Jakarta, CNBC Indonesia – Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup melemah pada perdagangan Kamis (21/10/2021), di tengah penguatan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) pagi hari waktu setempat jelang rilis data klaim pengangguran mingguan akhir pekan lalu.
Mayoritas investor di pasar obligasi pemerintah Indonesia cenderung melepas SBN pada hari ini, ditandai dengan menguatnya imbal hasil (yield). Hanya SBN bertenor 3 dan 10 tahun yang masih diburu oleh investor dan mengalami pelemahan yield-nya.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 3 tahun turun signifikan sebesar 25,2 basis poin (bp) ke level 3,742%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi pemerintah melemah 0,4 bp ke level 6,205% pada hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Berbalik menguatnya yield SBN pada hari ini, dari beberapa hari sebelumnya sempat melemah terjadi di tengah sentimen positif dari dalam negeri, di mana Bank Indonesia (BI) dalam pengumuman kebijakan moneter kemarin memperkirakan transaksi berjalan di kuartal III-2021 akan mengalami surplus. Sehingga bisa memperkuat fundamental Indonesia.
Di lain sisi, pergerakan yield SBN pada hari ini sebenarnya cenderung mengikuti pergerakan yield obligasi pemerintah AS (Treasury) pada hari ini. Namun untuk SBN acuan bertenor 10 tahun pergerakannya berbanding terbalik dengan Treasury acuan dengan tenor yang sama.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun menguat 1,7 bp ke level 1,652% pada pukul 07:00 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Rabu (20/10/2021) kemarin di level 1,635%.
Yield Treasury bertenor 10 tahun sempat menyentuh kisaran level 1,67% pada Senin (18/10/2021) awal pekan ini, karena investor di AS mengamati rilis kinerja keuangan perusahaan AS pada kuartal III-2021 yang tercatat lebih kuat, mendorong harapan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.
Di lain sisi, investor akan memantau data klaim pengangguran mingguan untuk periode pekan yang berakhir pada tanggal 17 Oktober 2021 yang akan dirilis pada pukul 08:30 waktu AS atau pukul 19:30 WIB.
Pekan sebelumnya, jumlah klaim asuransi pengangguran mingguan turun di bawah 300.000 untuk pertama kalinya sejak dimulainya pandemi virus corona (Covid-19). Investor akan mengamati dengan cermat data klaim pengangguran tersebut untuk melihat apakah data tersebut akan turun kembali.
Data itu juga akan digunakan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), di mana bank sentral terkuat di dunia tersebut telah mengindikasikan bahwa mereka akan segera mulai mengetatkan kebijakan moneternya, karena bank sentral mendekati tujuan ekonominya.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Investor Mulai Lakukan Aksi Jual, Harga SBN Melemah, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211021182802-17-285615/investor-mulai-lakukan-aksi-jual-harga-sbn-melemah
Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore akhir pekan ini, Jumat…
Beritamu.co.id - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober…
Beritamu.co.id - SIAL Interfood, pameran internasional makanan dan minuman, kembali diselenggarakan di Indonesia bertempat…
Beritamu.co.id - Dunia terus bertransformasi, dan sektor keuangan pun tak luput dari perubahan. Perkembangan…
Beritamu.co.id - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN, IDX: BBTN) terus memacu peningkatan dana…
Beritamu.co.id - Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo, Jepang, naik 107,21 poin, atau…