Jakarta, BeritaMu.co.id – Pasar keuangan Indonesia terpantau ditutup melemah pada perdagangan Senin (20/9/2021) kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rupiah, dan harga surat berharga negara (SBN) kompak ditutup di zona merah.
IHSG ditutup merosot 0,93% ke level 6.076,31. Namun pada penutupan sesi kedua kemarin, koreksi IHSG cenderung terpangkas. Pada sesi I kemarin, IHSG sempat ditutup ambles 1,17% ke level 6.061,41.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini kembali turun menjadi Rp 12,2 triliun. Sebanyak 152 saham menguat, 386 saham melemah dan 124 lainnya mendatar.
Terpantau investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 212 miliar di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp 362 miliar.
Tak hanya terjadi di IHSG, bursa Asia juga secara mayoritas ditutup berjatuhan pada perdagangan kemarin. Indeks saham Hang Seng Hong Kong menjadi yang terburuk dari pelemahan bursa Asia kemarin, yakni ambruk hingga 3,3%.
Sedangkan indeks Nikkei Jepang, Shanghai Composite China, KOSPI Korea Selatan, Weighted Index Taiwan pada perdagangan kemarin tidak dibuka karena sedang libur nasional.
Berikut pergerakan IHSG dan bursa Asia pada perdagangan Senin (20/9/2021).
Sedangkan untuk rupiah pada perdagangan Senin kemarin juga terpantau melemah, baik di pasar spot maupun di kurs tengah Bank Indonesia.
Pada Senin (20/9/2021), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.251. Rupiah melemah 0,13% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Di pasar spot, US$ 1 setara dengan Rp 14.240 kala penutupan perdagangan. Rupiah terdepresiasi 0,11%.
Rupiah tidak sendiri. Hampir seluruh mata uang utama Asia tidak berdaya di hadapan dolar AS. Hanya yuan China yang mampu bertahan, karena pasar mata uang China juga ditutup pada perdagangan kemarin akibat adanya libur nasional.
Berikut pergerakan rupiah dan mata uang utama Asia melawan dolar AS pada Senin (20/9/2021).
Adapun untuk pergerakan harga SBN pada perdagangan kemarin juga ditutup melemah, ditandai dengan kembali naiknya imbal hasil (yield) di hampir seluruh SBN acuan. Mayoritas investor kembali melepas SBN pada perdagangan kemarin.
Hanya yield SBN bertenor 3 tahun yang yang masih dikoleksi oleh investor dan mengalami pelemahan yield. Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 3 tahun turun 2,4 basis poin (bp) ke level 3,887% pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali menguat 1,4 bp ke level 6,177% pada hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Berikut pergerakan yield SBN acuan pada perdagangan Senin (20/9/2021).
Koreksi yang terjadi di pasar keuangan RI terjadi karena investor cenderung mengalihkan sentimennya ke pasar keuangan Hong Kong, mengingat pasar keuangan utama Asia tidak dibuka karena sedang libur.
Terutama untuk IHSG, koreksi terjadi mengekor bursa saham Hong Kong yang kebakaran hari ini. Indeks Hang Seng anjlok 3,3%, bahkan sempat ambruk hingga 4% akibat kecemasan investor akan gagal bayarnya raksasa properti China, China Evergrande Group yang memicu terjadinya panic selling.
Belum lama ini, Bloomberg memberitakan, seperti dikutip dari Reuters, otoritas perumahan China telah memberitahukan kepada bank-bank bahwa Evergrande tidak akan mampu membayar bunga pinjaman yang jatuh tempo pada 20 September 2021 karena kesulitan likuiditas.
Meskipun perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) RI menunjukkan perbaikan, namun IHSG malah merosot karena sentimen negatif yang datang dari Hong Kong.
Kemarin, tercatat ada tambahan 2.234 kasus baru. Namun kasus aktif yang masih dirawat berkurang 4.097 orang, menjadi 60.969 orang. Dengan demikian, maka total kasus Covid-19 di Indonesia secara total menjadi 4.190.763 orang.
Namun secara garis besar, pasar cenderung memperhatikan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada Selasa (21/9/2021) hari ini mengenai kebijakan moneter sebulan ke depan.
Polling Reuters memperkirakan suku bunga acuan nasional (BI 7-Day Reverse Repo Rate) bakal dipertahankan di level 3,5%.
Selain itu, pelaku pasar juga cenderung bersikap hati-hati menjelang rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) dalam Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) yang akan berlangsung pada Kamis (23/9/2021) mendatang.
Pasar akan memantau apakah akan ada kebijakan-kebijakan tambahan yang dipersiapkan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mengerem efek buruk dari kebijakan tapering (pengurangan pasokan likuiditas di pasar oleh bank sentral AS).
Demikian berita mengenai Wall Street Ambruk 1% Lebih, Warning Buat IHSG!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210921053015-17-277788/wall-street-ambruk-1-lebih-warning-buat-ihsg
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…
Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…
Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…