Jakarta, BeritaMu.co.id – Di tengah krisis energi yang mendera China yang sampai membuat listrik byar-pet, pemerintah China tidak punya pilihan lain melepas stok batu bara Australia yang mereka miliki untuk mengatasi kelangkaan energi.
“Batu bara Australia yang tertahan di pelabuhan China mulai dikeluarkan pada akhir bulan lalu. Walau beberapa kargo adalah batu bara Australia yang sebelumnya dikirim melalui India,” ungkap salah seorang trader di bagian timur China, dikutip dari Reuters, Jumat ini (8/10/2021).
Kabar dari trader ini mengejutkan lantaran sudah hampir setahun hubungan Australia-China tegang. Penyebabnya adalah dorongan Australia agar China bertanggung jawab atas pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang membuat dunia porak-poranda.
Hubungan Canberra-Beijing itu berdampak ke aspek perdagangan. China ogah membeli batu bara dari Australia. Padahal sebelumnya Australia adalah pemasok batu bara terbesar ke Negeri Panda.
Sejak pertengahan tahun lalu, pembelian batu bara Australia oleh China terus berkurang. Bulan lalu, batu bara Australia yang masuk ke China tinggal 156,18 kilo ton, anjlok 97,46% dibandingkan periode yang sama pada 2020 (year-on-year/yoy).
Namun sekarang situasinya berbeda. China dilanda krisis energi karena mahalnya harga gas alam.
Dalam sepekan terakhir, harga gas alam acuan di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat) melonjak 14,24%. Selama sebulan terakhir, harga melesat 36,97% dan sejak akhir 2020 (year-to-date/ytd) meroket 146,44%.
Tidak hanya itu, upaya China untuk menggenjot penggunaan energi terbarukan pun belum menuai hasil. Pembangkitan listrik menggunakan tenaga air (hydro-power generations) diperkirakan masih lemah.
Oleh karena itu, China kembali berpaling ke batu bara sebagai sumber energi primer.
Bulan ini, Refinitiv memperkirakan 10,5 juta metrik ton batu bara dibutuhkan untuk menutup kekurangan hydro-power generations. Pada November dan Desember 2021, kebutuhannya diperkirakan masing-masing 4,5 juta metrik ton dan 3,8 juta metrik ton.
Kebutuhan itu tidak bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Lonjakan impor batu bara China tidak bisa dihindari.
Pada September 2021, Refinitiv mencatat impor batu bara Chna mencapai 21,98 juta ton, melonjak 34,5% yoy
NEXT: Apa Dampak ke Harga?
Demikian berita mengenai Jalan Terang Mulai Terlihat, China-Australia Mau Damai Nih?, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211007211249-17-282295/jalan-terang-mulai-terlihat-china-australia-mau-damai-nih
Beritamu.co.id - Emiten bidang usaha Investasi dan jasa penunjang telekomunikasi, PT Sarana Menara Nusantara…
Beritamu.co.id - Emiten bidang usaha Metal and Alied Products, PT Citra Tubindo Tbk (IDX:…
Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore awal pekan ini, Senin…
Beritamu.co.id - Haryanto Sofian selaku Direktur Utama PT Perdana Karya Perkasa Tbk (IDX: PKPK)…
Beritamu.co.id - Perawatan kecantikan kini menjadi bagian penting dari keseharian banyak orang, baik dalam…
Beritamu.co.id - Indeks Kospi di Bursa Efek Korea, Seoul, Korea Selatan, melonjak 33,1 poin,…