Categories: Berita Pilihan

Dolar turun tipis seiring naiknya mata uang sensitif terhadap risiko

New York (Beritamu.co.id) – Nilai tukar dolar AS sedikit melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena berkurangnya kekhawatiran dampak dari varian virus corona Omicron mendukung kurs mata uang berisiko naik seperti dolar Australia dan pound Inggris.

Menjelang liburan dan long weekend yang diperpanjang di Amerika Serikat, sebagian besar mata uang utama bertahan pada kisaran sempit.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun tipis 0,08 persen pada 96,031. Indeks tetap mendekati level tertinggi 16 bulan yang dicapai akhir bulan lalu.

“Kekhawatiran tentang tingkat keparahan varian Omicron memudar, yang mendorong permintaan untuk mata uang dan kelas aset yang lebih berisiko sementara menekan tempat berlindung yang aman (safe haven) seperti dolar AS, yen Jepang, dan obligasi pemerintah,” George Vessey, ahli strategi Western Union Business Solutions, mengatakan dalam sebuah catatan.

Berita optimis tentang vaksin dan rawat inap terkait Omicron juga membantu meningkatkan selera investor terhadap risiko, mengangkat saham dan mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi.

Dua pembuat vaksin mengatakan suntikan mereka terlindungi dari Omicron ketika data Inggris menunjukkan varian tersebut dapat menyebabkan kasus rumah sakit yang lebih sedikit secara proporsional daripada varian Delta, meskipun pakar kesehatan masyarakat memperingatkan pertempuran melawan COVID-19 masih jauh dari selesai.

Related Post

Secara terpisah, data pada Kamis (23/12/2021) menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran bertahan di bawah level pra-pandemi pekan lalu, sementara belanja konsumen meningkat dengan kuat, menempatkan ekonomi di jalur untuk berakhir dengan kuat hingga 2021.

Tetapi tekanan harga terus meningkat, dengan ukuran inflasi yang mendasarinya mencatat kenaikan tahunan terbesar sejak 1989 pada November.

Dolar Australia naik 0,44 persen menjadi 0,7247 dolar AS. Sterling menguat 0,46 persen terhadap dolar, diuntungkan dari pergerakan yang lebih tinggi dalam imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek Inggris serta laporan yang meyakinkan tentang varian Omicron.

Di tempat lain, lira Turki memperpanjang rebound mengejutkannya minggu ini, melonjak lagi 4,0 persen pada 11,5 per dolar AS, setelah diperdagangkan ke terlemah 18,4 pada Senin (20/12/2021).

Keuntungan besar pada lira datang setelah Presiden Tayyip Erdogan mengatakan pemerintah dan bank sentral akan menjamin beberapa deposito mata uang lokal terhadap kerugian depresiasi valas.

Berita ini sudah di terbitkan oleh di (https://www.antaranews.com/berita/2604357/dolar-turun-tipis-seiring-naiknya-mata-uang-sensitif-terhadap-risiko)

Chavied Mardi

Wisata Blogger yang menyenangkan

Recent Posts

Hadi Suhermin Tambah Porsi Kepemilikan Sahamnya di SMIL

Beritamu.co.id - Hadi Suhermin selaku Direktur Utama dan juga Pengendali PT Sarana Mitra Luas…

12 mins ago

Dorong Pengembangan Industri Kreatif, Kemenperin Gelar ‘Creative Business Incubator’

Beritamu.co.id - Industri kreatif merupakan salah satu sektor usaha yang cukup banyak digeluti oleh…

41 mins ago

Utang Luar Negeri Indonesia Triwulan III 2024 Tercatat Sebesar 427,8 Miliar Dolar AS, Tumbuh 8,3% YoY

Beritamu.co.id - Bank Indonesia (BI) menyebutkan, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan…

1 hour ago

ANALIS MARKET (15/11/2024) : Peluang IHSG untuk Melemah Masih Terbuka

Beritamu.co.id - Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, IHSG di tutup melemah 1,29% ke level…

2 hours ago

Bahlil Berencana Optimalkan Lagi Sumur Minyak Tua Demi Swasembada Energi

Beritamu.co.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa untuk…

3 hours ago

BEI Umumkan Sanksi terhadap Perusahaan Tercatat yang Tidak Melakukan Penyampaian Laporan Keuangan Interim per 30 September 2024

Beritamu.co.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis Pengumuman perihal Sanksi terhadap Perusahaan Tercatat…

3 hours ago