Jakarta (Beritamu.co.id) – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam pertemuan internasional D-8 mengungkapkan inovasi kunci yang harus dilakukan setiap negara untuk menghadapi perubahan iklim yang berdampak pada sektor pertanian agar tetap bisa mempertahankan produksi.
Mentan Syahrul dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan Pengembangan Climate Smart Agriculture (CSA) sangat tepat sebagai isu prioritas bagi negara D-8 di tengah situasi pertanian global yang menghadapi tekanan akibat perubahan iklim.
Terdapat setidaknya empat inovasi kunci dalam CSA, yakni pengelolaan dan pemanfaatan air secara lebih efisien dan berkelanjutan, perbaikan dalam pengelolaan hara dan pupuk, penerapan biofortifikasi pada tanaman pangan utama nasional, serta penerapan inovasi dan teknologi untuk menekan kehilangan hasil dan limbah pangan/Food Loss and Waste (FLW).
“Beberapa inovasi yang telah kami terapkan, di antaranya adalah mendorong implementasi Good Handling Practices (GHP), perbaikan kualitas ruang penyimpanan hasil panen, dan penerapan teknik pemanenan yang lebih baik melalui perbaikan desain mesin panen, serta memberikan pelatihan bagi operator dan bimbingan teknis bagi petani,” kata Mentan.
Dalam pertemuan dengan delapan negara berkembang secara virtual tersebut, Mentan memastikan komitmen Indonesia yang siap berbagi pengalaman dengan seluruh anggota D-8.
“Saya berharap melalui forum kerja sama ini kita dapat memperkuat sinergitas dalam mendorong adopsi inovasi dan teknologi CSA untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara luas khususnya di negara-negara angota D-8 dan dunia internasional pada umumnya,” katanya.
Mentan Syahrul mengungkapkan pada masa pandemi sektor pertanian telah menunjukkan ketangguhan sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
“Saat puncak pandemi pada tahun 2020, dibandingkan dengan kontribusi sektor lainnya, PDB sektor pertanian tercatat paling tinggi sebesar 16,24 persen meskipun PDB nasional mengalami kontraksi sebesar minus 4,19 persen. Para petani juga masih diuntungkan karena NTUP tahun 2020 yang meningkat 0,51 persen dari tahun sebelumnya,” kata Mentan Syahrul.
Namun, ketergantungan sektor pertanian terhadap kondisi alam pun tidak dapat dipungkiri. Sektor pertanian sangat sensitif terhadap dampak perubahan iklim, karena bertumpu pada siklus air dan cuaca untuk menjaga produktivitasnya.
Negara D-8 sendiri merupakan kelompok delapan negara berkembang yang memiliki mayoritas penduduk muslim yang awalnya untuk menghimpun kekuatan negara-negara anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam).
Dalam perkembangannya, negara D-8 bertransformasi menjadi kelompok negara yang ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat negara anggotanya melalui pembangunan ekonomi dan sosial serta justru tidak bersifat eksklusif keagamaan. Anggota negara D-8 adalah Bangladesh, Mesir, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, Turki, serta Indonesia.
Berita ini sudah di terbitkan oleh di (https://www.antaranews.com/berita/2642949/mentan-paparkan-kunci-hadapi-perubahan-iklim-di-pertemuan-negara-d-8)
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…
Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…
Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…
Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan pada…
Beritamu.co.id – Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat yang terdiri dari Kementerian Koordinator…
Beritamu.co.id – Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak…