Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan perkebunan kelapa sawit Grup Sampoerna, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mencatatkan laba bersih Rp 509,67 miliar sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, atau per September 2021 (Q3-2021).
Angka mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai 2.768% atau nyaris 3.000% secara tahunan dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 17,77 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai laba bersih per saham juga ikut terkerek naik menjadi Rp 280 dari sebelumnya senilai Rp 10.
Pendapatan perusahaan pada akhir September 2021 lalu senilai Rp 3,91 triliun, tumbuh 73,01% year on year (YoY) dari akhir September tahun sebelumnya yang senilai Rp 2,26 triliun.
Kenaikan pendapatan ini sejalan dengan menguatnya harga jual CPO (minyak sawit mentah, crude palm oil) yang telah melejit 38% sejak akhir 2020 (year to date). Saat ini, Rabu (27/10/2021) pukul 09:54 WIB, data Refinitiv mencatat, harga CPO di Bursa Malaysia sebesar MYR 4.943/ton.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan perusahaan juga naik menjadi Rp 2,71 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 1,80 triliun.
Pendapatan lainnya mengalami kenaikan menjadi Rp 73,03 miliar dari sebelumnya Rp 68,45 miliar. Lalu pendapatan keuangan bertambah menjadi Rp 8,53 miliar dari Rp 7,53 miliar.
Beban penjualan mengalami kenaikan menjadi Rp 77,60 miliar dari sebelumnya Rp 58,51 miliar. Begitu juga dengan beban umum dan adminstrasi yang naik menjadi Rp 177,35 miliar dari Rp 152,12 miliar.
Beban lainnya bertambah menjadi Rp 81,61 miliar dari Rp 21,65 miliar. Sedangkan beban keuangan bisa ditekan menjadi Rp 194,90 miliar dari Rp 230,82 miliar.
Pada periode tersebut, tercatat nilai aset SGRO menjadi sebesar Rp 9,76 triliun, naik tipis dari posisi akhir Desember 2020 yang senilai Rp 9,74 triliun. Aset lancar tercatat mencapai Rp 1,51 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 8,24triliun.
Di pos liabilitas, terjadi penurunan hingga kuartal III-2021 menjadi Rp 5,47 triliun dari sebelumnya Rp 5,94 triliun. Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 1,51 triliun dan liabilitas jangka panjang ditutup di angka Rp 3,96 triliun.
Ekuitas perusahaan di akhir September 2021 lalu mencapai Rp 4,28 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 3,79 triliun.
Dari data BEI, pada penutupan perdagangan Rabu ini (27/10), saham SGRO ditutup minus 5,02% di Rp 2.270/saham. Sepekan saham SGRO turun 11% dan sebulan terakhir naik 22,04%.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
Demikian berita mengenai Laba Sampoerna Agro Q3 Meroket Nyaris 3.000%, kok Bisa?, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211027155759-17-286977/laba-sampoerna-agro-q3-meroket-nyaris-3000-kok-bisa
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…
Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…
Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…
Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan pada…
Beritamu.co.id – Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat yang terdiri dari Kementerian Koordinator…
Beritamu.co.id – Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak…