Categories: Kesehatan

Paru-Paru Basah Pada Bayi dan Anak-anak

BeritaMu.co.id Susah bernafas serta dada terasa sakit saat menarik nafas? Kondisi ini bisa menggambarkan beberapa penyakit, termasuk pneumonia akibat infeksi bakteri atau virus (termasuk infeksi virus Corona atau COVID-19).

Paru-paru basah (pneumonia) adalah penyakit saluran pernafasan karena infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh kuman; bakteri, virus, dan jamur.

Penderita radang paru ini didominasi oleh kalangan anak-anak. Menurut data dari WHO, bahwa penyebab kematian 15% anak dibawah 5 tahun adalah pneumonia, di seluruh dunia. Sedangkan usia dewasa lebih mampu bertahan dan hanya 1% dari populasi yang terjangkit penyakit ini.

Tidak mudah mendeteksi seseorang terkena penyakit paru-paru basah atau tidak, karena gejalanya mirip dengan flu. Batuk disertai dengan sakit di bagian dada bukan satu-satunya gejala seseorang menderita penyakit radang paru. Beberapa gejala lainnya adalah:

Batuk. Biasanya batuk kering dan bisa disertai dengan dahak berwarna kehijauan, kuning, maupun bercampur darah.Nafas pendek. Ini menyebabkan penderita kesulitan bernafas, terengah-engah, walaupun dalam kondisi santai.Demam. Seringkali disertai dengan keringat dingin dan menggigil.Kehilangan nafsu makan. Tidak punya tenaga dan lemas.Sakit di bagian dada. Rasa seperti tertusuk saat menghirup nafas atau batuk.Mual dan muntah. Sering terjadi pada anak-anak yang mengidap paru-paru basah.

Bila melihat gejala-gejala diatas pada anak, jangan menunggu hingga sakit bertambah parah. Apalagi bila anak mengalami kesulitan bernafas, warna membiru para bibir dan jari-jemari, suhu badan tinggi, atau batuk parah disertai dahak. Jangan berpikir lama, segera bawa ke dokter ahli untuk penanganan lebih lanjut.

Penyebab Paru-Paru Basah

Radang paru-paru basah ini biasanya disebabkan karena serangan virus, bakteri, dan jamur. Kuman-kuman tersebut biasanya sudah bersarang di hidung dan rongga mulut, atau kamu menghirupnya langsung sehingga ia menyerang paru-paru.

Beberapa penyebab yang seringkali menjadi pemicu adalah:

Bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumokokus). Ini adalah sumber tertinggi penyakit radang paru yang terjadi pada anak-anak.Virus influenza tipe B. Penyebab paru-paru basah kedua menurut WHO.Infeksi virus pada saluran pernafasan.Bakteri Pneumocystis jiroveci. Menyerang anak-anak dengan HIV. Bakteri ini menjadi penyebab meninggal 1 dari 4 anak dengan HIV yang menderita radang paru.

Kasus Pneumonia Akut pada Balita: Bisa Memicu Penyakit Paru-paru Lainnya dan Menyebabkan Kematian

Fakta menunjukkan bahwa kasus paru-paru basah menimpa anak-anak sebanyak 1 juta kasus per tahun di seluruh dunia. Kebanyakan kasus ini sulit ditangani karena biasanya diiringi penyakit lain seperti kekurangan nutrisi dan tidak mendapat akses perawatan yang memadai di rumah sakit. Sehingga kematian anak-anak akibat paru-paru basah tergolong tinggi.

Meski begitu, penanganan paru-paru basah saat ini bisa ditangani dengan baik dengan menggalakkan vaksinasi untuk mencegah penyakit radang paru-paru. Vaksin ini untuk disebut vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine). Vaksin  PCV bisa mencegah penyakit radang paru atau paru-paru basah (pneumonia), penyakit meningitis dan infeksi darah (bakteremia).

Pemberian vaksin PCV di Indonesia mulai menjadi perhatian pemerintah sejak tahun 2017. Kementerian kesehatan mulai mengadakan demonstrasi program imunisasi pneumokokus di area Lombok Timur.

Related Post

Vaksinasi PCV disertai HiB membantu menurunkan angka kematian anak di bawah usia 5 tahun akibat penyakit paru-paru basah. Hal ini dilakukan berdasarkan laporan data yang dirilis dari UNICEF 2015. Bahwa sekitar 14 % dari 147.000 anak balita meninggal karena kasus pneumonia di Indonesia.

Bagaimanapun juga paru-paru basah harus ditangani dengan serius terutama karena mengancam nyawa anak-anak. Beberapa kasus ekstrim adalah kondisi pneumonia yang terlalu parah bisa menyebabkan kasus pneumothorax.

Yakni, kondisi penyakit yang menyerang paru-paru di mana udara bocor ke rongga dada dan membuat kinerja paru-paru menjadi kolaps. Pneumothorax menyebabkan pasien mengalami kesulitan bernafas dan merasakan nyeri di bagian dada.

Salah satu penanganan kasus pneumothorax adalah dengan pemberian antibiotik dan oksigen. Antibiotik berfungsi untuk menghilangkan infeksi dan pemberian oksigen dilakukan dengan pemberian kateter untuk menyalurkan udara dari rongga dada. Sehingga pernafasan menjadi normal kembali.

Selain masalah penyakit pneumothorax, bahaya penyakit terkait infeksi bakteri Pneumocystis jiroveci juga bisa menyerang anak-anak. Terutama jika anak-anak tersebut juga terinfeksi dengan HIV.

Bakteri ini menjadi penyebab meninggal 1 dari 4 anak dengan HIV yang menderita radang paru. Penularan virus dan bakteri ini biasanya menyebar melalui udara dipicu oleh batuk dan bersin.

Dalam beberapa kasus, penularan bisa melalui darah terhadap bayi yang baru lahir. Bayi dan anak-anak dibawah 2 tahun sangat rentan terhadap penyakit paru-paru basah.

Cara Mencegah Penyakit Paru-Paru Basah Pada Anak

Walaupun penyakit ini tidak mematikan bagi orang dewasa, namun sangat berbahaya bagi anak-anak dan bayi. Oleh karena itu langkah pencegahan dimulai dari sejak lahir hingga dewasa. Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan agar terhindar dari paru-paru basah:

Nutrisi yang baik. Ini sangat membantu untuk pembentukan pertahanan tubuh alami ang anak. Dimulai dari memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga minimal usia 6 bulan. Selain membantu mencegah penyakit paru-paru basah, ketahanan tubuh anak yang kuat juga mencegahnya dari terjangkit penyakit lain.Kebersihan lingkungan. Termasuk diantaranya adalah sirkulasi udara yang baik agar terhindar dari polusi udara dalam ruangan, membuat sirkulasi asap untuk kompor, dan sebagainya.Vaksin influenza. Pemberian vaksin influenza pada ibu hamil dapat mengurangi resiko terkena penyakit paru-paru basah, baik untuk sang ibu maupun anak dalam kandungan.Bagi anak dengan HIV, pemberian antibiotik khusus cotrimoxazole dapat mengurangi resiko terserang penyakit ini.

Penyakit paru-paru basah ini, menurut WHO, banyak kasusnya dijumpai di negara-negara berkembang. Sebagian besar negara-negara tersebut telah memasukkan kebijakan pencegahan radang paru dalam program nasional mereka.

Angka kematian bayi akibat penyakit ini masih tinggi, oleh karena itu aksi nyata dan edukasi kepada masyarakat harus lebih ditingkatkan.

Akhir kata, Jika kamu melihat anak atau bayi kamu memiliki gejala di atas , jangan ragu untuk mengonsultasikannya ke dokter

manchunian

Recent Posts

Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Masih Menyebar, Tiga Bandara Ini Belum Beroperasi

Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…

7 hours ago

Mendag: Singapura Tawarkan Pembahasan Kerja Sama Digital dan Fasilitasi Perdagangan bagi UMKM

Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…

8 hours ago

Apresiasi Stakeholders Pasar Modal Syariah Indonesia, BEI Selenggarakan Jogja Sharia Investor City 2024

Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…

8 hours ago

Sepekan Perdagangan, Kapitalisasi Pasar di BEI Tercatat Sebesar 12.063 Triliun, Turun 1,46% Dibanding Pekan Sebelumnya

Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan pada…

9 hours ago

Harga Tiket Pesawat Kapan Turun? Kemenhub: Segera Diumumkan jika Rekomendasinya Keluar

Beritamu.co.id – Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat yang terdiri dari Kementerian Koordinator…

9 hours ago

Dukung Keberlanjutan, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia Gandeng Bumi Baik untuk Tanam Pohon Trembesi di Waduk Brigif, Jagakarsa

Beritamu.co.id – Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak…

11 hours ago