Categories: Berita Pilihan

Sri Mulyani: Mekanisme pasar karbon akan sangat bergantung pada BEI

Jakarta (Beritamu.co.id) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan mekanisme pasar karbon di Indonesia akan sangat bergantung kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) karena akan menjadi platform untuk perdagangan.

“Saya harap bursa bisa membangun dan mengantisipasi sehingga perdagangan karbon menjadi kredibel dan diakui di dunia,” kata Sri Mulyani dalam acara CEO Networking 2021 di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan pihaknya kini terus berkomunikasi dengan berbagai pemangku kebijakan mengenai pengembangan harga karbon yang sudah dikenalkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) dan menjadi landasan bagi Indonesia untuk memulai mekanisme pasar karbon.

Pengembangan pasar karbon di Tanah Air membutuhkan regulasi dan kapasitas secara nasional yang berkenaan dengan global, namun dengan tetap menjaga kepentingan Indonesia, di mana nantinya instrumen perdagangan akan dilengkapi dengan instrumen non perdagangan.

Sri Mulyani menyebutkan bahwa untuk perdagangan terdapat trading carbon dan mekanisme offsetting, sedangkan untuk non perdagangan akan dilakukan pajak karbon dan pendanaan kinerja melalui result base payment atau pihak yang melakukan pengurangan CO2 akan mendapatkan bayaran.

“Kita memiliki Badan Layanan Umum (BLU) Badan Pengelola Dana Lingkungan hidup (BPDLH) yang mengelola dana untuk bisa mendukung perdagangan maupun non perdagangan dalam instrumen pengembangan harga karbon, yang akan menjadi fokus dan melihat semua negara,” katanya.

Related Post

Ia menyampaikan bahwa harga karbon di berbagai negara berbeda-beda dan Indonesia akan menyesuaikannya, sebagai contoh di Kanada mencapai 40 dolar AS dan akan naik menjadi 125 dolar AS dalam waktu kurang dari lima tahun ke depan.

Dengan demikian, perbedaan harga karbon untuk komoditas tersebut berpotensi menimbulkan arbitrase, sehingga BEI harus bisa mengantisipasinya salah satunya dengan penerapan Enviromental Sustainable Governance (ESG) dan Monitoring, Reporting, Valuation (MRV) dalam perdagangan karbon nantinya.

“Jadi, tinggal dilihat ini merugikan atau menguntungkan. Jangan sampai justru Indonesia tidak bisa menjaga kepentingannya pada saat harga karbon tidak sama dan menimbulkan dampak arbitrase,” kata Sri Mulyani.

 

Berita ini sudah di terbitkan oleh di (https://www.antaranews.com/berita/2526609/sri-mulyani-mekanisme-pasar-karbon-akan-sangat-bergantung-pada-bei)

Chavied Mardi

Wisata Blogger yang menyenangkan

Recent Posts

ANALIS MARKET (16/10/2025): IHSG Berpotensi Lanjutkan Koreksi

Beritamu.co.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu…

5 mins ago

Ada Perang Dagang AS-China, Mendag Budi : Ekspor Kita Malah Surplus Terus

Beritamu.co.id : Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengaku tidak terlalu khawatir meski terjadi perang…

36 mins ago

ANALIS MARKET (16/10/2025): IHSG Masih Rawan Melanjutkan Koreksi

Beritamu.co.id - Riset harian MNC Sekuritas menyebutkan, diperdagangan sebelumnya (15/10), IHSG melanjutkan koreksinya sebesar…

2 hours ago

ANALIS MARKET (16/10/2025): IHSG Berpotensi Teknikal Rebound

Beritamu.co.id - Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, IHSG kemarin (15/10), ditutup turun 0.19%, disertai dengan…

3 hours ago

Giliran Vivo Alami Kekosongan Stok Bensin di Seluruh SPBU

Beritamu.co.id – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) tak hanya terjadi pada SPBU Shell dan…

9 hours ago

Danantara Dianggap Mampu Menanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh

Beritamu.co.id - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BP Danantara dianggap mampu untuk menanggung…

9 hours ago