Jakarta, BeritaMu.co.id – Mata uang utama kawasan Benua Kuning cenderung melemah terhadap dolar AS hari ini, Rabu (20/10/2021). Namun rupiah aman dari volatilitas setidaknya untuk hari ini karena merupakan hari libur nasional memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Hingga siang ini pukul 13.48 WIB, mata uang China, Jepang dan Hong Kong cenderung melemah di hadapan greenback dengan depresiasi lebih dari 0,1%. Padahal di saat yang sama indeks dolar AS cenderung melemah 0,23% kemarin.
Sentimen yang terus diperhatikan oleh pelaku pasar sampai saat ini masih terkait dengan tapering yang bakal dilakukan oleh bank sentral AS, The Fed setidaknya pertengahan November atau Desember tahun ini.
Para pejabat The Fed mulai banyak yang setuju bahwa laju pembelian obligasi dan aset keuangan harus mulai dikurangi. Jika sebelumnya per bulan The Fed harus menggelontorkan US$ 120 miliar. Ke depan besarannya akan dikurangi US$ 15 miliar per bulan.
Menggunakan laju pengurangan tersebut, maka tapering diperkirakan bakal selesai pada paruh ke dua tahun depan. Saat tapering dilakukan, dolar AS cenderung menguat dan memakan korban. Mata uang Asia terutama negara berkembang bakal menjadi tumbalnya.
Namun kemarin rupiah ditutup menguat 0,23% terhadap dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.073/US$. Dari dalam negeri sentimen datang dari keputusan Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuannya.
“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%,” kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG, Selasa (19/10/2021).
Konsensus pasar yang dihimpun BeritaMu.co.id memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat, tidak adadissenting opinion.
BI sebenarnya memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga, melihat inflasi yang masih rendah. Tetapi, stabilitas rupiah menjadi salah satu alasan BI mempertahankan suku bunganya dalam 8 bulan beruntun. Sebab, bulan depan kemungkinan besar akan ada tapering bank sentral AS (The Fed) yang bisa menimbulkan gejolak di pasar finansial, dan berdampak buruk bagi rupiah.
Jika melihat mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS, bagaimana sebenarnya prospek rupiah untuk perdagangan hari ini?
Kalau melihat pasar Non Deliverable Forward (NDF) ada kemungkinan rupiah juga melemah, mengingat posisi rupiah di pasar kontrak forward berbagai tenor cenderung melemah dibandingkan dengan kemarin.
Periode
Kurs Kemarin 11:54 WIB
Kurs Hari Ini 13:57 WIB
1 Pekan
Rp14.071,1
Rp14.118,1
1 Bulan
Rp14.104,0
Rp14.149,2
2 Bulan
Rp14.144,1
Rp14.188,6
3 Bulan
Rp14.193,4
Rp14.236,4
6 Bulan
Rp14.327,5
Rp14.370,5
9 Bulan
Rp14.467,0
Rp14.509,5
1 Tahun
Rp14.637,0
Rp14.656,3
2 Tahun
Rp15.201,0
Rp15.186,0
Secara sentimen dan tren rupiah yang terus menguat memang membuka peluang adanya aksi profit taking yang bisa membuat rupiah melemah hari ini.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(trp/trp)
Demikian berita mengenai Untung Libur! Kalau Tidak, Rupiah Bisa Bonyok Kena Dolar AS, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211020142153-17-285253/untung-libur-kalau-tidak-rupiah-bisa-bonyok-kena-dolar-as
Beritamu.co.id - Momen libur panjang Hari Raya Waisak 2025, yakni pada 9-12 Mei 2025…
Beritamu.co.id - PT Triniti Dinamik Tbk (IDX: TRUE) terus berkomitmen terhadap inovasi dan keberlanjutan…
Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan pada periode…
Beritamu.co.id - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (IDX: SMGR) atau SIG menjalin kerja sama dengan…
Beritamu.co.id - Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 April 2025…
Beritamu.co.id - Yacobus Jemmy Hartanto selaku Komisaris dan juga Pengendali PT Jayamas Medica Industri Tbk (IDX: OMED) telah melakukan transaksi Pembelian…