Categories: MARKET

ANALIS MARKET (03/11/2021) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Melemah Terbatas

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa, 02/11/2021 kemarin, IHSG ditutup melemah 59 poin atau 0,91% menjadi 6.493. Sektor energy, industrials, transportation, infrastructures, techonology, basic materials, consumer cyclicals, financial, properties & real estate, consumer non cyclicals, dan healthcare bergerak negatif dan mendominasi penurunan IHSG kali ini. Investor asing di seluruh pasar membukukan penjualan bersih sebesar IDR145 miliar.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan ditradingkan pada 6.436 – 6.573. Setelah pertemuan dari Bank Sentral Australia, arisan Bank Sentral Amerika akan menjadi perhatian selanjutnya,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (03/11/2021).

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.BIJAKNYA AUSTRALIA

Related Post

Dalam pertemuan Bank Sentral Australia kemarin, pada akhirnya Bank Sentral Australia memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunganya. Bank Sentral Australia juga berjanji untuk masih terus melakukan pembelian obligasinya dengan nilai $4 miliar per minggu hingga pertengahan bulan February 2022 mendatang, namun meskipun pembelian obligasi tetap dilakukan, control yield target untuk obligasi pemerintah akan di hentikan pada bulan April 2024 mendatang. Sejauh ini Lowe mengatakan bahwa perekonomian Australia mulai kembali pulih setelah sebelumnya terhambat adanya Covid 19 variant Delta, namun penetrasi vaksin terus dilakukan sehingga pemulihan ekonomi kembali kepada jalurnya. Proyeksi pertumbuhan ekonomi akan berada di 3% pada tahun 2021, dan 5.5% pada tahun 2022 dan 2.5% pada tahun 2023 mendatang. Beban pertumbuhan ekonomi akan berada pada sector kesehatan, namun demikian diyakini bahwa pelaku pasar dan investor akan terus melangkah maju dan yakin ekonomi Australia akan pulih lebih cepat dari yang diperkirakan. Ketenagakerjaan juga mulai pulih lebih cepat, karena lapangan pekerjaan meningkat dengan cepat. Tingkat pengangguran sendiri akan mengalami penurunan mencapai 4.25% pada akhir tahun 2022 mendatang dan 4% pada tahun 2023 mendatang. Hal ini tentu merupakan salah satu kabar yang sangat baik, karena meningkatnya lapangan pekerjaan mendorong menurunnya pengangguran. Inflasi juga diperkirakan masih akan terus mengalami peningkatan, meskipun pada dasarnya masih dalam keadaan rendah di 2.1%. Inflasi utama masih akan berada di 3%, yang dimana dipengaruhi oleh harga bensin yang lebih tinggi, dan harga property yang mengalami kenaikkan, serta gangguan pasokan global. Inflasi diperkirakan akan berada pada 2.25% pada tahun 2021, dan 2.5% pada tahun 2022 dan 2023 mendatang. Upah juga diperkirakan akan mengalami pertumbuhan dan meningkat secara bertahap seiring dengan meningkatnya lapangan pekerjaan. Upah akan meningkat sebesar 2.5% hingga tahun 2022 mendatang dan 3% selama tahun 2023 mendatang. Kami melihat tampaknya Australia agak dovish kali ini, tidak seperti biasa, apakah mungkin karena sedang bertengkar dengan Prancis yang sms-nya tidak dibalas oleh Presiden Macron? Namun demikian, Bank Sentral Australia mengatakan bahwa ketidakpastian utama akan datang dari pasokan global dan nilai upah ketika pengangguran berada pada titik terendahnya. Saat ini situasi dan kondisi keuangan di Australia masih akan tetap akomodatif, dengan sebagian tingkat suku bunga pinjaman berada direkor terendahnya. Gejolak telah timbul, imbal hasil obligasi mengalami kenaikkan seiring dengan volatilitas pasar, ditambah lagi dengan nilai tukar yang mulai terapresiasi meskipun tidak banyak. Keputusan Bank Sentral Australia untuk menghentikan control target imbal hasil obligasinya merupakan bagian dari pulihnya perbaikan ekonomi dan menunjukkan kemajuan yang lebih awal dari proyeksi terkait dengan pemulihan ekonomi menuju target inflasi. Tampaknya hanya di Australia saja yang inflasi dipandang sebelah mata pemirsa, sedap! Sejauh ini diberbagai belahan dunia lainnya Bank Sentral masih berjibaku untuk melawan inflasi, Bank Sentral Australia mengatakan bahwa inflasi masih sangat terkendali, dan tingkat suku bunga saat ini juga merupakan tanggapan terhadap pergerakan inflasi. Dewan berkomitment untuk mempertahankan situasi dan kondisi moneter yang ada saat ini untuk mendukung tercapainya kembali pekerjaan penuh di Australia dan inflasi yang konsisten sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Meskipun inflasi mengalami peningkatan, namun secara ukuran masih rendah, dan bagi Australia, tekanan inflasi juga merupakan yang terendah dari berbagai negara lainnya. Dan ini kata kuncinya nih pemirsa, dimana pada akhirnya Dewan mengatakan bahwa mereka tidak akan menaikkan tingkat suku bunganya sampai inflasi secara akutal berkelanjutan mencapai rentang target 2% – 3%. Untuk mencapai hal tersebut, ini akan membutuhkan pasar tenaga kerja yang kuat untuk mendorong pertumbuhan upah sehingga naik lebih tinggi daripada nilai saat ini. Dewan masih akan terus bersabar untuk menunggu proyeksi inflasi mengalami kenaikkan setidaknya dapat lebih tinggi dari 2.5% pada akhir tahun 2023 mendatang, dan diharapkan upah tetap dapat mengalami peningkatan meskipun secara bertahap. Saat ini kami melihat spread imbal hasil obligasi antara 3y dan 10y terus mengalami kenaikkan hingga 10 bps setelah pidato tersebut dilakukan, sebagai bagian respon dan berhentinya kebijakan control imbal hasil obligasi. Meskipun demikian memang harus kita akui, sikap Bank Sentral Australia yang cenderung menunggu inflasi dan bersikap akomodatif harus kita hargai, karena memang begitu keadaannya. Tidak terburu buru dalam menaikkan tingkat suku bunga juga merupakan bagian dari kebijakan yang menopang dan mendorong pertumbuhan ekonomi Australia yang masih dapat dikatakan terakselerasi secara perlahan. Memang situasi dan kondisi perekonomian tidak separah Jepang yang dimana masih berkoordinasi dengan pemerintah barunya, Australia bahkan jauh lebih baik daripada itu. Well, Australia sudah menentukan sikap, dan akan terus mengamati perkembangan yang terjadi dalam beberapa saat kedepannya, dari pertemuan ini, yuk kita nantikan sikap dari The Fed selanjutnya yang dimana konon katanya mereka akan mengumumkan lho, kapan Taper Tantrum akan dilakukan.

2.PENANTIAN DAN KEPASTIAN

Menjelang rilis data GDP kuartal III pelaku pasar menaruh harapan rendah terkait pertumbuhan pada periode tersebut. Berasarkan consensus yang dihimpun oleh Tradingeconomics, GDP kuartal III secara kuartal diproyeksikan tumbuh 1.9% QoQ lebih rendah dari periode sebelumnya yang tumbuh 3.31%. Jika mengacu secara tahunan pertumbuhan GDP kuartal III diproyeksikan tumbuh 4.3% YoY lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode lalu yang tercatat 7.07%. Penyebaran varian delta sepanjang kuartal III serta pembatasan kegiatan dan mobilitas masyarakat menjadi pemberat dari pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut. Kami melihat sektor konsumsi rumah tangga menjadi sektor yang cukup tertekan pada periode tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh angka Indeks Keyakinan Konsumen pada September 2021 yang berada di level pesimis di 95.5. Selain melambatkan konsumsi rumah tangga, PPKM turut berdampak pada laju investasi. Pada kuartal III/2021, BKPM mencatat realisasi investasi mencapai Rp216,7 triliun atau tumbuh 3,7% YoY. Namun, angka realisasi tersebut mengalami kontraksi sebesar -2,8% QoQ, jika dibandingkan dengan realisasi kuartal II/2021 sebesar Rp223 triliun. Badan Pusat Statistik pada akhir pekan ini akan merilis data pertumbuhan PDB kuartal III/2021. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,5% YoY di kuartal III/2021, dan di kisaran 3,7 – 4,5% YoY untuk keseluruhan 2021.


https://pasardana.id/news/2021/11/3/analis-market-03112021-ihsg-memiliki-peluang-bergerak-melemah-terbatas/

Yulia Vera

Recent Posts

Hadi Suhermin Tambah Porsi Kepemilikan Sahamnya di SMIL

Beritamu.co.id - Hadi Suhermin selaku Direktur Utama dan juga Pengendali PT Sarana Mitra Luas…

34 seconds ago

Dorong Pengembangan Industri Kreatif, Kemenperin Gelar ‘Creative Business Incubator’

Beritamu.co.id - Industri kreatif merupakan salah satu sektor usaha yang cukup banyak digeluti oleh…

29 mins ago

Utang Luar Negeri Indonesia Triwulan III 2024 Tercatat Sebesar 427,8 Miliar Dolar AS, Tumbuh 8,3% YoY

Beritamu.co.id - Bank Indonesia (BI) menyebutkan, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan…

1 hour ago

ANALIS MARKET (15/11/2024) : Peluang IHSG untuk Melemah Masih Terbuka

Beritamu.co.id - Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, IHSG di tutup melemah 1,29% ke level…

2 hours ago

Bahlil Berencana Optimalkan Lagi Sumur Minyak Tua Demi Swasembada Energi

Beritamu.co.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa untuk…

3 hours ago

BEI Umumkan Sanksi terhadap Perusahaan Tercatat yang Tidak Melakukan Penyampaian Laporan Keuangan Interim per 30 September 2024

Beritamu.co.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis Pengumuman perihal Sanksi terhadap Perusahaan Tercatat…

3 hours ago