Categories: MARKET

ANALIS MARKET (04/10/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Mengalami Kenaikan Dalam Rentang Terbatas

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, data perekonomian mendukung, kekuatan pun bertambah untuk menahan tekanan yang akan datang pada pertemuan The Fed bulan ini.

Ketika sebuah pengumuman Taper Tantrum di depan mata, maka volatilitas akan bertambah, namun seiring dengan data perekonomian Manufacturing Indonesia yang kembali beranjak naik di atas 50, tentu hal ini memberikan kekuatan bagi pasar saham dan obligasi untuk unjuk gigi didorong dengan pemulihan ekonomi yang masih terjadi meskipun pembatasn masih diberlakukan.

Hal ini tentu saja memberikan sebuah harapan baru yang konsisten, sehingga pertumbuhan ekonomi pada Q4 2021, bisa menjadi jauh lebih baik.

Hal ini tentu saja disambut positive oleh pelaku pasar dan investor, yang dimana tentu saja hal ini dapat membalikkan situasi dan kondisi pasar obligasi yang penuh dengan tekanan.

Kami yakin bahwa pasar obligasi masih akan kembali mengalami penguatan, hanya saja tinggal seberapa jauh data perekonomian mampu menopang dan mendorong pergerakan pasar obligasi.

Menjelang lelang esok hari, tentu saja ada gairah optimisme di sana yang akan mendorong kenaikkan total penawaran yang masuk, meskipun penyerapan mungkin tidak akan seperti biasanya karena kebutuhan utang pemerintah yang masih mencukupi.

Penurunan US Treasury, akan memberikan dorongan kekuatan baru bagi harga obligasi untuk mengalami kenaikkan.

“Pagi ini pasar obligasi berpotensi mengalami kenaikkan. Namun masih akan dalam rentang yang terbatas. Kami merekomendasikan beli,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (04/10/2021).

Related Post

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.SEBUAH USAHA, SEBUAH DAYA

Ketua DPR Nancy Pelosi lagi lagi gagal untuk mendapatkan suara bulat terkait dengan stimulus infrastructure senilai $550 miliar, yang akan dicoba lagi pada pekan depan setelah pertemuan Partai Demokrat versi Moderat dan progresif gagal untuk mencapai kesepakatan mengenai agenda ekonominya. Sejauh ini Pejabat Tinggi dari White House akan dikerahkan ke Capitol Hill untuk bertemu dengan fraksi fraksi Partai Demokrat yang masih berselisih terkait dengan nilai stimulus dan ruang lingkup agenda Biden, yang dimana nilai stimulus tersebut mencakup pajak dan rencana stimulus sebesar $3.5 triliun dan stimulus infrastructure. Sejauh ini Partai Demokrat Moderat masih ingin meloloskan stimulus infrastructure terlebih dahulu lalu melangkah maju dengan stimulus yang sudah dikurangi agar tidak terlalu memakan dana yang lebih besar. Progresif sendiri menginginkan stimulus penuh senilai USD 3.5 triliun yang dijanjikan oleh Biden dalam program sosialnya yang diperluas hingga ke sesi inisiatif lainnya. Kaum progresif juga telah mengancam untuk tidak memilih stimulus infrastructure hingga sebuah langkah besar di setujui di DPR dan Senat. Sekretaris White House, Jen Psaki mengatakan banyak kemajuan telah dibuat dalam pekan kemarin, dan sejauh ini kesepakatan tersebut terlihat lebih dekat daripada sebelumnya. Kami masih membutuhkan waktu tambahan untuk menyelesaikan pekerjaan. Tentu hal ini kembali mengundang tanda tanya pemirsa, apakah stimulus tersebut akan mencapai titik temu atau tidak, yang kami yakin meskipun sulit, bahwa keputusan akan terjadi, hanya tinggal masalah waktu saja. Senator Virginia Barat, Joe Manchin mengatakan bahwa dirinya dan beberapa kawan Senator lainnya masih menginginkan pemotongan pajak dan stimulus senilai $2 triliun. Manchin melihat bahwa kesepakatan akan segera tercapai, setidaknya dengan nilai $1.5 triliun untuk merawat anak anak dan manula. Sejauh ini kelompok progresif yang terdiri dari 50 anggota siap untuk memberikan suara untuk menentang stimulus infrastructure. Apabila kesepakatan ini tidak terjadi, maka tidak akan menghalangi langkah agenda ekonomi Joe Biden, namun akan membuat perkembangan perekonomian yang dimana di dalam fase pemulihan akan berjalan lebih lambat. Pelosi sendiri mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah ragu untuk mengeluarkan stimulus yang lebih besar meskipun ada hambatan dalam negosiasi dengan Senat mengenai nilai stimulus tersebut. Sejauh ini Partai Republik masih bertahan untuk menolak stimulus tersebut. Well, tarik ulur sudah biasa terjadi, namun apabila hal ini berlarut larut, maka pemulihan ekonomi akan terhambat, dan arah ekonomi selanjutnya mungkin akan semakin kabur. Yuk kita lihat cerita kelanjutannya ya.

2.PEKAN SINGKAT

Tidak seperti biasanya, pada pekan pekan sebelumnya pemirsa. Kali ini data ekonomi yang keluar akan sangat terbatas, meskipun demikian beberapa diantaranya tetap merupakan sesuatu yang sangat krusial bagi pergerakan pasar. Sebut saja dari Amerika akan datang data Factory Orders dan Durable Goods Orders yang diproyeksikan mengalami kenaikkan, hal ini merupakan salah satu data perekonomian yang akan menjadi daya penggerak pasar. Seperti biasa tidak ketinggalan ada data PMI Services dan Composite yang diproyeksi juga mengalami kenaikkan, meskipun tipis. Tidak ketinggalan data upah Nonfarm Payrolls dan Manufacture Payrolls juga akan mencuri perhatian, didukung dengan data Unemployment Rate yang dimana ini merupakan salah satu indicator utama bagi The Fed untuk mengambil keputusan untuk melakukan fase Taper Tantrum dan keputusan kenaikkan tingkat suku bunga. Dan terakhir dari Amerika di tutup dengan Wholesale Inventories. Setelah dari Amerika, kita jalan jalan ke Eropa dimana ada data PMI Services dan Composite yang diproyeksi mengalami kenaikkan. Tidak lupa ditengah pemulihan ekonomi di Eropa, penjualan ritel akan menjadi sorotan yang dimana sebelumnya sempat mengalami penurunan, namun diharapkan penjualan ritel tetap konsisten mengalami kenaikkan untuk menopang pemulihan dan inflasi tetap berjalan di atas 2%. Namun yang terpenting dari antara semua itu adalah, Lagarde akan menyampaikan sesuatu pada tanggal 5 October, dan tampaknya pidato tersebut layak untuk dinantikan pemirsa, karena akan memberikan sesuatu yang berbeda dari biasanya terkait dengan tingkat suku bunga dan tentu saja terkait dengan stimulus lanjutan. Kita lanjut ke China, sama seperti negara negara yang lain, data PMI Composite dan Services akan menjadi sorotan setelah sebelumnya China terperosok hingga dibawah 50, sesuatu hal yang menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi China masih dalam situasi dan kondisi labil. Ditengah krisis energi yang terjadi, ini akan menjadi permasalahan tersendiri untuk China. Setelah makan dimsum di China, kita berubah haluan untuk melakukan hanami di Jepang. Sama seperti negara negara sebelumnya, PMI Services dan Composite akan mencuri perhatian dimana perlambata ekonomi masih kerap terjadi di Jepang. Diharapkan dengan adanya Perdana Menteri baru nanti, PMI Services dan Composite dapat tertopang mengalami kenaikkan hingga di atas 50. Inflasi masih berada berada di situasi dan kondisi yang minus, dan tidak bisa di harapkan. Current Account Deficit Jepang akan menjadi perhatian sejauh mana Jepang mampu bertahan di tengah situasi dan kondisi tersebut. Dan terakhir, penjualan Machine Tool juga menjadi perhatian pemirsa. Dan terakhir, dari Indonesia data ekonomi akan keluar mengenai cadangan devisa yang dimana sebetulnya secara dampak tidak terlalu signifikan terhadap market, namun suka atau tidak suka data cadangan devisa biasa selalu menjadi sorotan dan sebuah alasan bagi pasar bergerak naik atau turun. Ditengah situasi dan kondisi yang terjsai saat ini. Pasar akan mencoba untuk mengambil moment saat ini, baik saham maupun obligasi. Saham yang ditutup di atas 6.200, akan menjadi sebuah bekal yang baik untuk menuju 6.300, disatu sisi penurunan US Treasury hari ini, akan mendorong harga obligasi mengalami kenaikkan pada hari ini. Apapun itu, ini akan menjadi tolok ukur baru bagi pelaku pasar dan investor untuk mengejar sejauh mana saham dan pasar obligasi melangkah.


https://pasardana.id/news/2021/10/4/analis-market-04102021-pasar-obligasi-berpotensi-mengalami-kenaikan-dalam-rentang-terbatas/

Yulia Vera

Recent Posts

Sri Mulyani Bertemu Menkeu Inggris, Bahas Ekonomi Global Hingga Dana Pendidikan

Beritamu.co.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Menkeu Inggris Rachel Reeves…

5 hours ago

LinkedIn Nilai Pengembangan Kapasitas BTNers Patut Dicontoh

Beritamu.co.id- PT Bank Tabungan Negara Tbk (IDX:BBTN) meraih penghargaan bergengsi di bidang pengembangan sumber…

12 hours ago

Ekosistem Pembiayaan Peternak Domba Garut yang Diinisiasi OJK Mulai Menunjukan Hasil

Beritamu.co.id - Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jawa Barat menggelar Sarasehan Pemantauan Implementasi Pengembangan…

19 hours ago

Tanam 4.000 Bibit Mangrove, Upaya HUMI untuk Keberlanjutan dan Mitigasi Perubahan Iklim

  Beritamu.co.id - Emiten pelayaran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk. (HUMI) melaksanakan program penanaman…

1 day ago

Toyota Jalin Kolaborasi dengan Pertamina Patra Niaga dan TRAC untuk Mempelajari Penggunaan New Renewable Energy

Beritamu.co.id— Sesuai Indonesia Net Zero Emission (NZE) Roadmap, PT Toyota-Astra Motor (TAM) melakukan kolaborasi dengan…

2 days ago

OJK Bersama Stakeholder Terkait Tuntaskan Bentuk TPKAD di Seluruh Wilayah Indonesia

Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama instansi dan stakeholder terkait telah berhasil membentuk…

2 days ago