Home Bisnis Investor Masih Cari Aman, Harga Mayoritas SBN Ditutup Menguat

Investor Masih Cari Aman, Harga Mayoritas SBN Ditutup Menguat

10
0
Inflasi RI Masih Moderat, Yield Mayoritas SBN Kembali Turun

Jakarta, CNBCIndonesia – Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Senin (6/9/2021) awal pekan ini, seiring kembali masuknya capital inflow di pasar keuangan Indonesia karena data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) pada Jumat (3/9/2021) pekan lalu cenderung mengecewakan.

Mayoritas investor kembali memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan melemahnya imbal hasil (yield). Hanya SBN bertenor 25 yang cenderung dilepas oleh investor dan mengalami penguatan yield-nya.

Yield SBN bertenor 25 tahun naik sebesar 0,2 basis poin (bp) ke level 7,154% pada hari ini. Sementara itu, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield SBN acuan negara berbalik melemah 3,9 bp ke level 6,093% pada hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Data penggajian AS pada periode Agustus yang dirilis pada Jumat pekan lalu dilaporkan sangat rendah, sehingga pelaku pasar cenderung kecewa dengan data tersebut dan membuat pelaku pasar kembali memburu pasar obligasi pemerintah RI pada hari ini.

Slip gaji per Agustus tercatat bertambah 235.000, atau jauh dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 720.000. Angka itu jauh dari capaian Juli yang mencapai 1,05 juta slip gaji.

Bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell telah menegaskan bahwa program pengurangan (tapering) pembelian obligasi di pasar sekunder baru akan dimulai setelah data tenaga kerja menguat.

Pasar obligasi pemerintah AS (Treasury) pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur memperingati Hari Buruh di AS. Dari dalam negeri, pelaku pasar saat ini masih menanti pengumuman Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah.

Baca Juga :  Peritel Ponsel Andalkan Penjualan & Layanan Online Saat PPKM

Ada kemungkinan PPKM masih akan diperpanjang, dengan banyak kebijakan pelonggaran yang diterapkan. Sebelumnya, pemerintah memutuskan perpanjangan PPKM dari 31 Agustus-6 September 2021, dengan tambahan wilayah aglomerasi yang masuk ke PPKM level 3, yakni Malang Raya dan Solo Raya.

Wilayah yang masuk level 4 turun dari 51 kabupaten/kota menjadi 25 kabupaten/kota. Namun, wilayah yang masuk ke level 3 naik dari 67 kabupaten/kota menjadi 76 kabupaten/kota, dan wilayah yang masuk ke level 2 naik dari 10 kabupaten/kota menjadi 27 kabupaten/kota.

Pasar akan mengantisipasi peluang pelonggaran yang diberikan untuk sektor-sektor non-esensial di kota besar Indonesia seperti pusat perbelanjaan, konstruksi, dan manufaktur. Namun, pemerintah pekan lalu menyatakan bersiap menghadapi gelombang ketiga pandemi, dengan varian ‘Mu’ atau B.1.621 virus Covid-19.

Varian ini diumumkan pada 31 Agustus lalu oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Kini, virus yang pertama kali ditemukan di Colombia ini telah menyebar ke setidaknya 39 negara.

Varian tersebut bermutasi dengan menunjukkan resistensi terhadap vaksin sehingga mereka yang telah divaksin atau yang berhasil mengalahkan infeksi Covid-19 sebelumnya masih bisa terpapar virus varian baru ini.

Bagaimana perkembangan ke depannya tentunya akan terus diamati oleh pelaku pasar, sebab penyebaran virus corona Delta saja masih berisiko membuat perekonomian global melambat, apalagi jika corona Mu ikut menyebar luas.

Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id

[]

(chd/chd)

Demikian berita mengenai Investor Masih Cari Aman, Harga Mayoritas SBN Ditutup Menguat, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210906181737-17-274087/investor-masih-cari-aman-harga-mayoritas-sbn-ditutup-menguat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here