Categories: Bisnis

Cek! Ini Mata Uang yang Paling Terpuruk Akibat Krisis Energi

Jakarta, BeritaMu.co.id – Pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) masih belum selesai, kini krisis energi melanda di berbagai negara. Semua bermula dari tingginya harga gas alam di Eropa, alhasil harga komoditas lainnya seperti batu bara ikut meroket.

Banyak faktor yang dikatakan memicu lonjakan harga gas alam. Mulai dari rendahnya persediaan, pengurangan penggunaan energi fosil, hingga kurangnya supply dari Rusia.

Awal mula penurunan persediaan terjadi di bulan April lalu, saat Eropa mengalami cuaca dingin yang tidak biasa, membuat permintaan gas alam meningkat. Persediaan sejak saat itu berkurang drastis hingga di bawah rata-rata lima tahun sebelum pandemi. Penurunan tersebut mengindikasikan terjadinya krisis pasokan.

Kenaikan harga gas alam tersebut diperkirakan masih akan terus terjadi mengingat sebentar lagi akan memasuki musim dingin.

Harga gas alam di Henry Hub. Oklahoma Amerika Serikat (AS) sejak akhir 2020 melambung lebih dari 110%. Di Eropa kenaikannya bahkan sekitar 4 kali lipat dari di AS.

Salah satu dampak kenaikan harga gas alam adalah mahalnya biaya pembangkitan listrik, sehingga memukul beberapa industri, juga menurunkan daya beli masyarakat.

Inggris menjadi salah satu negara yang mengalami krisis energi paling parah di Eropa. Industri yang menggunakan banyak energi seperti baja, kaca, keramik hingga kertas, terancam menghentikan produksi mereka.

Meluasnya krisis energi di Inggris juga cukup berdampak pada pergerakan poundsterling, maklum saja perekonomian Inggris menjadi terancam.

Poundsterling yang sebelumnya membukukan penguatan di tahun ini harus berbalik melemah. Pada 1 Juni lalu, poundsterling berada di US$ 1,4248, dibandingkan posisi akhir 2020 atau secara year-to-date (YtD) tercatat menguat lebih dari 4,2%.

Tetapi pada hari ini, poundsterling berada di kisaran US$ 1,3610, secara YtD turun 0,5%. Jika dilihat dari level tertinggi 1 Juni, poundsterling tercatat merosot 4,5%.

Related Post

Di Asia, China dan India juga mengalami masalah yang sama. Tetapi mata uang keduanya menunjukkan kinerja yang berbeda. Nilai tukar yuan China terbilang stabil memasuki semester II-2021, dan mampu membukukan penguatan lebih dari 1,2% jika dilihat dari posisi akhir tahun lalu.

Sementara itu rupee India tercatat melemah lebih dari 3,14% sejak awal September, sementara secara YtD pelemahnya sebesar 3,05%. Artinya ptekanan yang terjadi sejak awal September tersebut membuat rupee membukukan kinerja negatif sepanjang tahun ini.

Jepang juga menjadi salah satu negara yang terdampak tingginya harga energi. Tarif listrik di Jepang naik ke level tertinggi dalam 9 bulan terakhir. Yang lebih parah, mata uang yen malah ikut merosot.

Data dari Refinitiv menunjukkan kurs yen jeblok 10% melawan dolar AS, menyentuh level 113,78/US$ yang merupakan level terlemah dalam 3 tahun terakhir.

Krisis energi membuat harga minyak mentah ikut meroket. Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) sepanjang tahun ini melesat lebih dari 65% ke atas US$ 80/barel, tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Kemudian jenis Brent juga sama meroket lebih dari 60% ke kisaran US$ 83/barel, tertinggi sejak tahun 2018.

Nahas bagi Jepang hampir semua kebutuhan minyak mentahnya didapat dari impor. Yen yang sebelumnya sudah melemah melawan dolar AS menjadi semakin terpuruk.
Hanya minyak mentah dibanderol dengan dolar AS, sementara yen sedang melemah, alhasil biaya impor menjadi membengkak. Kurs yen semakin tertekan.

“Yen yang melelah saat harga minyak mentah sedang menguat tajam membuat pendapatan negara ‘melayang’ keluar negeri dengan mudah,” kata Daisuke Karakama, kepala ekonomi di Mizuho Bank yang berbasis di Tokyo, sebagaimana dikutip Reuters.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Indonesia Masih Aman, Rupiah Stabil

Demikian berita mengenai Cek! Ini Mata Uang yang Paling Terpuruk Akibat Krisis Energi, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211013162006-17-283674/cek-ini-mata-uang-yang-paling-terpuruk-akibat-krisis-energi

David Jones

penikmat sepak bola :D

Recent Posts

Apresiasi Stakeholders Pasar Modal Syariah Indonesia, BEI Selenggarakan Jogja Sharia Investor City 2024

Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…

12 mins ago

Sepekan Perdagangan, Kapitalisasi Pasar di BEI Tercatat Sebesar 12.063 Triliun, Turun 1,46% Dibanding Pekan Sebelumnya

Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan pada…

44 mins ago

Harga Tiket Pesawat Kapan Turun? Kemenhub: Segera Diumumkan jika Rekomendasinya Keluar

Beritamu.co.id – Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat yang terdiri dari Kementerian Koordinator…

1 hour ago

Dukung Keberlanjutan, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia Gandeng Bumi Baik untuk Tanam Pohon Trembesi di Waduk Brigif, Jagakarsa

Beritamu.co.id – Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak…

2 hours ago

BTech Bermitra dengan The University of Queensland, Dorong Inovasi dan Keberlanjutan di Bidang Teknologi Pertambangan

Beritamu.co.id - PT Bukit Teknologi Digital (BTech), anak perusahaan dan lini penelitian dan pengembangan…

5 hours ago

Ditutup di Level 7.161, IHSG Akhir Pekan Melemah -0,74 Persen

Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore akhir pekan ini, Jumat…

5 hours ago