Categories: Bisnis

Antisipasi Tapering, Bappenas: Ekonomi Indonesia Sudah Lebih Baik

Beritamu.co.id, JAKARTA – Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti menilai ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi tapering off, seiring dengan pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS), akan lebih kuat dibandingkan dengan 2013.

Tapering, atau pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral dengan mengurangi stimulus ekonomi, disinyalkan akan dimulai tahun ini oleh bank sentral AS Federal Reserve (Fed) seiring dengan pemulihan ekonomi.

“Kalau dibandingkan dengan sekarang ini, kondisi makroekonomi walaupun masih pandemi, ini sudah mulai pulih. Nilai tukar dalam kondisi melemah hanya 2,62 persen. Sementara di 2013 sebelum tapering off nilai tukar melemah sampai 24 persen,” jelas Amalia pada diskusi bersama rekan media di kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Kamis (2/9/2021).

Di sisi cadangan devisa pun, tambah Amalia, kondisi ekonomi Indonesia masih relatif lebih kuat untuk menghadapi tapering dibandingkan dengan 2013. Pasalnya, cadangan devisa pada tapering di 2013 hanya sebesar US$99,4 miliar, sedangkan kini cadangan devisa Juli 2021 mencapai US$137,3 miliar.

“Sekarang kita punya cadangan devisa US$137,3 miliar, yang setara dengan sekitar 8 bulan impor. Ini relatif aman karena standar itu setara 3 bulan impor,” jelasnya.

Amalia menilai indikator perekonomian tersebut membuat Indonesia lebih percaya diri dalam menghadapi normalisasi kebijakan moneter AS.

Apalagi, kini The Fed dinilai lebih transparan terhadap rencana kebijakan moneternya, misalnya kapan akan melakukan tapering off. Hal itu membuat negara-negara lain dan pasar bisa melakukan antisipasi.

Related Post

Tingkat suku bunga yang rendah, kata Amalia, juga memberikan ruang yang cukup bagi Indonesia untuk menahan risiko tapering seperti aliran modal keluar asing atau capital outflow. Hingga saat ini, BI masih menahan suku bunga acuan atau BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) di 3,5 persen.

“Sehingga kalau seandainya ada upaya untuk menahan capital outflow, kita masih ada punya ruang untuk menaikkan suku bunga tanpa menyebabkan dampak lain dari kemungkinan terhambatnya sektor riil. Jadi ini sudah kita timbang-timbang,” katanya.

.
. :

.
Beritamu.co.id . Follow sosial media kami
.

sumber : https://ekonomi.bisnis.com/read/20210903/9/1437338/antisipasi-tapering-bappenas-ekonomi-indonesia-sudah-lebih-baik

alfian nadlor

Blogger yang suka mendesain

Recent Posts

Robi Cahyadi Tambah Investasi Sahamnya di TOSK

Beritamu.co.id - Robi Cahyadi selaku Komisaris PT Topindo Solusi Komunika Tbk (IDX: TOSK) telah…

16 mins ago

David Yaory Tambah Investasi Sahamnya di DGWG

Beritamu.co.id - David Yaory selaku Direksi dan juga Pengendali PT Delta Giri Wacana Tbk…

47 mins ago

Pola Transaksi Saham EURO, JARR, dan TAYS Masuk UMA

Beritamu.co.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mencermati pergerakan harga Saham PT Estee Gold Feet…

2 hours ago

Suspensi Perdagangan Saham LIFE Kembali Dibuka

Beritamu.co.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa penghentian sementara (suspensi) atas perdagangan Saham…

2 hours ago

Film Jadi Pilar Ekonomi Baru, Amar Bank Lirik Potensi Industri Perfilman Nasional melalui Kemitraan di JAFF Market 2025

Beritamu.co.id – PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) (IDX: AMAR) kini mulai melirik industri…

3 hours ago

Defisit USD6,7 Miliar, Neraca Pembayaran Perlu Dukungan Surplus Transaksi Modal dan Finansial

Beritamu.co.id - Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II-2025 tetap terjaga. Di sini, NPI mencatat…

3 hours ago