Jakarta, BeritaMu.co.id – Pasar keuangan Indonesia kembali ditutup beragam pada perdagangan Rabu (22/9/2021) kemarin. Di mana sentimen negatif yang sebelumnya mendominasi pasar keuangan pada dua hari sebelumnya, mulai berkurang kemarin.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat. Sedangkan rupiah dan harga surat berharga negara (SBN) terpantau melemah.
IHSG ditutup melesat 0,78% ke level 6.108,27 pada perdagangan kemarin. IHSG pun sempat melesat hingga 1% dan kembali ke level psikologisnya di 6.100.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi perdagangan kemarin kembali naik menjadi Rp 13,9 triliun. Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 463 miliar di pasar reguler, sebanyak 279 saham naik, 221 saham turun dan 155 lainnya stagnan.
Sementara itu, bursa Asia pada perdagangan kemarin ditutup cenderung beragam, di mana indeks Nikkei Jepang memimpin indeks Asia yang melemah. Adapun indeks saham Asia yang ditutup melemah yakni Nikkei Jepang, BSE Sensex India, KLCI Malaysia, dan Straits Times Singapura.
Sedangkan dari indeks saham Asia yang berhasil menguat, IHSG memimpin penguatan indeks Asia pada perdagangan kemarin. Adapun indeks saham Asia yang menguat yakni IHSG, Shanghai Composite China, PSEI Filipina, dan Set Index Thailand.
Sementara untuk pasar saham Hong Kong, Korea Selatan, dan Taiwan tidak dibuka karena sedang libur nasional dalam rangka hari Festival Pertengahan Musim Gugur (Mid-Autumn).
Berikut pergerakan IHSG dan bursa Asia pada perdagangan Rabu (22/9/2021).
Sedangkan untuk rupiah pada perdagangan Rabu kemarin ditutup melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS), baik di pasar spot maupun di kurs tengah Bank Indonesia (BI).
Di kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor, rupiah melemah tipis 0,03% ke level Rp 14.249. Sedangkan di pasar spot, US$ 1 setara dengan Rp 14.240, turun tipis 0,04%.
Akan tetapi, rupiah tidak sendiri. Hampir seluruh mata uang utama Asia tidak bisa meladeni keperkasaan dolar AS. Hanya yuan China, dolar Hong Kong, won Korea Selatan, dan dolar Singapura yang masih bisa menguat.
Berikut pergerakan rupiah dan mata uang utama Asia melawan dolar AS pada Rabu (22/9/2021).
Adapun untuk pergerakan harga SBN pada perdagangan kemarin masih ditutup melemah, ditandai dengan berlanjut naiknya imbal hasil (yield). Mayoritas investor kembali melepas SBN pada perdagangan kemarin.
Hanya yield SBN bertenor 3 tahun yang yang masih ramai dikoleksi oleh investor dan mengalami pelemahan yield.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 3 tahun turun 2,4 basis poin (bp) ke level 3,876% pada perdagangan kemarin.
Sementara untuk yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali menguat 0,7 bp ke level 6,206% pada kemarin.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Berikut pergerakan yield SBN acuan pada perdagangan Rabu (22/9/2021).
Kekhawatiran investor terkait dengan risiko penyebaran virus corona (Covid-19) varian delta mulai berkurang, setelah Johnson & Johnson (J&J) melaporkan bahwa suntikan vaksinnya memiliki efektivitas hingga 94%.
Selain itu, kecemasan investor terkait krisis likuiditas Evergrande Group sepertinya mulai berkurang, ditandai dengan kembali menguatnya beberapa pasar saham Asia pada perdagangan kemarin, termasuk IHSG.
Dari agenda ekonomi penting, bank sentral Jepang dan China juga telah mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbarunya kemarin.
Bank sentral China (People Bank of China/PBoC) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga pinjamannya, di mana suku bunga pinjaman bertenor 1 tahun tetap di level 3,85%, sedangkan suku bunga pinjaman bertenor 5 tahun juga masih di level 4,65%.
Selain China, bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) juga tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah -0,1%.
Namun sebagian besar investor global masih memfokuskan perhatiannya ke rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di mana sikap wait and see investor cenderung mempengaruhi pergerakan rupiah dan mata uang Asia lainnya serta juga mempengaruhi pergerakan yield SBN kemarin.
Demikian berita mengenai The Fed Tahan Lagi Suku Bunganya, IHSG Lanjut Menguat?, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210923054204-17-278411/the-fed-tahan-lagi-suku-bunganya-ihsg-lanjut-menguat
Beritamu.co.id - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) kembali hadir dalam KPR BRI Property…
Beritamu.co.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) (IDX: DOID), melalui anak…
Beritamu.co.id - PT Unilever Indonesia Tbk (IDX: UNVR) menyampaikan Laporan Informasi atau Fakta Material…
Beritamu.co.id - Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (IDX:…
Beritamu.co.id - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) (IDX: EXCL) telah menyiapkan jaringan untuk…
Beritamu.co.id - Emiten bidang usaha Investasi dan jasa penunjang telekomunikasi, PT Sarana Menara Nusantara…