Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, seperti yang dibayangkan sebelumnya, bahwa ternyata pasar obligasi tidak bergerak sama sekali kemarin (06/9). Transaksi juga tidak seperti biasanya, agak sepi, sehingga tidak memberikan dorongan terhadap pergerakan pasar.
Meskipun pergerakan pasar obligasi meskipun minim volatilitas, namun cenderung mengalami penurunan.
Hal ini yang membuat kami curiga, ada potensi pasar obligasi mengalami penurunan dalam jangka waktu pendek.
Menjelang lelang, kami melihat ada harapan bagi pasar obligasi untuk bertahan, namun apabila ternyata sentiment positive-nya tidak ada, kami cenderung melihat pasar obligasi berpotensi mengalami penurunan.
Untuk lelang hari ini, kami melihat pelaku pasar dan investor akan terlihat ragu untuk masuk ke dalam pasar obligasi, karena mereka masih ingin melihat keputusan Bank Sentral Eropa pada pekan ini.
Apalagi hari ini ada pertemuan Bank Sentral Australia juga, yang dimana tentunya menjadi perhatian meskipun bukanlah suatu hal yang menjadi prioritas. Namun arah kebijakan serta langkah langkah yang dilakukan akan menjadi pedoman bagi pasar untuk mendapatkan sebuah gambaran.
Total penawaran yang masuk mungkin akan lumayan, namun tidak wah, sehingga berkisar Rp 45 – 60 T. Meskipun besar harapan bagi pasar obligasi untuk mendapatkan total penawaran lebih dari itu. Total yang dimenangkan masih akan maksimal, mengingat imbal hasil berada di posisi yang cukup rendah saat ini.
Adanya pemangkasan tarif pajak penghasilan kami melihat tidak akan terlalu berpengaruh, karena meskipun memberikan sentiment positive jangka pendek bagi pasar obligasi, namun hal itu justru tidak terlihat pada perdagangan kemarin. Karena semua kembali lagi, adanya risiko investasi yang harus diimbangi dengan reward itu sendiri.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan bergerak flat dengan potensi melemah. Ikuti lelang menjadi salah satu rekomendasi kami,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (07/9/2021).
Adapun cerita di hari ini akan kita awali dari;
1.YOSHIHIDE SUGA
Sosok Suga sebagai Perdana Menteri Jepang memang merupakan sosok yang paling kontroversial ketika dirinya memutuskan untuk menjalankan Olimpiade Tokyo kemarin. Namun berita yang paling mengejutkan adalah bukan karena Suga menjalankan rencana tersebut, melainkan Suga berencana untuk mengundurkan diri pemirsa. Dirinya mengumumkan pengunduran diri tersebut karena merasa gagal dalam mengendalikan kenaikkan Covid 19 di Jepang, sehingga memberikan kesempatan kepada 2 mantan Menteri Luar Negeri untuk mengambil alih kepemimpinan Suga tersebut. Suga mengumumkan rencana pengunduran diri beberapa minggu sebelum terjadinya pemilihan umum. Tentu saja hal ini mengejutkan banyak pihak, Suga pun mengatakan bahwa dirinya tidak dapat melakukan kampanye pemilihan kembali sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal sembari berjuang melawan virus. Kedua hal tersebut membutuhkan energi yang besar, dan Suga mengatakan bahwa dirinya tidak dapat menjalankan keduanya. Siapapun yang menjadi pemimpin berikutnya dalam Partai Demokrat Liberal tersebut dipastikan akan mendapatkan dukungan karena dominasi partai dalam parlement. Pengunduran diri Suga memberikan harapan akan dukungan terhadap perluasan dukungan stimulus perekonomian, apalagi calon pengganti Suga, Fumio Kishida salah satu sosok yang mendukung lebih banyak stimulus untuk menopang perekonomian yang terluka akibat pandemic. Index Topix mengalami kenaikkan hingga 1.6%, dimana hal tersebut merupakan level tertinggi sejak 1991 bahkan di tengah situasi dan kondisi pandemic seperti ini. Apalagi seperti yang kita ketahui bahwa saham Jepang merupakan salah satu pemain terbaik di Asia, dan tidak hanya saham yang mengalami kenaikkan, namun Yen dan Obligasi Pemeirntah Jepang juga mengalami penurunan. Dan apabila ternyata pemilihan tersebut dimenangkan oleh sosok yang merupakan disukai oleh pasar, tentu hal ini akan menjadi salah satu titik balik bagi pergerakan saham dan obligasi, serta perekonomian Jepang untuk dapat bangkit dari Pandemi. Saingan dari Fumio adalah Taro Kono yang dimana dirinya akan berkonsultasi terlebih dahulu sebelum maju dalam bursa pemilihan. Kono dan Kishida keduanya memiliki pengalaman dalam melakukan negosiasi dengan Amerika, yang dimana merupakan satu satunya mitra dagang terbesar dengan Jepang. Suga ketika dilantik menjadi Perdana Menteri menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan Joe Biden ketika dirinya ingin membentuk sekutu yang kuat dalam melawan aggresi China. TIdak hanya Kono dan Kishida pemirsa, Shigeru Ishiba Mantan Menteri Pertahanan dan Sanae Takaichi Mantan Menteri Dalam Negeri juga akan mencoba meramaikan bursa pemilihan, dimana Takaichi ingin berusaha untuk menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai perdana Menteri. Kami melihat keputusan Suga saat ini dapat dikatakan tepat dan juga tidak. Suga sebagai salah satu penerus pekerjaan dari mantan Perdana Menteri sebelumnya, Shinzo Abe, merupakan salah satu sosok yang mendorong transformasi digital dalam Pemerintahan Jepang, namun kami melihat memang dukungan terhadap Suga mengalami penurunan setelah sebelumnya dirinya memaksakan untuk menjalankan olimpiade di Jepang yang mendorong penularan virus mengalami kenaikkan. Namun bagi Abe yang berada dalam anggota parlement, mengatakan bahwa pekerjaan Suga merupakan sesuatu yang mengagumkan. Suga memang telah banyak menerima kritik terkait dengan penanganannya terhadap pandemic, meskipun Suga berhasil mempertahankan jumlah kematian yang memiliki ratio terkecil dari antara negara maju lainnya. Pemilihan akan berlangsung di pada bulan November mendatang, persyaratan administrasi akan dimulai sebelum 21 October. Saat ini kepergian Suga dari pucuk kepemimpinan akan dipandang positif, setidaknya untuk saat ini. Apakah yang Suga lakukan salah dengan mendorong olimpiade? Sejauh ini tidak salah apabila penetrasi vaksin cepat dan penanganan terhadap pengendalian Covid 19 juga membaik. Namun masalahnya penetrasi vaksin yang lambat dan Olimpiade yang dipaksakan sehingga mendorong unjuk rasa membuat Suga kehilangan tempat sebagai Perdana Menteri. Dan apabila di lanjutkan, maka Partai Demokrat Liberal akan kehilangan kursinya di Majelis bawah. Strategi Suga untuk melakukan pembatasan tidak terlalu ketat memang membantu perekonomian untuk bertahan, namun masyarakat mulai kehilangan kesabarannya untuk menahan aktivitas. Suga mendorong stimulus tambahan dan program pinjaman dari Bank of Japan sehingga dapat menjaga kebangkrutan dan pengangguran pada tingkat yang sangat rendah, namun sudah hampir 1 tahun kurang, namun masih belum terlihat bahwa pandemic mengalami perbaikan dan ekonomi masih tetap berada di tempat yang sama. Memang Suga bukanlah seseorang yang seperti Abe yang dimana merupakan salah satu sosok yang kharimatik, sehingga mampu memimpin dengan visionarisnya khususnya terhadap perekonomian Jepang secara jangka panjang, namun Suga paham betul bagaimana cara melakukan transformasi terhadap pemerintahannya. Pengganti Suga diharapkan dapat memberikan stimulus lanjutan yang lebih besar untuk mendorong perekonomian mengalami kenaikkan untuk mengimbangi stimulus yang dilakukan oleh Bank Sentral Jepang. Namun tanpa Suga pun, kami yakin Jepang akan melakukan transformasi digital dan green economy untuk menopang perekonomiannya di masa yang akan datang karena ini merupakan koentji untuk mengalami kebangkitan.
2.KITA BISA!
Ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi tapering off seiring dengan pemulihan ekonomi Amerika Serikat dinilai lebih kuat dibandingkan dengan 2013. Tapering atau pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral yaitu dengan mengurangi stimulus ekonomi, diproyeksikan akan dimulai tahun ini oleh bank sentral Amerika. Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi di Amerika yang tengah berlangsung dan juga dikonfirmasi oleh data – data terkini. Kami melihat jika dibandingkan dengan sekarang ini, kondisi makroekonomi memang masih diselimuti dengan pandemi, namum perlahan mulai pulih. Jika mengacu pada pergerakan nilai tukar sejak awal tahun terdepresiasi sebesar 2,62%, dapat dikatakan lebih kuat jika dibandingkantahun 2013 sebelum tapering off nilai tukar terdepresiasi hingga 24%. Jika melihat sisi cadangan devisa, kondisi ekonomi Indonesia masih relatif lebih kuat untuk menghadapi tapering dibandingkan dengan 2013. Hal ini seiringan dengan besaran cadangan devisa pada tapering di 2013 sebesar US$99,4 miliar, sedangkan cadangan devisa Juli 2021 mencapai US$137,3 miliar atau setara dengan sekitar 8 bulan impor dan relatif aman karena standar tersebut setara 3 bulan impor. Indikator tersebut membuat Bank Indonesia juga lebih percaya diri dalam menghadapi dampak pada tapering off kali ini. Fed saat ini dinilai lebih transparan terhadap rencana kebijakan moneternya. Hal itu membuat negara-negara lain dan pasar bisa melakukan antisipasi. Tingkat suku bunga yang rendah, memberikan ruang yang cukup bagi Indonesia untuk menahan risiko tapering seperti aliran modal keluar asing atau capital outflow. Hingga saat ini, Bank Indonesia masih menahan suku bunga acuan atau 7DRRR di 3,5%. Sehingga jika ada upaya untuk menahan capital outflow, kita masih ada ruang untuk menaikkan suku bunga tanpa menyebabkan dampak lain dari kemungkinan terhambatnya sektor riil. Sehingga saat ini fokus dari pemangku kebijakan adalah mengupayakan pertumbuhan ekonomi dalam negeri, sehingga apabila suku bunga dinaikkan memiliki dampak yang tidak terlalu membebani pertumbuhan dari riil sektor. Meskipun kami juga percaya, bahwa The Fed belum akan menaikkan tingkat suku bunga meskipun stimulus akan dikurangi seperti yang di katakan oleh Powell. Namun tentu volatilitas akan terasa di pasar saat pengumuman terjadi yang dimana diperkirakan akan disampaikan pada pertemuan The Fed bulan ini. Kalaupun Taper Tantrum dimulai, kami melihat bahwa dampaknya masih akan terasa secara jangka pendek, sehingga akumulasi beli menjadi salah satu pilihan yang menarik ketika pasar mengalami koreksi. Kami hanya berharap bahwa pelaku pasar dan investor tidak melakukan tindakan berlebihan yang membuat pasar justru mengalami panic selling apabila hal itu terjadi, karena sejauh ini kami percaya bahwa kita telah belajar banyak dari kesalahan 2013 silam, apalagi saat ini komposisi asing dalam kepemilikkan surat utang juga lebih kecil dibandingkan pada tahun 2013. Dengan hanya memiliki porsi 22% dari total keseluruhan, kami melihat volatilitas dapat diredam, namun sejauh mana para regulator juga meningkatkan langkah langkah untuk mengantisipasi rencana tersebut.
https://pasardana.id/news/2021/9/7/analis-market-0792021-pasar-obligasi-berpotensi-melemah/
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Lembaga Keuangan…
Beritamu.co.id - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) kembali hadir dalam KPR BRI Property…
Beritamu.co.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) (IDX: DOID), melalui anak…
Beritamu.co.id - PT Unilever Indonesia Tbk (IDX: UNVR) menyampaikan Laporan Informasi atau Fakta Material…
Beritamu.co.id - Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (IDX:…
Beritamu.co.id - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) (IDX: EXCL) telah menyiapkan jaringan untuk…