New York (BeritaMu.co.id) – Dolar naik mencapai level tertinggi dalam hampir tiga minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data menunjukkan penjualan ritel AS secara tak terduga meningkat pada Agustus, meredakan beberapa kekhawatiran tentang perlambatan tajam dalam pertumbuhan ekonomi.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama saingannya, menambah kenaikannya setelah laporan data penjualan ritel dan terakhir naik 0,5 persen pada 92,866. Indeks mencapai level tertinggi sejak 27 Agustus.
Penjualan ritel naik 0,7 persen bulan lalu, sebagian didorong oleh belanja kembali ke sekolah dan pembayaran subsidi kredit pajak untuk anak, sementara data untuk Juli direvisi turun.
Sebuah laporan terpisah menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran AS meningkat 20.000 menjadi 332.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 11 September. Para ekonom telah memperkirakan 330.000 klaim untuk minggu terakhir.
“Jika melihat angka penjualan ritel, itu cukup konstruktif, bahkan dengan revisi, jadi kami melihat dolar mendapat manfaat dari itu, terutama terhadap mata uang pendanaan seperti euro, franc Swiss, dan yen,” kata Bipan Rai, kepala analis valas Amerika Utara untuk CIBC Capital Markets di Toronto.
Berita itu dapat meningkatkan ekspektasi investor untuk pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan dan seberapa cepat bank sentral AS akan mulai mengurangi stimulus.
“Rasanya seperti kekhawatiran apa pun yang tersisa dengan ekonomi yang mendasarinya … itu sedikit terhanyut. Jadi, saat bergerak menuju The Fed minggu depan, bukti mendukung gagasan bahwa kita akan mendapatkan sinyal tapering (pengurangan pembelian obligasi) dari The Fed pada pertemuan tersebut,” katanya.
Pada hari Selasa (14/9), indeks dolar jatuh ke level terendah satu minggu di 92,321 setelah laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan. Indeks terendah untuk bulan ini adalah 91,941, pada tanggal 3 September ketika data penggajian mengecewakan.
Investor mencari kejelasan tentang prospek tapering dan suku bunga pada pertemuan kebijakan dua hari Fed yang berakhir pada hari Rabu (22/9).
Tapering biasanya mengangkat dolar karena menunjukkan The Fed selangkah lebih dekat ke kebijakan moneter yang lebih ketat.
Tapering juga berarti bank sentral akan membeli lebih sedikit aset utang, yang pada dasarnya mengurangi jumlah dolar yang beredar, yang pada gilirannya mengangkat nilai mata uang.
Dolar juga naik 0,3 persen menjadi 109,70 yen, setelah meluncur ke level terendah enam minggu di 109,110 yen di sesi sebelumnya.
Euro 0,4 persen lebih rendah pada 1,1766 dolar, franc Swiss juga jatuh terhadap dolar dan terakhir di 0,9263 franc per dolar. Di tempat lain, dolar Australia turun 0,5 persen pada 0,7296 dolar AS.
Sebelumnya, data menunjukkan tingkat pengangguran negara itu secara tak terduga turun menjadi 4,5 persen, tetapi biro statistik mengatakan perubahan itu mencerminkan penurunan tingkat partisipasi daripada penguatan pasar tenaga kerja.
Di pasar mata uang kripto, pergerakan dalam Bitcoin relatif tenang. Terakhir turun 0,9 persen pada 47.711 dolar AS. Ether berpindah tangan pada 3.589 dolar AS, turun 0,7 persen.
Bos AMC Entertainment Holdings Inc Adam Aron mengatakan dalam tweet minggu ini bahwa jaringan teaternya akan menerima Ether, Bitcoin dan Litecoin untuk pembelian tiket.
Beritamu.co.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) (IDX: DOID), melalui anak…
Beritamu.co.id - PT Unilever Indonesia Tbk (IDX: UNVR) menyampaikan Laporan Informasi atau Fakta Material…
Beritamu.co.id - Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (IDX:…
Beritamu.co.id - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) (IDX: EXCL) telah menyiapkan jaringan untuk…
Beritamu.co.id - Emiten bidang usaha Investasi dan jasa penunjang telekomunikasi, PT Sarana Menara Nusantara…
Beritamu.co.id - Emiten bidang usaha Metal and Alied Products, PT Citra Tubindo Tbk (IDX:…