Categories: Berita Pilihan

BI: “Exit strategy” harus gradual hindari normalisasi prematur

Nusa Dua, Bali (Beritamu.co.id) – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyatakan kebijakan bersama untuk keluar dari strategi atau exit strategy harus dilakukan secara gradual untuk menghindari normalisasi dan pemulihan yang prematur.

Hal itu merupakan salah satu hasil dari Finance and Central Bank Deputies (FCBD) Meeting dalam jalur keuangan atau finance track pada gelaran Presidensi G20 Indonesia.

“Normalisasi dipandang harus dilakukan secara smooth atau gradual untuk menghindari prematur normalisasi karena kondisi negara pulih bergantung pada beberapa faktor,” katanya dalam Konferensi Pers di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Terlebih lagi, International Monetary Fund (IMF) dalam pertemuan ini memberikan ulasan bahwa outlook ekonomi global relatif dalam jalur pemulihan namun kecepatannya lebih lambat.

Pemulihan masih berlangsung namun ada risiko yang dihadapi seperti kesehatan, tekanan inflasi, risiko supply side, shock dalam produksi termasuk perubahan iklim sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan 2021 dan 2022.

Menurutnya, jika exit strategy dilakukan terlalu cepat akan berbahaya pada proses pemulihan yang sedang berlangsung namun jika exit strategy terlalu lama akan mengganggu instabilitas sistem keuangan dalam jangka menengah panjang.

Related Post

Oleh sebab itu, exit strategy harus dirancang secara penuh, matang serta dikomunikasikan secara baik dan bertahap terutama kepada pasar terkait normalisasi masing-masing prioritas.

Exit strategy ini termasuk terkait mengatasi dampak berkepanjangan atau scarring effect dari pandemi COVID-19 dalam jangka menengah panjang mengingat tanpa kebijakan struktural maka akan menyulitkan pemulihan ekonomi.

Dampak pandemi seperti penutupan pabrik di tengah permintaan yang pulih namun produksi terbatas menunjukkan bahwa exit strategy perlu diterapkan untuk mengatasi hal ini.

Ia menambahkan, exit strategy jangan hanya dilihat dari sektor ekonomi saja melainkan juga dari sisi tenaga kerja yang turut terganggu mengingat adanya kebutuhan skill terkait IT yang meningkat.

“Masalah scarring effect dari sisi trade dan health itu diatasi oleh digitalisasi,” katanya.

Berita ini sudah di terbitkan oleh di (https://www.antaranews.com/berita/2578345/bi-exit-strategy-harus-gradual-hindari-normalisasi-prematur)

Chavied Mardi

Wisata Blogger yang menyenangkan

Recent Posts

ASDP Klaim Digitalisasi Layanan Berikan Efek Signifikan Pada Momen Libur Waisak

Beritamu.co.id - Momen libur panjang Hari Raya Waisak 2025, yakni pada 9-12 Mei 2025…

5 hours ago

Triniti Dinamik Luncurkan Show Unit Kluster Eastwood di District East, Karawang

Beritamu.co.id - PT Triniti Dinamik Tbk (IDX: TRUE) terus berkomitmen terhadap inovasi dan keberlanjutan…

2 days ago

Sepekan Perdagangan, Kapitalisasi Pasar BEI Meningkat 0,29% menjadi Rp11.865 Triliun

Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan pada periode…

4 days ago

Kembangkan Beton Hijau di Pesisir dan Laut, SIG Gandeng BRIN

Beritamu.co.id - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (IDX: SMGR) atau SIG menjalin kerja sama dengan…

4 days ago

RDK Bulanan OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan pada bulan April 2025 Tetap Terjaga di Tengah Meningkatnya Dinamika Global

Beritamu.co.id - Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 April 2025…

4 days ago

Yacobus Jemmy Hartanto Kembali Tambah Porsi Kepemilikan Sahamnya di OMED

Beritamu.co.id - Yacobus Jemmy Hartanto selaku Komisaris dan juga Pengendali PT Jayamas Medica Industri Tbk (IDX: OMED) telah melakukan transaksi Pembelian…

4 days ago