Jakarta, BeritaMu.co.id – Mayoritasbursa Asia ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (23/9/2021), di tengah meningkatnya optimisme investor setelah selama beberapa hari sebelumnya dikhawatirkan oleh krisis likuiditas Evergrande.
Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melonjak 1,19% ke level 24.510,98, Shanghai Composite China menguat 0,38% ke 3.642,22, Straits Times Singapura melesat 0,93% ke 3.076,44, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir bertambah 0,56% ke 6.142,71.
Namun untuk indeks KOSPI Korea Selatan ditutup melemah 0,41% ke level 3.127,58, setelah selama tiga hari terakhir tidak dibuka karena sedang libur nasional. Investor di Korea Selatan cenderung mengakumulasi sentimen yang terjadi dalam tiga hari sebelumnya.
Sementara untuk pasar saham Jepang pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati hari Shubun no Hi (Ekuinoks Musim Gugur).
Indeks Hang Seng memimpin penguatan bursa Asia pada hari ini, karena saham-saham properti mulai bangkit kembali setelah pemerintah China serius untuk menyelesaikan masalah keuangan Evergrande.
Bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) mengguyur uang ratusan triliun rupiah ke sistem keuangan China. Hal ini dilakukan untuk menekan kekhawatiran pelaku pasar terhadap krisis perusahaan properti terbesar kedua di China, Evergrande Group.
Diwartakan oleh Bloomberg, Rabu (22/9/2021), PBoC menyuntikkan dana sebesar 120 miliar yuan (US$ 18,6 miliar) atau Rp 264 trilun lebih ke sistem perbankan lewat reverse repurchase agreements. Secara net, suntikan yang diberikan PBoC mencapai 90 miliar yuan.
“Injeksi dari PBoC mungkin bertujuan untuk meredakan kekhawatiran di pasar akibat Evergrande. Namun di samping itu ada juga kebutuhan untuk mencegah dampak ke ekonomi dan sektor lain,” ujar Analis dari DBS Bank Singapura, Eugene Leow.
Alhasil, saham China Evergrande sendiri berhasil rebound dan melesat hingga 17,6% pada penutupan perdagangan hari ini.
Sedangkan indeks Hang Seng Mainland Properties juga melesat 8,1% dan indeks Hang Seng Property melonjak 4,6%.
Pasar juga merespons positif keputusan dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang tetap mempertahankan suku bunga acuannya mendekati nol.
Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) secara aklamasi mempertahankan suku bunga acuan di level 0-0,25% dan masih berbeda pendapat mengenai kapan saat yang tepat menaikkan kembali suku bunga acuan.
“Jika kemajuan terus terjadi seperti yang diharapkan, Komite memutuskan bahwa laju pembelian aset yang moderat mungkin bisa dijalankan,” tutur The Fed usai rapat kemarin. Bank sentral terkuat di dunia ini telah membeli aset obligasi dari pasar senilai US$ 120 miliar per bulan.
Di lain sisi, proyeksi kebijakan mereka ke depan, yang sering disebut sebagai dot plot menunjukkan bahwa sembilan dari 18 anggota FOMC memperkirakan akan ada kenaikan suku bunga acuan pada tahun depan, naik dari proyeksi Juni sebanyak tujuh orang.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Ketegangan di Bursa Asia Reda, Pasar Sahamnya Mulai Bangkit, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210923164610-17-278708/ketegangan-di-bursa-asia-reda-pasar-sahamnya-mulai-bangkit
Beritamu.co.id - Hadi Suhermin selaku Direktur Utama dan juga Pengendali PT Sarana Mitra Luas…
Beritamu.co.id - Industri kreatif merupakan salah satu sektor usaha yang cukup banyak digeluti oleh…
Beritamu.co.id - Bank Indonesia (BI) menyebutkan, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan…
Beritamu.co.id - Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, IHSG di tutup melemah 1,29% ke level…
Beritamu.co.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa untuk…
Beritamu.co.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis Pengumuman perihal Sanksi terhadap Perusahaan Tercatat…