Jakarta, BeritaMu.co.id – Mentalitas moneter ekstra longgar masih dominan di benak pelaku pasar pada perdagangan Senin (6/9/2021), sehingga bursa saham, rupiah, dan obligasi kompak menguat. Hari ini, perhatian pasar untuk sementara akan terfokus ke dalam negeri untuk mencari konfirmasi kuatnya arus modal asing dari cadangan devisa.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin kemarin ditutup menguat sangat tipis, sebesar 0,017 poin saja, ke level 6.126,938 jelang pengumuman perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia pada petang hari.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi naik tipis menjadi Rp 10,2 triliun, dengan 252 saham terapresiasi, 239 lain terdepresiasi dan 158 sisanya stagnan. Investor asing masih melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 342,8 miliar di pasar reguler.
Kenaikan IHSG terjadi bersamaan dengan mayoritas bursa utama Asia, di tengah kian yakinnya investor bahwa kebijakan moneter ekstra longgar di Amerika Serikat (AS) akan dipertahankan hingga akhir tahun ini mengingat data tenaga kerja masih belum memuaskan.
Di sisi lain, pelaku pasar juga meyakini bahwa penanganan pandemi di Indonesia terus membaik sehingga perpanjangan PPKM yang diumumkan petang kemarin (usai penutupan pasar) akan berujung pada pelonggaran aktivitas ekonomi dan bisnis di sektor non-esensial.
Benar saja. Pelonggaran diberikan di sektor industri jasa restoran dan pariwisata. Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tempat wisata di wilayah PPKM Level 3 akan dicoba untuk dibuka kembali, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan implementasi aplikasi ‘peduli lindungi.’
Selain itu, para pengunjung restoran diperbolehkan makan di tempat dengan waktu 1 jam, dan kapasitas keterisian sebanyak 50%. Pelonggaran diberikan menyusul kian membaiknya penanganan pandemi di Tanah Air.
Kementerian Kesehatan mengumumkan kasus baru Covid-19 per Senin kemarin tercatat bertambah 4.413 orang. Dalam seminggu terakhir, rata-rata pasien positif corona bertambah 7.884 orang/hari atau jauh lebih baik ketimbang rerata 7 hari sebelumnya yaitu 13.482 orang.
Kondisi tersebut membuat pelaku pasar global yakin menanamkan dananya di portofolio Indonesia. Aliran modal pun masuk sehingga mendorong penguatan rupiah. Melansir data Refinitiv, rupiah menguat 0,28% terhadap dolar AS ke Rp 14.220/US$, yang merupakan level terkuat sejak 15 Juni lalu.
Masuknya dana asing terjadi di pasar obligasi di mana imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun turun 3,2 basis poin (bp) ke 6,1%. Penurunan yield mengindikasikan kenaikan harga.
Selisih yield SBN di Indonesia yang masih besar sukses menarik investor asing di tengah buruknya rilis data tenaga kerja AS sehingga membuat ekspektasi tapering makin mundur. Tanpa tapering, mereka masih akan berlimpahan likuiditas untuk diputar di pasar negara berkembang.
Demikian berita mengenai Likuiditas Dunia Masih Melimpah, Pasar Tengok Cadangan Devisa, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210907052813-17-274128/likuiditas-dunia-masih-melimpah-pasar-tengok-cadangan-devisa
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pertemuan bilateral dengan Financial Supervisory Service (FSS)…
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…