Jakarta, CNBC Indonesia – Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu (22/9/2021), mengikuti pergerakan harga obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang juga melemah jelang pengumuman kebijakan moneter terbaru bank sentral AS.
Mayoritas investor kembali melepas SBN pada hari ini, ditandai dengan kembali menguatnya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN. Hanya SBN bertenor 3 tahun yang masih ramai dikoleksi oleh investor dan mengalami pelemahan yield.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 3 tahun turun 2,4 basis poin (bp) ke level 3,876% pada perdagangan hari ini. Sementara itu, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali menguat 0,7 bp ke level 6,206% pada hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Pasar cenderung menanti hasil rapat dari para kolega bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan diumumkan pada Kamis (23/9/2021) dini hari waktu Indonesia. Alhasil, pergerakan yield SBN pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan yield obligasi pemerintah AS (Treasury) yang juga bergerak menguat pada perdagangan pagi hari waktu AS.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuanbertenor 10 tahun terpantau menguat 1,2 bp ke level 1,336% pada pukul 07:03 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Selasa (21/9/2021) kemarin di level 1,324%.
Yield Treasury kembali menguat karena kekhawatiran investor terkait krisis likuiditas perusahaan properti terbesar kedua di China, Evergrande yang menyebabkan aksi jual masif di pasar saham global sepertinya mulai mereda.
Fokus investor global saat ini adalah pidato Ketua The Fed, Jerome Powell terkait kebijakan moneter terbarunya dan kapan indikasi pengurangan pembelian obligasi (tapering) akan dimulai pada Rabu pukul 14:30 waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Selagi menanti pidato Powell, investor di AS akan memantau data penjualan rumah AS terbaru yang akan dirilis pada pukul 10:00 waktu AS atau pukul 21:00 WIB.
Di lain sisi, pengelola dana juga sedang mencerna kabar bahwa DPR telah mengesahkan undang-undang yang menghindari adanya potensi shutdown di AS dan menangguhkan plafon utang hingga Desember 2022.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Investor Wait and See Pidato Powell, Yield SBN Kembali Naik, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210922182122-17-278380/investor-wait-and-see-pidato-powell-yield-sbn-kembali-naik
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…
Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…