Jakarta, CNBC Indonesia – Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (19/10/2021), setelah Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuannya pada periode Oktober 2021.
Sikap investor cenderung beragam pada hari ini. Di SBN bertenor 1, 5, 10, dan 15 tahun ramai diburu oleh investor, ditandai dengan kenaikan harga dan pelemahan imbal hasil (yield). Sebaliknya, di SBN berjatuh tempo 3, 20, 25, dan 30 tahun cenderung di lepas oleh investor, ditandai dengan pelemahan harga dan kenaikan yield.
Melansir data dari Refinitiv,dari SBN yang mengalami penguatan yield, SBN bertenor 20 tahun menjadi yang paling besar penguatannya pada hari ini, yakni menguat 1,2 basis poin (bp) ke level 7,138%. Di antara SBN yang mengalami pelemahan yield, SBN bertenor 1 tahun menjadi yang paling besar pelemahannya yakni sebesar 1,9 bp ke 3,175%.
Sementara itu, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi pemerintah turun tipis 0,1 bp ke level 6,209% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Beragamnya pergerakan yield SBN pada hari ini terjadi setelah BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,5%.
“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%,” kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG, Selasa (19/10/2021).
Sebelumnya, konsensus pasar yang dihimpun BeritaMu.co.id memperkirakan BI 7-Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat, tidak ada dissenting opinion.
Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), yield obligasi pemerintah Negeri Paman Sam (Treasury) terpantau kembali menguat pada perdagangan Selasa pagi hari waktu AS.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun menguat 1,8 bp ke level 1,602% pada pukul 07:07 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Senin (18/10/2021) kemarin di level 1,584%.
Dalam risalah rapat yang dirilis pada pekan lalu, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengindikasikan bahwa pihaknya hampir memenuhi targetnya dan dapat segera memulai normalisasi kebijakan moneter dengan mengurangi program pembelian aset atau tapering secara bertahap, yang kemungkinan akan dimulai pada November mendatang.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Investor Tak Kompak, Yield SBN Ditutup Bervariasi, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211019182341-17-285124/investor-tak-kompak-yield-sbn-ditutup-bervariasi
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Lembaga Keuangan…
Beritamu.co.id - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) kembali hadir dalam KPR BRI Property…
Beritamu.co.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) (IDX: DOID), melalui anak…
Beritamu.co.id - PT Unilever Indonesia Tbk (IDX: UNVR) menyampaikan Laporan Informasi atau Fakta Material…
Beritamu.co.id - Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (IDX:…
Beritamu.co.id - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) (IDX: EXCL) telah menyiapkan jaringan untuk…