Jakarta, BeritaMu.co.id – Indeks harga rumah (house price index/HPI) di kawasan Asia-Pasifik tercatat melonjak di kota-kota besar di kawasan tersebut pada semester I tahun 2021, didorong oleh rendahnya suku bunga acuan di beberapa negara di kawasan Asia-Pasifik dampak dari pandemi virus corona (Covid-19).
Optimisme juga meningkat ketika tingkat vaksinasi sudah mulai meningkat dan beberapa negara bergerak menuju pemulihan pasca-Covid-19.
Beberapa analis pun berpendapat bahwa kenaikan harga rumah juga didorong oleh semakin banyaknya perusahaan yang beralih ke model kerja hibrida atau working from home (wfh), dan membuat permintaan pembelian rumah cenderung meningkat.
Panasnya pasar properti di beberapa kota Asia-Pasifik telah menimbulkan ekspektasi bahwa pemerintah akan mulai melakukan intervensi dengan cara membatasi permintaan pembelian perumahan, seperti kebijakan fiskal atau moneter.
Seperti di Korea Selatan, bank sentral Negeri Ginseng (Bank of Korea) mulai menaikan suku bunga acuannya untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir pada periode Agustus. Hal ini membuat beberapa analis mengaitkan langkah tersebut dengan kenaikan harga rumah dan meningkatnya tingkat utang.
Berikut kenaikan indeks harga rumah (HPI) di kawasan Asia-Pasifik per 30 Juni 2021.
Secara rata-rata, pertumbuhan tahunan HPI di kawasan Asia-Pasifik berada di level 6,4% (year-on-year/YoY), peningkatan tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Namun sayangnya di Indonesia yakni di Jakarta, kenaikan HPI masih cenderung tipis-tipis, yakni mencapai 0,8% sepanjang semester I-2021.
Hal ini membuat posisi HPI di Indonesia berada di posisi ke-16 dari 18 kota-kota besar di Asia-Pasifik yang mengalami kenaikan HPI. Indonesia hanya menang dari kota Delhi India, dan Bangkok Thailand.
Di lain sisi, analis dan agen penjual real estate mengatakan adanya persaingan ketat antara pembeli rumah, yang mengarah ke perang penawaran dan penawaran tunai setinggi langit jauh melampaui penilaian pasar.
Sean Coghlan, Direktur Global Penelitian dan Strategi Pasar Modal di JLL, mengatakan “ada lebih banyak calon pembeli daripada peluang di pasar, menciptakan proses penawaran yang lebih intens,” kata Coghlan, dikutip dari CNBC International.
Coghlan pun menambahkan bahwa pihaknya telah melihat kenaikan yang cukup signifikan di segmen properti residensial dan logistik, khususnya di daerah sekitar tempat tinggalnya.
“Persaingan yang lebih besar membuat para pemodal bergabung untuk menaikkan harga,” tambah Coghlan.
Pasar perumahan ‘on steroids’
Seorang agen properti yang berbasis di Singapura menggambarkan pasar perumahan di Asia-Pasifik saat ini dalam mode ‘on steroid’.
“Beberapa pembeli bahkan tidak melihat bentuk dan isi rumahnya, kemudian mereka memasukkan penawaran setelah melihatnya dari luarnya saja atau hanya melihat dari video tur rumah,” kata Kenneth Tan dari PropertyLimBrothers, agen real estate yang berbasis di Singapura, dilansir dari CNBC International.
Penawaran telah begitu ramai, di mana mereka mereka telah menarik penawaran tunai hingga mencapai 800.000 dolar Singapura (sekitar US$ 595.000), lebih dari penilaian harga resmi untuk properti dengan harga lebih dari 3 juta dolar Singapura (US$2,2 juta).
Bagi mereka yang memiliki valuasi lebih dari 1 juta dolar Singapura, agensinya telah menerima penawaran tunai tambahan hingga 80.000 dolar Singapura.
“Penawaran tunai juga meningkat, biasanya untuk properti antara 4 juta dolar Singapura hingga 8 juta dolar Singapura,” kata Tan.
Akankah kenaikan indeks harga rumah akan berlanjut?
Melesatnya HPI di Asia-Pasifik sebagian besar disebabkan oleh suku bunga rendah, kebijakan moneter yang longgar, dan distribusi kekayaan yang tidak merata selama pandemi.
“Harga rumah kemungkinan akan terus meningkat seiring dengan pendapatan dan kekayaan, kecuali jika ada intervensi pemerintah untuk mengurangi daya tariknya sebagai penyimpan nilai,” kata Regina Lim, head of capital markets research di JLL Asia-Pacific kepada CNBC International.
Sementara itu, Selandia Baru juga diperkirakan akan menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat. Namun hal ini dapat saja tidak terjadi dalam waktu dekat, jika negara tersebut belum mampu mengendalikan Covid-19, di mana kondisi terbaru yakni varian Delta memicu sekelompok infeksi yang meluas.
Seperti halnya Korea Selatan, beberapa analis memperkirakan kenaikan suku bunga acuan di Selandia Baru karena naiknya harga rumah di negara tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Indeks Harga Rumah Asia-Pasifik Melesat nih, RI Nomor Berapa?, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210903141351-17-273495/indeks-harga-rumah-asia-pasifik-melesat-nih-ri-nomor-berapa
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…
Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…
Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…
Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan pada…
Beritamu.co.id – Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat yang terdiri dari Kementerian Koordinator…
Beritamu.co.id – Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak…