Categories: Berita Pilihan

Menkes: Varian Lambda, Mu, dan C.1.2 belum ditemukan di Indonesia

Jakarta (BeritaMu.co.id) – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa varian-varian virus penyebab COVID-19 yang menjadi perhatian dunia saat ini, yakni lamda, mu dan C.1.2, belum ditemukan di Indonesia.

“Ketiga varian ini, baik varian lambda, varian mu, maupun varian C.1.2 belum ada di Indonesia,” ujar Menkes saat saat konferensi pers perpanjangan PPKM yang dipantau dari Jakarta, Senin.

Budi menjelaskan varian lambda pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020 yang sudah tersebar di 42 negara. Kedua, varian mu yang pertama kali muncul di Kolombia pada Januari 2021 dan sudah tersebar di 49 negara, sedangkan C.1.2 ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2021 dan telah menyebar ke sembilan negara.

Ketiga virus ini, kata dia, sedang dalam penelitian oleh tim ahli perihal bagaimana perilakunya, laju penularan, dan apakah bisa menghindar dari antibodi yang terbentuk secara natural atau vaksinasi.

“Dan sampai sekarang memang belum ada hasil riset yang pasti. Tetapi ketiga varian ini belum ada di Indonesia,” kata Budi.

Agar ketiga varian virus ini tidak masuk ke Indonesia, pemerintah memperkuat seluruh pintu masuk negara dengan memperketat proses karantina, baik melalui jalur udara, laut maupun darat.

Sebelumnya, pemerintah bergerak cepat mengantisipasi masuknya virus COVID-19 varian mu ke Tanah Air, dengan meningkatkan pengawasan di seluruh area pintu masuk ke Indonesia dari luar negeri.

Related Post

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate memastikan bahwa pengawasan dilakukan di seluruh pintu masuk, seperti bandara dan pelabuhan.

Pemeriksaan dilakukan secara Whole Genome Sequencing kepada seluruh WNI atau WNA yang memiliki riwayat perjalanan ke negara dengan tingkat penyebaran varian mu tinggi, seperti Kolombia, Jepang, India, Hong Kong dan Ekuador.

Uji Genome Sequencing ini merupakan upaya untuk mengetahui penyebaran mutasi virus SARS-Cov-2 penyebab COVID-19.

Johnny mengemukakan Indonesia sendiri sudah mampu menguji sekitar 1.866 Genome Squencing per bulan dari 21 jaringan laboratorium yang tersebar di sejumlah wilayah.

Jumlah tes tersebut, katanya, meningkat berkali-kali lipat ketimbang pada satu tahun lalu yang hanya mampu melakukan 340 tes Genome Squencing per bulannya.

Sejak Januari hingga Agustus 2021, Kemenkes sudah melakukan 6.161 tes Genome Squencing untuk mengidentifikasi varian baru SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Chavied Mardi

Wisata Blogger yang menyenangkan

Recent Posts

Apresiasi Stakeholders Pasar Modal Syariah Indonesia, BEI Selenggarakan Jogja Sharia Investor City 2024

Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…

13 mins ago

Sepekan Perdagangan, Kapitalisasi Pasar di BEI Tercatat Sebesar 12.063 Triliun, Turun 1,46% Dibanding Pekan Sebelumnya

Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan pada…

44 mins ago

Harga Tiket Pesawat Kapan Turun? Kemenhub: Segera Diumumkan jika Rekomendasinya Keluar

Beritamu.co.id – Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat yang terdiri dari Kementerian Koordinator…

1 hour ago

Dukung Keberlanjutan, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia Gandeng Bumi Baik untuk Tanam Pohon Trembesi di Waduk Brigif, Jagakarsa

Beritamu.co.id – Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak…

2 hours ago

BTech Bermitra dengan The University of Queensland, Dorong Inovasi dan Keberlanjutan di Bidang Teknologi Pertambangan

Beritamu.co.id - PT Bukit Teknologi Digital (BTech), anak perusahaan dan lini penelitian dan pengembangan…

5 hours ago

Ditutup di Level 7.161, IHSG Akhir Pekan Melemah -0,74 Persen

Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore akhir pekan ini, Jumat…

5 hours ago