Chicago (Beritamu.co.id) – Emas berjangka sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), meskipun sejumlah data ekonomi AS yang kuat mengangkat dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah, dengan kegelisahan seputar kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan dari Federal Reserve menambah suasana suram.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik tipis 50 sen AS atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 1.784,30 dolar AS per ounce, setelah menandai penyelesaian terendah sejak 3 November pada Selasa (23/11/2021) dan mencatat penurunan selama empat sesi berturut-turut.
Sebaliknya, di pasar spot harga emas jatuh 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 1.783,18 dolar AS per ounce pada pukul 19.23 GMT, setelah jatuh ke level terendah sejak 4 November di 1.777,80 di awal sesi.
Sehari sebelumnya, Selasa (23/11/2021), emas berjangka anjlok 22,5 dolar AS atau 1,25 persen menjadi 1.783,80 dolar AS, setelah terperosok 45,3 dolar AS atau 2,45 persen menjadi 1.806,30 dolar AS pada Senin (22/11/2021), dan jatuh 9,8 dolar AS atau 0,53 persen menjadi 1.851,60 dolar AS pada Jumat (19/11/2021).
Emas jatuh di bawah level psikologis 1.800 dolar AS awal pekan ini karena pencalonan ulang Ketua Fed Jerome Powell mendukung spekulasi pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat, mendorong dolar dan pada gilirannya membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Pasar emas sedang tertekan oleh kekhawatiran The Fed mungkin mulai meningkatkan tapering atau membawa kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya, kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Investor emas juga tampaknya mengabaikan kemungkinan inflasi moderat, mengingat penurunan harga energi baru-baru ini, kata analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir.
Tekanan kian menumpuk, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan 199.000 klaim pengangguran awal dalam pekan yang berakhir 20 November, level terendah sejak 1969.
Departemen Perdagangan AS merevisi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) naik menjadi 2,1 persen pada tingkat tahunan di kuartal ketiga, dibandingkan dengan 2,0 persen yang dilaporkan sebelumnya.
Departemen juga melaporkan bahwa pesanan barang tahan lama AS turun 0,5 persen pada Oktober menyusul penurunan 0,4 persen pada September.
Defisit perdagangan barang AS menyempit 14,6 persen menjadi 82,9 miliar dolar pada Oktober, menurut perkiraan lanjutan Departemen Perdagangan.
Indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi, ukuran inflasi AS yang umum digunakan, naik 0,6 persen pada Oktober, kata Departemen Perdagangan AS. Ini adalah pertumbuhan tercepat sejak November 1990.
Risalah Federal Reserve yang dirilis tak lama setelah penutupan pasar menunjukkan bahwa beberapa pejabat Fed berpikir inflasi mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk mereda daripada yang diperkirakan semula, dan langkah yang lebih cepat dari pengurangan pembelian obligasi dijamin pada pertemuan November dan bergerak lebih cepat untuk menaikkan suku bunga.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 6,1 sen atau 0,26 persen, menjadi ditutup pada 23,496 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 11,1 dolar AS atau 1,15 persen, menjadi ditutup pada 975,3 dolar AS per ounce.
Pasar AS akan tutup pada Kamis untuk liburan Thanksgiving
Berita ini sudah di terbitkan oleh di (https://www.antaranews.com/berita/2545213/emas-hentikan-penurunan-4-sesi-beruntun-berakhir-sedikit-lebih-tinggi)
Beritamu.co.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (14/11), IHSG ditutup melemah…
Beritamu.co.id - Hadi Suhermin selaku Direktur Utama dan juga Pengendali PT Sarana Mitra Luas…
Beritamu.co.id - Industri kreatif merupakan salah satu sektor usaha yang cukup banyak digeluti oleh…
Beritamu.co.id - Bank Indonesia (BI) menyebutkan, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan…
Beritamu.co.id - Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, IHSG di tutup melemah 1,29% ke level…
Beritamu.co.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa untuk…