Batu Bara Optimistis Harga Tinggi Hingga Akhir Tahun

BeritaMu.co.id – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tetap optimistis harga batu bara masih akan dalam tren yang tinggi hingga akhir tahun. Sepanjang tahun ini, perusahaan memproyeksikan harga batu bara di kisaran US$ 53-56 per ton. Untuk anak usaha BUMI, yakni Kaltim Prima Coal, harga batu bara diperkirakan di level US$ 60-64 per ton, sementara Arutmin US$ 39-42 per ton.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava, mengatakan meski harga batu bara saat ini tengah turun, kurva harga batu bara tetap menunjukkan tren kenaikan yang berkelanjutan. Meski ada fluktuasi harga, perusahaan tetap optimistis bisa mencapai target harga yang ditetapkan untuk batu bara yang diproduksinya. Bahkan dia menilai tren harga tinggi ini bukan hanya akan terjadi pada tahun ini.

“Memang ada beberapa yang menyebabkan fluktuasi harga seperti peningkatan permintaan karena beban musim panas, pemulihan pandemi dan kendala pasokan yang berkelanjutan yang disebabkan oleh kurangnya kapasitas baru, kondisi cuaca buruk, masalah keamanan di negara produsen utama dan masalah transportasi kereta api,” kata Dileep kepada BeritaMu.co.id, Jumat (23/7/2021).

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle berada di US$ 146,7/ton, turun 2,65% dari hari sebelumnya. Aksi jual besar-besaran (sell-off) sepertinya masih menghinggapi kontrak batu bara. Pada 19 Juli lalu, harga si batu hitam menyentuh US$ 153,7/ton, tertinggi setidaknya sejak 2008.

Selain itu, penurunan harga kemungkinan juga dipicu oleh penurunan permintaan, terutama di Eropa. Pekan lalu, pembangkitan listrik dari pembangkit bertenaga batu bara di Jerman turun 13% dari pekan sebelumnya menjadi 5.127 MWh.

Related Post

Berdasarkan estimasi Refinitiv, permintaan listrik di Eropa pada pekan ini masih turun 0,7 GWh. Sementara pembangkitan listrik dari pembangkit batu bara tidak berubah dibandingkan pekan lalu.

“Kami masih optimistis, ke depannya harga batu bara masih menunjukkan kenaikan harga yang berkelanjutan hingga sisa tahun ini, dan mungkin seterusnya,” kata Dileep.

Sebelumnya, sepanjang kuartal I-2021 penjualan emiten produsen batu bara terbesar ini turun menjadi 19,3 juta ton akibat tingginya curah hujan di area penambangan. Tren kenaikan harga yang terjadi semakin memberikan keuntungan pada perusahaan terutama karena penurunan biaya produksi menjadi US$ 33,9 per ton, dibandingkan sebelumnya US$ 34,33 per ton.

“Permintaan, bagaimanapun diperkirakan akan naik dan harga batu bara kuat dan kemungkinan akan tetap demikian sepanjang tahun,” kata Dileep belum lama ini.

 

alfian nadlor

Blogger yang suka mendesain

Recent Posts

Sri Mulyani Bertemu Menkeu Inggris, Bahas Ekonomi Global Hingga Dana Pendidikan

Beritamu.co.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Menkeu Inggris Rachel Reeves…

48 mins ago

LinkedIn Nilai Pengembangan Kapasitas BTNers Patut Dicontoh

Beritamu.co.id- PT Bank Tabungan Negara Tbk (IDX:BBTN) meraih penghargaan bergengsi di bidang pengembangan sumber…

8 hours ago

Ekosistem Pembiayaan Peternak Domba Garut yang Diinisiasi OJK Mulai Menunjukan Hasil

Beritamu.co.id - Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jawa Barat menggelar Sarasehan Pemantauan Implementasi Pengembangan…

14 hours ago

Tanam 4.000 Bibit Mangrove, Upaya HUMI untuk Keberlanjutan dan Mitigasi Perubahan Iklim

  Beritamu.co.id - Emiten pelayaran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk. (HUMI) melaksanakan program penanaman…

1 day ago

Toyota Jalin Kolaborasi dengan Pertamina Patra Niaga dan TRAC untuk Mempelajari Penggunaan New Renewable Energy

Beritamu.co.id— Sesuai Indonesia Net Zero Emission (NZE) Roadmap, PT Toyota-Astra Motor (TAM) melakukan kolaborasi dengan…

2 days ago

OJK Bersama Stakeholder Terkait Tuntaskan Bentuk TPKAD di Seluruh Wilayah Indonesia

Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama instansi dan stakeholder terkait telah berhasil membentuk…

2 days ago