Jakarta, CNBC Indonesia – Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (13/10/2021), setelah investor merespons negatif proyeksi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini.
Mayoritas investor kembali ramai memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan kembali melemahnya imbal hasil (yield) di hampir seluruh SBN acuan. Hanya SBN bertenor 1 tahun yang masih dilepas oleh investor dan mengalami kenaikan yield.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 1 tahun menguat 2 basis poin (bp) ke level 3,197%. Sedangkan untuk yield SBN dengan tenor 25 tahun kembali stagnan di level 7,189% pada perdagangan hari ini.
Sementar, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi pemerintah berbalik melemah 3 bp ke level 6,342% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Selasa (12/10/2021) kemarin, IMF merilis laporan World Economic Outlook. Dalam laporan tersebut, IMF memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,1 poin persentase dibanding proyeksi bulan Juli lalu menjadi 5,9%.
IMF menilai masalah disrupsi rantai pasok di negara maju dan perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) yang masih memprihatinkan di beberapa negara berkembang menjadi pemicu utama terjadinya penurunan proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global.
Lebih lanjut, IMF memangkas proyeksi ekonomi sebesar 1,4 poin untuk kelompok “ASEAN-5” Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Di lain sisi, pergerakan yield SBN pada hari ini sejalan dengan pergerakan yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS), Treasury yang juga terpantau kembali melemah pada pagi hari ini waktu AS.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun turun 1,5 bp ke level 1,565% pada pukul 07:07 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Selasa kemarin di level 1,58%.
Data inflasi dari sisi Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada periode September 2021 akan dirilis pada hari ini pukul 08:30 waktu AS atau pukul 19:30 WIB. Ekonom memperkirakan bahwa IHK AS pada September lalu akan meningkat menjadi 0,3% secara bulanan (month-on-month/MoM), dan menjadi 5,3% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Investor juga akan mengamati risalah rapat para kolega bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) yang akan diumumkan pada siang hari waktu AS atau Kamis (14/10/2021) dini hari waktu Indonesia.
Investor akan mengamati petunjuk kapan The Fed akan memulai program pengurangan pembelian asetnya atau tapering off.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global, SBN Kembali Diburu, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211013182702-17-283709/imf-pangkas-proyeksi-ekonomi-global-sbn-kembali-diburu
Beritamu.co.id - Emiten bidang usaha Bongkar muat barang dari dan ke kapal, meliputi cargodoring,…
Beritamu.co.id - Bank Indonesia (BI) menyampaikan, kegiatan operasional Bank Indonesia ditiadakan pada hari Pemungutan…
Beritamu.co.id - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan nilai investasi Samsung dan Xiaomi memiliki…
Beritamu.co.id - Riset harian MNC Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (25/11), secara teknikal, IHSG kembali…
Beritamu.co.id - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P. Roeslani,…
Beritamu.co.id - Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko menginformasikan tiket kereta api…