanjutkan penguatan menuju level resisten di 1580-1610. Namun waspadai jika pergerakan tidak mampu menguat dengan menembus area support level di 1480 dan kembali ke bawah ke level 1420.
Sedangkan, David Sutyanto dari Ekuator Swarna Sekuritas mengatakan prospek emiten sawit sepertinya masih cukup baik, meskipun ada proyeksi bahwa harga CPO di 2023 diproyeksikan akan mengalami pelemahan. Maka itu untuk SSMS valuasinya masih cukup rendah dengan PE 7x dan PBV 2,1x saya pikir masih dalam harga yang wajar.
Sebagai informasi, harga kelapa sawit mentah atau CPO ditaksir akan berada di kisaran 3.500 ringgit hingga 5.500 ringgit per ton pada tahun depan. Hal ini karena berbagai sentimen seperti kebijakan Uni Eropa yang berencana menghentikan perusahaan menjual komoditas terkait deforestasi ke pasarnya dan juga kebijakan pemerintah Indonesia dengan biodeselnya.
Hal ini tentunya akan membuat perusahaan sawit di Indonesia bakal lebih sumringah menatap tahun depan dengan harga yang lebih menguntungkan. Dengan dorongan sentimen ini tentunya saham-saham perusahaan sawit yang tercatat di Bursa Efek Indonesia akan ketiban berkah jua.
Sebagai gambaran, SSMS sepanjang tahun ini harga sahamnya di bursa telah menguat 54,77 persen atau 545 poin dari harga Rp995 per lembar di awal tahun 2022 menjadi Rp1.540 per lembar saham hingga penutupan 21 Desember 2022.
Performa SSMS terbilang stabil, jika melihat dalam rentang waktu yang lebih jauh saat pandemi dalam puncaknya di tahun 2020. Saham SSMS hanya turun ke level terendah di 700 per lembar saham, lalu berhasil berbalik ke zona hijau secara berkelanjutan hingga menyentuh harga saat ini sebagai harga tertinggi sepanjang 5 tahun.
https://pasardana.id/news/2022/12/26/genjot-produksi-cpo-simak-komentar-analis-tentang-ssms/
Beritamu.co.id - Broker yang menjadi bagian dari Doo Group, Doo Financial, berekspansi ke Indonesia…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pertemuan bilateral dengan Financial Supervisory Service (FSS)…
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…