Jakarta, BeritaMu.co.id – Perusahaan properti asal Tirai Bambu, Evergrande Group terancam bangkrut dan memicu gelombang protes dari para investornya.
Melansir The Straits Times, para investor tersebut berdemonstrasi di depan kantor pusat Evergrande di Shenzhen China pada Selasa (14/9/2021). Para investor mengaku cemas usai perusahan pengembang yang sedang terlilit utang itu sedang berada di bawah tekanan luar biasa dan kemungkinan tidak dapat memenuhi pembayaran alias default.
Kepala Divisi Pendapatan Tetap (Fixed Income) Matthews International Capital Management, LLC (Matthew Asia), Teresa Kong mengatakan China Evergrande diduga telah melakukan ‘dua dosa besar’ kepada investornya yang berakibat krisis utang.
Dosa besar pertama, China Evergrande terlalu banyak meminjam uang, bahkan perusahaan ini disebut menjadi perusahaan properti yang paling banyak memiliki utang di dunia.
“Sementara ‘dosa’ yang kedua adalah perusahaan diduga memiliki tata kelola perusahaan yang buruk,” tulisnya, dikutip CNBC International, Sabtu (18/9/2021).
Pihak Evergrande mengatakan penjualan properti terus memburuk secara signifikan pada bulan ini, sehingga kondisi ini terus memperparah masalah arus kas perusahaan.
Berdasarkan penjualan, China Evergrande adalah perusahaan properti terbesar kedua di China. Menurut situs perusahaan, Evergrande memiliki lebih dari 1.300 proyek real estat di lebih dari 280 kota di China.
Kong mengatakan adanya protes beberapa hari terakhir oleh pembeli rumah dan investor di berbagai kota di China membuat kesempatan Evergrande untuk terus menjual properti menjadi berkurang.
Dia juga menambahkan kemungkinan investor asing akan menjadi prioritas terakhir, hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah China yang menjaga stabilitas sosial, dimana itu berarti mengutamakan pembeli rumah terlebih dahulu.
Oleh karena itu Kong mengingatkan investor asing harus memahami risiko ini dan harus melihat beberapa jenis amandemen dan perpanjangan pembayaran. Hal ini berarti investor mungkin akan menerima pembayaran usai dipotong atau kupon mereka akan dibayar di kemudian hari.
Menurut data Refinitiv Eikon, Evergrande memiliki enam obligasi yang jatuh tempo tahun depan dan 10 obligasi jatuh tempo pada 2023, dari total 24 obligasi yang telah diterbitkan.
Obligasinya juga termasuk dalam berbagai indeks imbal hasil tinggi Asia. Pada tahun ini saja saham Evergrande di Bursa Hong Kong telah anjlok hampir 80% tahun.
Saat ini, Hui Ka Yan atau Xu Jiayin merupakan pemilik mayoritas saham Evergrande Group, dengan kepemilikan sahamnya mencapai 9,3 miliar saham atau 70,72% dari total saham, berdasarkan data dari Refinitiv.
Pria berusia 62 tahun tersebut juga memimpin sebagai Chairman of the Board of Directors sekaligus Direktur Eksekutif Evergrande Group.
Per Rabu (15/9), total kekayaan Hui Ka Yan mencapai US$ 11,5 miliar atau setara Rp 164 triliun (kurs Rp 14.300/US$).
Hui berada di posisi ke 53 dari daftar orang terkaya di dunia versi Forbes. Sementara di China, saat ini kekayaan Hui berada di posisi ke 10.
Demikian berita mengenai 2 ‘Dosa’ Besar Raksasa Properti China, Kini Menuju Bangkrut, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210919065716-17-277380/2-dosa-besar-raksasa-properti-china-kini-menuju-bangkrut
Beritamu.co.id - Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (IDX:…
Beritamu.co.id - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) (IDX: EXCL) telah menyiapkan jaringan untuk…
Beritamu.co.id - Emiten bidang usaha Investasi dan jasa penunjang telekomunikasi, PT Sarana Menara Nusantara…
Beritamu.co.id - Emiten bidang usaha Metal and Alied Products, PT Citra Tubindo Tbk (IDX:…
Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore awal pekan ini, Senin…
Beritamu.co.id - Haryanto Sofian selaku Direktur Utama PT Perdana Karya Perkasa Tbk (IDX: PKPK)…