Jakarta, BeritaMu.co.id – Rupiah sukses mempertahankan penguatan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (3/9/2021). Meski tipis, tetapi penguatan hari menandai dominasi rupiah terhadap dolar AS di pekan ini. Dalam 5 hari perdagangan, rupiah hanya melemah sekali saja.
Melansir data dari Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat tipis 0,04%, kemudian menguat 0,14% di Rp 14.250/US$.
Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.260/US$, menguat 0,07% di pasar spot. Level tersebut merupakan penutupan terkuat dalam 10 pekan terakhir, dan dalam sepekan rupiah mampu menguat 1,08%.
Indeks dolar AS yang terus mengalami tekanan sejak Jumat pekan lalu sempat bangkit pada perdagangan Rabu (1/9/2021) berusaha “menikung” membalikkan arah. Tetapi pada akhirnya indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini kembali melemah 0,2% di hari Rabu, dan berlanjut merosot 0,24% kemarin. Padahal data klaim tunjangan pengangguran menunjukkan penurunan kemarin.
Hingga Kamis kemarin, indeks dolar AS sudah turun dalam 5 hari perdagangan beruntun. Bahkan jika melihat lebih ke belakangan, dalam 10 hari perdagangan turun sebanyak 9 kali. Artinya dolar AS sedang lemah, letih, dan lesu.
“Klaim tunjangan pengangguran lebih baik dari ekspektasi, tetapi itu tidak membuat pelaku pasar merubah pandangannya, atau laju tapering atau bagaimana rilis data tenaga kerja hari Jumat. Itu masih dalam rentang estimasi,” kata Marshall Gittler, kepala riset investasi di BDSwiss, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (2/9/2021).
Penurunan indeks dolar AS bahkan masih berlanjut sore ini, meski tipis 0,04%.
Pelaku pasar menanti rilis data tenaga kerja AS malam ini yang bisa memberikan gambaran kapan bank sentral AS (The Fed) akan melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).
Hasil survei Reuters menunjukkan data non-farm payrolls (NFP) atau penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian, yang diperkirakan sebanyak 750.000 orang di bulan Agustus. Kemudian tingkat pengangguran diprediksi turun menjadi 5,2% dari sebelumnya 5,4%. Selain itu ada juga rata-rata upah per jam.
“Melihat pergerakan dolar AS, pelaku pasar kini melihat NFP kemungkinan di bawah ekspektasi, di kisaran 550.000 hingga 600.000,” kata Chris Weston, kepala riset di Papperstone, perusahaan pialang di Melbourne yang dikutip Reuters.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Virus Corona Mu Bikin Was-Was
Demikian berita mengenai Rupiah Superior! Capai Level Terkuat Dalam 10 Pekan Terakhir, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210903152217-17-273512/rupiah-superior-capai-level-terkuat-dalam-10-pekan-terakhir
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…
Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…
Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…