Jakarta, CNBC Indonesia – Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali melemah pada perdagangan Jumat (8/10/2021), mengikuti pergerakan harga obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang juga melemah jelang rilis data penggajian periode September 2021.
Mayoritas investor kembali melepas SBN pada hari ini, ditandai dengan kembali naiknya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN acuan. Hanya SBN bertenor 3 tahun yang masih diburu oleh investor dan mengalami penurunan yield.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 3 tahun turun 1,5 basis poin (bp) ke level 3,852%. Sedangkan yield SBN berjatuh tempo 25 tahun cenderung stagnan di level 7,162% pada hari ini.
Sementara it, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali menguat 2,2 bp ke level 6,35% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Investor masih bersikap optimistis pada hari ini, terlihat dari cerahnya pasar saham global dan dalam negeri pada hari ini. Dari dalam negeri, rencana pemerintah untuk ‘menguber’ pajak di tahun 2022 lewat Undang-Undang (UU) Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) dinilai menjadi penguat rasa optimisme investor pada hari ini.
Beberapa kebijakan pajak yang akan dijalankan tahun depan di antaranya kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), pajak karbon, cukai untuk plastik dan minuman berpemanis hingga pengampunan pajak alias tax amnesty.
Kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara sebesar Rp 130 triliun tahun depan. Di lain sisi, menguatnya kembali yield SBN pada hari ini sejalan dengan pergerakan yield surat utang pemerintah AS (Treasury) yang kembali menguat pada perdagangan pagi hari waktu AS.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun naik 1,3 bp ke level 1,584% pada pukul 07:00 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Kamis (7/10/2021) kemarin di level 1,571%.
Data yang dinanti-nanti oleh investor yakni data penggajian non-pertanian (non-farming payroll/NFP) AS akan dirilis pada hari ini pukul 08:30 waktu AS atau pukul 19:30 malam WIB. Ekonom dalam survei Dow Jones memperkirakan NFP AS pada September 2021 mencapai 500.000 pekerjaan. Estimasi ini mengikuti penurunan besar pada Agustus lalu, yakni hanya sebanyak 235.000 pekerjaan.
Data NFP ini juga akan menjadi salah satu indikator bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menentukan kapan bank sentral paling kuat di dunia tersebut memulai program pengurangan pembelian obligasinya atau tapering serta kapan dimulainya pengetatan kebijakan moneter.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Investor Lagi Happy, Harga SBN Kembali Melemah, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211008181701-17-282559/investor-lagi-happy-harga-sbn-kembali-melemah
Beritamu.co.id - Jap Astrid Patricia selaku Komisaris PT Prima Globalindo Logistik Tbk (IDX: PPGL)…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Lembaga Keuangan…
Beritamu.co.id - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) kembali hadir dalam KPR BRI Property…
Beritamu.co.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) (IDX: DOID), melalui anak…
Beritamu.co.id - PT Unilever Indonesia Tbk (IDX: UNVR) menyampaikan Laporan Informasi atau Fakta Material…
Beritamu.co.id - Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (IDX:…