Categories: MARKET

Di Bawah Singapura, Indonesia Jadi Tempat Kedua Pilihan Ekspansi Perusahaan AS

Beritamu.co.id – Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara pilihan utama untuk ekspansi perusahaan Amerika Serikat (AS) dalam mencari peluang pertumbuhan di kawasan ASEAN.

Hal ini berdasarkan survei Standard Chartered yang hasilnya dituangkan dalam “Borderless Business: US-ASEAN Corridor”, sebuah laporan strategis yang mengamati peluang besar untuk pertumbuhan lintas batas di koridor perdagangan antara AS dan negara- negara di ASEAN.

Dikutip Rabu, (22/9/2021), survei mengungkapkan bahwa para eksekutif perusahaan AS berfokus pada ekspansi untuk menangkap peluang penjualan dan produksi di Singapura (58%), Indonesia (45%), Thailand (43%), Filipina (38%), Malaysia dan Vietnam (keduanya sebesar 35%).

Mayoritas perusahaan AS juga mengharapkan pertumbuhan bisnis yang kuat di wilayah ini dalam kurun waktu hingga 12 bulan ke depan dengan 93% responden mengharapkan peningkatan pendapatan dan 86% berharap adanya ekspansi produksi.

Selain potensi peningkatan permintaan untuk barang-barang berkualitas lebih tinggi, akses ke sumber daya manusia ASEAN yang kuat dengan kecakapan tinggi dalam bahasa Inggris juga memberikan daya tarik yang kuat bagi perusahaan-perusahaan AS yang ingin memanfaatkan tenaga kerja di kawasan ini.

“Akses ke pasar konsumen ASEAN yang besar dan berkembang (70%), ketersediaan tenaga kerja yang terampil dan dalm jumlah besar (53%), serta diversifikasi jejak produksi (40%) adalah sejumlah pendorong penting untuk ekspansi ke kawasan ini,” menurut eksekutif senior perusahaan AS yang disurvei.

Related Post

Selain itu, hampir separuh (43%) responden mengindikasikan bahwa mereka berencana untuk meningkatkan investasi di ASEAN selama 3-5 tahun ke depan untuk memanfaatkan peluang yang akan dibawa oleh ratifikasi perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP).

Terlepas dari optimisme mereka, para eksekutif AS yang disurvei mengakui adanya risiko di ASEAN yang harus dimitigasi.

Tiga risiko teratas yang teridentifikasi adalah ketidakpastian geopolitik dan konflik perdagangan (73%), pemulihan ekonomi yang lambat dan penurunan minat belanja konsumen (65%), serta pandemi COVID-19 atau krisis kesehatan lainnya yang sedang berlangsung (63%).

Lebih lanjut, para responden juga setuju bahwa penyesuaian model bisnis mereka dengan praktik dan kondisi industri di ASEAN (68%), pemahaman akan peraturan regional, metode pembayaran dan infrastruktur (60%), serta hubungan dengan pemasok dan adapatasi rantai pasokan logistik (55%) adalah sejumlah tantangan paling signifikan yang mereka antisipasi dalam 6-12 bulan ke depan.


https://pasardana.id/news/2021/9/22/di-bawah-singapura-indonesia-jadi-tempat-kedua-pilihan-ekspansi-perusahaan-as/

Yulia Vera

Recent Posts

Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Penurunan Persediaan BBM AS

Beritamu.co.id - Harga minyak dunia naik pada Kamis (14/11/2024) dipicu penurunan persediaan bahan bakar…

3 mins ago

Mentan Wajibkan Industri Pengelolahan Susu Serap Produksi Peternak Lokal

Beritamu.co.id - Pemerintah komitmen dalam mendukung keberlanjutan sektor persusuan Indonesia, yakni dengan mewajibkan industri…

34 mins ago

ANALIS MARKET (15/11/2024) : IHSG Berpeluang Melanjutkan Penguatan

Beritamu.co.id - Riset harian MNC Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (14/11), secara teknikal, IHSG kembali…

2 hours ago

Menkeu Sebut Barang Ilegal di RI Mayoritas Produk Tekstil

Beritamu.co.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkap bahwa pihaknya, melalui Direktorat Jenderal…

7 hours ago

Wamenperin: Miliki Berbagai Produk Unggulan, IKM Harus Kuasai Pasar Nasional

Beritamu.co.id - Kementerian Perindustrian terus mendorong industri kecil dan menengah (IKM) untuk bisa lebih…

8 hours ago

Pailit Sritex, Dirjen Bea Cukai Serahkan Kewenangan Sepenuhnya ke Kurator

Beritamu.co.id - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Askolani menegaskan persoalan ekspor-impor oleh…

9 hours ago