Chicago (Beritamu.co.id) – Harga emas naik ke level tertinggi lebih dari satu minggu pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), didukung oleh kekhawatiran inflasi dan risiko geopolitik yang sedang berlangsung, ketika pasar menunggu data inflasi utama AS untuk isyarat tentang lintasan kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed).
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di Divisi Comex New York Exchange, terangkat 14 dolar AS atau 0,8 persen, menjadi ditutup pada 1.821,80 dolar AS per ounce, setelah mencapai tertinggi sesi di 1.825 dolar AS. Ini adalah poin dan persentase kenaikan satu hari terbesar untuk sejak 19 Januari dan penyelesaian tertinggi sejak 26 Januari.
Akhir pekan lalu, Jumat (4/2/2022), harga emas berjangka terdongkrak 3,70 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.807,80 dolar AS, setelah tergelincir 6,20 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.804,10 dolar AS pada Kamis (3/2/2022), dan bertambah 8,80 dolar AS atau 0,5 persen menjadi 1.810,30 dolar AS pada Rabu (2/2/2022).
Reli emas pada Senin (7/2/2022) datang menjelang data inflasi AS yang akan dirilis selama tiga hari ke depan melalui pembacaan Indeks Harga Konsumen Januari.
Angka indeks harga konsumen (IHK) sebelumnya menunjukkan kenaikan tahunan 7,0 persen hingga Desember, lonjakan inflasi tertinggi sejak 1982. Perkiraan kali ini adalah 7,3 persen, yang masih bisa menandai tertinggi 40 tahun, meskipun ada potensi angka mengejutkan naik lebih lanjut.
“Ada sedikit lebih banyak pembelian flight-to-safety di pasar emas… Perhatian utama saat ini adalah kemana arah inflasi kita dan seberapa agresif Fed nantinya,” kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Bob Haberkorn.
Angka inflasi AS untuk Januari akan dirilis pada Kamis (10/2/2022), dengan pasar sekarang memperkirakan peluang satu-dalam-tiga The Fed akan menaikkan 50 basis poin penuh pada pertemuan mereka Maret.
Emas umumnya dibeli oleh investor sebagai lindung nilai terhadap inflasi, Jadi, secara teori, emas seharusnya reli ketika tekanan harga AS setinggi ini.
Tetapi Federal Reserve juga mengamati angka inflasi untuk memutuskan kuantum dan frekuensi kenaikan suku bunga era pandemi pertama di Amerika Serikat, yang mendukung dolar dan imbal hasil obligasi, bukan emas.
Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi dan penyimpan nilai yang aman di saat ketidakpastian, suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Ketegangan Rusia-Ukraina juga ada di benak semua orang, kata Haberkorn.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pada Minggu (6/2/2022) bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina dalam beberapa hari atau minggu tetapi mungkin masih memilih jalur diplomatik.
Berita ini sudah di terbitkan oleh di (https://www.antaranews.com/berita/2690061/harga-emas-naik-14-dolar-risiko-inflasi-dongkrak-daya-tarik-aset-aman)
Beritamu.co.id – Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak…
Beritamu.co.id - PT Bukit Teknologi Digital (BTech), anak perusahaan dan lini penelitian dan pengembangan…
Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore akhir pekan ini, Jumat…
Beritamu.co.id - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober…
Beritamu.co.id - SIAL Interfood, pameran internasional makanan dan minuman, kembali diselenggarakan di Indonesia bertempat…
Beritamu.co.id - Dunia terus bertransformasi, dan sektor keuangan pun tak luput dari perubahan. Perkembangan…