Categories: Berita Pilihan

Indonesia sudah mampu uji 1.866 genome sequencing per bulan

Jakarta (BeritaMu.co.id) – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa Indonesia sudah mampu menguji sekitar 1.866 Genome Sequencing per bulan dari 21 jaringan laboratorium yang tersebar di sejumlah wilayah.

“Sudah ada 21 jaringan lab di Indonesia yang bisa melakukan testing yang sifatnya canggih. Setiap bulan kita sudah mampu melakukan 1.866 Genome Sequencing,” ujar Menkes Budi saat konferensi pers perpanjangan PPKM yang dipantau dari Jakarta, Senin.

Budi mengatakan jumlah tes tersebut meningkat berkali-kali lipat ketimbang pada satu tahun lalu yang hanya mampu melakukan 340 tes Genome Sequencing per bulan.

Sejak Januari hingga Agustus, Kemenkes sudah melakukan 6.161 tes Genome Sequencing untuk mengidentifikasi varian baru SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

“Kita juga memperkuat jaringan lab uji Genome Sequencing atau WGS agar kita bisa dengan cepat melakukan identifikasi dari varian baru ini,” kata dia.

Budi mengatakan salah satunya yang diuji yakni varian Delta yang berkarakteristik sulit untuk dikendalikan dan penularannya begitu cepat.

Related Post

Varian Delta ini, kata dia, terus menjalar ke pelosok dunia sehingga meningkatkan dan menjadikan lonjakan kasus di negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Israel dan Inggris.

“Juga meningkatkan kasus di negara Asia seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang mengikuti apa yang sudah terjadi di India dan Indonesia,” kata dia.

Untuk mencegah masuknya mutasi virus baru dari negara luar, Pemerintah memutuskan untuk memperkuat seluruh pintu masuk negara dengan melengkapi dan memperketat proses karantina baik melalui udara, laut, maupun darat.

Ada tiga varian yang menjadi perhatian pemerintah yakni virus Lambda (ditemukan di Peru), Mu (Kolombia), dan C.1.2 (Afrika Selatan). Ketiga virus ini akan menjadi perhatian serius pemerintah agar tak masuk ke Indonesia.

“Ketiga varian ini memang sedang dalam penelitian bagaimana perilakunya, laju penularannya, dan apakah mereka bisa menghindar dari antibodi yang terbentuk secara natural untuk vaksinasi dan sampai sekarang memang belum ada hasil riset yang pasti,” kata dia.*

Chavied Mardi

Wisata Blogger yang menyenangkan

Recent Posts

Dukung Keberlanjutan, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia Gandeng Bumi Baik untuk Tanam Pohon Trembesi di Waduk Brigif, Jagakarsa

Beritamu.co.id – Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak…

35 mins ago

BTech Bermitra dengan The University of Queensland, Dorong Inovasi dan Keberlanjutan di Bidang Teknologi Pertambangan

Beritamu.co.id - PT Bukit Teknologi Digital (BTech), anak perusahaan dan lini penelitian dan pengembangan…

3 hours ago

Ditutup di Level 7.161, IHSG Akhir Pekan Melemah -0,74 Persen

Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore akhir pekan ini, Jumat…

4 hours ago

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 Mencapai 2,48 Miliar Dolar AS

Beritamu.co.id - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober…

4 hours ago

Hadir di Ajang SIAL Interfood 2024, INDF Ajak Pelaku F&B ‘Kumpul Nyaman di Rumah Indofood’

Beritamu.co.id - SIAL Interfood, pameran internasional makanan dan minuman, kembali diselenggarakan di Indonesia bertempat…

5 hours ago

QRIS Jadi ‘Game Changer’ yang Mengubah Sistem Pembayaran di Indonesia

Beritamu.co.id - Dunia terus bertransformasi, dan sektor keuangan pun tak luput dari perubahan.  Perkembangan…

6 hours ago